Seribu Senggayong akan Pecahkan Rekor MURI

BUKU SENGGAYONG : Kabag Humas dan Protokol Setda Kayong Utara, Jumadi Gading memperlihatkan buku tentang Senggayong, di ruang kerjanya. Istimewa for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – KAYONG UTARA-RK. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara berencana untuk memecahkan rekor MURI melalui permainan seribu Senggayong, alat musik asal Kayong Utara yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia beberapa waktu lalu di Jakarta.

Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Kayong Utara, Jumadi Gading menjelaskan, Senggayong merupakan satu di antara WBTB yang hampir punah.

“Senggayong ini ada gawai yang tertunda, dan itu sudah saya sarankan di tahun anggaran depan (2020.red). Misalnya, kita akan bermain 1000 senggayong guna memecahkan rekor MURI,. Tujuan kita, agar dapat memperkenalkan Senggayong secara luas kepada masyarakat Indonesia,” terang Jumadi Gading yang pernah menjabat sebagai Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kayong Utara, Rabu (21/8) di ruang kerjanya.

Ia menambahkan, kegiatan tersebut bisa saja dengan membuat konser senggayong, baik berupa senggayong tradisional sampai senggayong yang dipadukan dengan alat musik moderen, atau musik Melayu. Sebab selama ini sudah ada lagu yang dibuat nada Senggayong dan telah dipadukan dengan alat musik Melayu itu sendiri.

Selain itu, sambung Jumadi, setelah ditetapkannya Senggayong WBTB Nasional, ia berwacana akan menjadikan pelajaran Muatan Lokal di Sekolah. Tentu terlebih dahulu berkoordinasi bersama Dinas Pendidikan di bidang Pendidikan Dasar.

“Senggayong ini diharapkan dapat dimasukan ke sekolah-sekolah. Agar dapat dikenal oleh anak-anak kita. Selain itu, kami juga berharap ke depan program seniman masuk sekolah dapat mengkaver ini. Kalu pun tidak, ke depan kami minta kepada Dinas Pendidikan terutama di bidang Kebudayaan untuk membuat workshop Senggayong. Tentunya yang diundang itu pelajar-pelajar kita,” ungkapnya.

Dengan harapan, adanya workshop tersebut pelajar-pelajar dapat belajar bagaiman cara memainkan hingga bagaimana cara membuatnya. Walaupun saat ini sudah ada pelajar yang bisa membuatnya, terutama di Dusun Tantung Belimbing, Desa Panggalan Buton.

Namu kata dia, jika untuk pemilihan Senggayong yang sesuai dengan bunyinya menjadi ciri khas, tentu memiliki cara tersendiri.

Senggayong ini diharapkan dapat diwariskan kepada anak cucu. Harapannya, Indonesia dapat mengetahui kesenian bambu tradisonal selain angklung yang lebih dulu dikenal.

“Harapan kita bukan hanya masyarakat Kayong Utara, Kalimantan Barat saja yang tahu senggayong ini. Namun kita berharap masyarakat Indonesia dapat mengetahui alat musik tradisional terbuat dari bambu,” tutupnya.

 

Reporter: Kamiriluddin

Redaktur: Andry Soe