Sesuaikan Diri dengan Revolusi Industri 4.0

Ilustrasi Industrial Internet of Things / Getty Images

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sejauh ini, dunia sudah melewati tiga kali revolusi di bidang perindustrian, yakni serba mekanik, produksi massal, dan komputerisasi. Kini sudah memasuki yang keempat, disebut Revolusi Industri 4.0.

“Revolusi Industri 4.0 ini sesuatu yang bersifat global. Tidak bisa dibendung atau dihindari. Kita hanya bisa menyesuaikan diri untuk menyambutnya,” kata H Suriansyah, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Selasa (9/7).

Menurut Suriansyah, Revolusi Industri 4.0 sangat memungkinkan pekerja siap pakai atau memiliki tenaga terampil dalam hal yang sesuai dengan kemampuan dengan yang dibutuhkan. Ini dihadapkan pada keadaan tenaga kerja di Kalbar yang kurang terlatih dan terdidik.

“Itu menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Provinsi, untuk segera menyiapkan generasi-generasi muda dan pelaksana dari pemerintahan, pelaku usaha dan lain-lain untuk mengimbangi Revolusi Industri 4.0,” paparnya.

Kemungkinan, tambah dia, revolusi industri terkini ini tidak terbatas. “Kita ambil sisi positifnya saja. Soal sisi negatifnya seperti ketidaksiapan sumberdaya manusia kita, menjadi tantangan pemerintah untuk menyiapkannya,” tukasnya.

Menyiapkan sumberdaya manusia yang ramah terhadap Revolusi Industri 4.0 ini, menurut Suriansyah, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Namun harus kita hadapi dengan optimis,” ajaknya.

Beberapa orang, ungkap Suriansyah, terutama kaum millenial sangat baik memanfaatkan Revolusi Industri 4.0, misalnya menggunakan aplikasi-aplikasi, seperti Media Sosial (Medsos) dan lainnya. Di mana mereka merupakan tenaga kerja potensial untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Sebagai regenerasi tenaga kerja sebelumnya yang tidak mampu menyesuaikan diri.

“Pemerintah juga mesti menyediakan pekerjaan untuk tenaga yang tergerus Revolusi Industri 4.0 ini. Mereka harus pandai menempatkan posisinya di mana karena bagaimana pun juga Revolusi Industri 4.0 tetap membutuhkan buruh-buruh untuk mendukungnya. Walaupun tenaga kerja yang bbebas dari internet ini akan menjadi terbatas, tetap saja masih dibutuhkan,” katanya.

Suriansyah mengatakan, seluruhnya ini tidak dapat dimungkiri sudah cukup banyak tenaga kerja yang tergerus karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan Revolusi Industri 4.0. “Sebagai contoh, di lingkungan DPRD saja masih ada pegawai yang tidak melek teknologi internet,” tutupnya.

 

Reporter: Gusnadi

Redaktur: Andry Soe