eQuator.co.id – Yommi Hamada, nekat terjun ke dunia usaha sekitar tahun 2013. Yakni sejak dirinya memutuskan berhenti sebagai karyawan di sebuah perusahaan.
Kendati dari kecil, cita-cita perempuan yang aktif di komunitas Indorunners Pontianak dan menjadi volunteer lepas di Gerakan Senyum Kapuas ini ngebet jadi konglomerat, yang bahkan semakin menguat sampai dirinya duduk di bangku kuliah. Namun karena tuntutan orangtua yang mengharuskannya untuk kerja dan mencari modal sendiri dulu, akhirnya dia patuhi.
Namun sebagai karyawan tentu tidaklah terlalu mengenakkan. Sampai suatu ketika dia berhenti dengan alasan mau membuka lapangan pekerjaan baru untuk orang lain.
Karena pada awalnya Yommi belum memiliki ilmu bisnis dan kemahiran, dia pun beberapa kali mengecap kata bangkrut. Bangkrut yang terakhir dia rasakan tahun lalu saat berbisnis bonsai hias akrilik. Yang ternyata harga baku dan harga jual bonsai akrilik tersebut tidak berimbang dengan pasaran konsumen di Kota Pontianak serta sulitnya mencari partner kerja yang punya keahlian khusus.
Nyaris putus asa, namun dia disadarkan kembali dengan cita-cita kecilnya yang ingin menjadi konglomerat. Singkat cerita, dia membuat suatu bisnis baru yang menyediakan sepatu khusus bayi yang diberi nama “Fokadoka”.
Lebih lanjut seperti apa usaha yang dijalankannya ini. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Bisa Anda jelaskan seputar profil usaha “Fokadoka” yang dijalankan?
-Fokadoka ini baru buka sekitar 4 bulan lalu, tepatnya pada 19 Januari 2016 untuk launching perdananya. Fokadoka ini merupakan usaha rekanan bersama teman saya yang bernama Aysh Fitaloka.
Nama Fokadoka itu diambil dari kata tengahnya kado. Jadi bisa juga dimaknai kado atau souvenir untuk bayi-bayi yang baru lahir. Karena target pasar kita, sepatu rajut bayi Fokadoka itu, mulai dari yang baru lahir sampai umur satu tahun atau yang belum bisa jalan di tanah.
Dan lagi, pengulangan kata Fokadoka yang lucu, hehe. Untuk kata Fo-nya diambil dari nama owners satunya yakni Mbak Fitaloka.
+Di mana alamat lengkap usaha Anda ini?
-Saat ini kami masih konsentrasi dalam menghasilkan produk sepatu rajut untuk bayi. Fokadoka masih online shop. Bisa dilihat produk-produk kami di Insta Gram @fokadoka. Biasa juga di Facebook dengan akun pribadi Yommi Hamada.
Untuk workshopnya di Siantan. Alamat pemasarannya di Jalan Putri Candramidi. Karena kita online shop, jadi transaksi kita banyak via online, barangnya COD untuk wilayah Pontianak, untuk di luar Pontianak kita menggunakan jasa ekspedisi.
+Apa yang menurut Anda produk Fokadoka ini berbeda dengan produk kebanyakan lainnya?
-Yang membedakan dari produk lainnya, karena ini sepatu bayi tetapi dari rajutan. Sudah pasti ini handmade, kita menggunakan bahan cotton dan soft cotton yang aman untuk bayi dan bikin nyaman. Sepatu ini akan menghangatkan di waktu musim dingin, tetapi tidak panas jika dipakai di musim panas.
Sepatu rajut bayi Fokadoka juga banyak modelnya. Setiap bulan kami keluarkan model baru dan kami sesuaikan dengan temanya. Kelebihannya lagi, selain model-model yang telah diproduksi rutin oleh Fokadoka, customers juga bisa custom (pesan selera) baik model, warna ataupun ukuran sepatunya.
+Apa-apa saja model yang Anda tawarkan?
-Model-model yang sudah pernah diproduksi, dari flat shoes untuk bayi cewek maupun cowok. Ada juga model boot, model sepatu karakter serta edisi sneakers. Dan masih banyak model-model lainnya yang bisa dilihat di galery kita di IG @fokadoka.
+Berapa harga yang Anda tawarkan dari setiap varian produk Fokadoka?
-Harga jualnya dari mulai Rp65 ribu sampai Rp100 ribu. Tergantung model dan custom dari customers.
+Dari banyak usaha, kenapa Anda memilih usaha di bidang ini?
-Pertama, karena memang passion saya di dunia kerajinan tangan, bisa ngerajut ini memang termasuk jadi impian saya beberapa tahun lalu dan baru diwujudkan Allah SWT.
Secara khusus, ngambil sepatu bayi karena banyak teman-teman saya yang pada lahiran. Jadi bisa buat kado, hehe. Dan menurut saya, sepatu rajut bayi itu lebih unik dari sepatu-sepatu bayi buatan pabrik. Belum lagi dengan kelebihan-kelebihan yang sudah saya jabarkan.
+Selama menjalani usaha ini, apa kira-kira yang menjadi kendala Anda?
-Saya masih terus belajar. Kendalanya mungkin belum banyak yang tahu saja. Dan untuk tenaga kerja kita kekurangan. Karena kalau pas orderan banyak, kita masih kewalahan.
Kemudian, untuk bahan baku juga. Untuk yang soft cotton kita mesti order dari Pulau Jawa, yang kadang kekurangan untuk warna-warna benangnya kalau custom.
+Kalau boleh tahu berapa rata-rata omzet yang Anda hasilkan?
-Rata-rata masih Rp500 ribu-Rp1 juta. Karena masih baru dan belum banyak yang tahu. Ini juga menjadi “PR” untuk saya bersama tim bagaimana Fokadoka menjadi lebih dikenal luas di masa mendatang.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe