eQuator.co.id – JOGJA-RK. Tsunami yang menerjang Banten dan Lampung Selatan turut menyisakan duka bagi grup band Seventeen. Para personel grup band asal Jogjakarta turut menjadi korban. Hingga informasi terakhir dari seluruh personel hanya sang vocalis Riefian Fajarsyah atau Ifan yang dinyatakan selamat.
Irfan Govinda, sahabat dari Ifan mengatakan saat ini dirinya sedang membantu proses evakuasi korban tsunami tersebut. “Mohon maaf kami tidak bisa memberi keterangan apa pun pada pers karena masih membantu proses evakuasi dan pengantaran jenazah yang berasal dari luar Banten,” katanya ketika dihubungi Rakyat Kalbar, Minggu (23/12) malam.
Bila ada yang ingin ditanyakan, silahkan kirim pesan saja. “Saya akan jawab setelah proses evakuasi selesai,” sambung Irfan.
Tragedi tsunami tersebut, sang basis Muhammad Awal Purbani, gitaris Herman Sikumbang dan road manager Oki Wijaya dinyatakan meninggal dunia. Sementara drummer Andi Windu Darmawan masih dalam pencarian. Adapula seorang kru bernama Ujang dan istri Ifan, Dylan Sahara yang belum diketahui kabarnya.
“Dapat info dari Mas Ifan, kalau mas Reza selamat tapi ada yang meninggal, Bani dan Oki. Nomernya (Reza) saya whatsapp, telepon dan sms tidak nyaut,” ujar adik manajer Seventen Reza Prihadi, 36, Andi Rahadian, 26, ditemui di kediamannya Perumahan Green House Prawirotaman, Jogja, Minggu (23/12).
Kabar kepastian ini datang dari sang istri Nova Achyar, 36. Nova akhirnya berhasil menghubungi Ifan pukul 07.00. Kepada Nova, Ifan memastikan bahwa kondisi Reza selamat. Hanya saja, bapak dua anak tersebut mengalami luka di kepala dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Andi menuturkan kakak iparnya sempat berbincang dengan Reza. Pernyataan Ifan dikuatkan unggahan video insta story milik Ifan. Terlihat Ifan menjelaskan kronologi singkat dan keadaan Seventen saat ini. Dia dan Reza selamat meski dalam kondisi syok.
“Di video itu kakak saya diperban kepalanya, duduk dibelakang Ifan. Ibu (Enung Nurhayati, 58) menangis terus semalaman, tapi setelah mendapat kabar dari istri mas Reza dan melihat video sudah lebih tenang. Kontak terakhir dengan mas Ifan katanya jam 08.30 tadi (kemarin),” katanya.
Andi menuturkan awalnya tidak percaya Seventeen menjadi korban. Informasi awal justru dia dapatkan dari postingan pentolan grup musik Endank Soekamti, Erix Soekamti. Dia teringkat beberapa personel dan manajemen sempat mengunggah beragam video.
“Saat soundcek mengambil video suasana pantai dan jaraknya cukup dekat. Kalau lihat video saat tsunami terjadi datangnya juga dari belakang panggung,” ujarnya.
Terkait perkembangan terbaru, Andi belum bisa memastikan. Hanya saja personel dan manajemen yang selamat telah dievakuasi ke klinik setempat. Andi juga terus menjalin komunikasi dengan manajemen Seventeen yang berada di Jakarta.
Dia juga belum bisa memastikan kepulangan sang kakak. Ini karena sejak Seventeen pindah homebase Jakarta, kakaknya berdomisili di Bogor. Besar kemungkinan Reza akan pulang ke kediamannya dulu di Bogor baru ke Jogjakarta.
“Info terbaru manajemen Seventeen sudah melakukan penjemputan. Tapi memang tidak mudah masuk ke lokasi karena beberapa ruas jalan masih ditutup.
Humas BNPB Sutopo membenarkan grup musik Seventeen turut menjadi korban. Berdasarkan data yang dia himpun, jarak antara panggung dan bibir laut hanya 3 sampai 4 meter. Saat tsunami terjadi memang tidak ada peringatan. Bahkan gempa sebagai penanda awal tsunami juga tidak ada.
“Acara family ghatering PLN di Tanjung Lesung Pandeglang Banten. Jarak panggung dengan laut dekat sekali, kisaran 3 sampai 4 meter. Tanpa ada peringatan dan tanda-tanda langsung menerjang dari belakang panggung,” jelasnya.
Dari data, jumlah pengunjung kala itu mencapai 260 orang. Sebanyak 157 orang dinyatakan selamat, 14 orang meninggal dunia dan 89 orang belum ditemukan. Terkait 89 orang, dia menduga antara hilang atau belum bisa dihubungi. “Masih upaya pencarian oleh personel gabungan di lokasi kejadian,” katanya.
Laporan: Bangun Subekti, Jawa Pos/JPG