Sepakati Satu Nama Cawapres

TGB Mundur dari Demokrat

eQuator.co.idJakarta-RK. Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan enam ketua umum partai pengusung yang digelar di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (24/7) malam, menguatkan soliditas koalisi. Apapun keputusan terkait wakil presiden yang dipilih mendampingi Jokowi, keenam partai sepakat akan tetap bersama.

“Apapun yang terjadi koalisi ini akan tetap mengusung Pak Jokowi pada tahun 2019 mendatang,” kata Ketua Umum Partai PPP, Romahurmuziy, usai pertemuan.

Meskipun keenam partai sudah sangat solid, Romi menegaskan jika koalisi masih membuka ruang bagi partai lain untuk masuk. Hanya saja, ada batasan-batasan tertentu yang mungkin ditetapkan. Seperti harus menyesuaikan dengan kesepakatan enam partai.

“Tentu ada limitasi, ada waktu yang nantinya kita tetapkan dan perlu tidak perlu kita umumkan kapan deadline,” imbuhnya.

Soal cawapres Jokowi, politisi yang akrab disapa Romi itu menyebut keenam partai juga sudah sepakat dengan satu nama. Hanya saja, dia enggan membeberkan sosok seperti apa yang potensial dipilih. Romi menuturkan, pengumumannya diserahkan kepada presiden langsung. Termasuk  terkait kapan waktunya. Namun dia mengisyaratkan tidak dilakukan dalam waktu dekat.

“Kita memberikan kehormatan kepada Presiden Jokowi untuk pada saatnya mengumumkan,” imbuhnya.

Pernyataan itu juga diamini Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Politisi yang juga menjabat Menteri Perindustrian itu mengarakan semua partai sudah menyepakati bahwa mekanismenya diserahkan ke presiden.

“Yang jelas kita semua sudah bulat.” Kata dia.

Pertemuan Senin malam lalu sendiri dipastikan bukan yang terakhir. Rencananya, pada awal Agustus jelang pendaftaran Pilpres, enam partai koalisi akan kembali melakukan pertemuan serupa.

Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, segala skema pada posisi capres-cawapres pendamping Jokowi sangat terbuka. Tak terkecuali jika pendamping jokowi berasal dari kalangan non partai pengusung.

Idrus menuturkan, semua partai pasti ingin utusannya yang dipilih sebagai wakil Jokowi. Hanya saja, di atas itu semua, soliditas koalisi menjadi hal yang utama. Oleh karenanya, jika calon dari non partai yang dipilih, itu bukan masalah.

“Dari luar parpol (tidak masalah). Tapi itu dibicarakan dengan baik dan ada penjelasan yang betul-betul rasionable pasti solid,” ujarnya, di istana kepresidenan, Bogor, kemarin (24/7). Golkar sendiri, lanjutnya, tidak akan mempersoalkan jika Airlangga tidak dipilih menjadi cawapres Jokowi.

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) mengapresiasi sikap para ketum partai yang ingin menjadi cawapres. Mereka semua legowo dengan apa yang sudah disepakati.

“Mereka ketawa-ketawa, tidak ada yang merasa berat. Cair semua,” terang dia. Menurut dia, sikap itu mencerminkan sosok negarawan dan tokoh nasional para ketum partai.

Terkait dengan satu nama yang akan menjadi pendamping Jokowi, OSO juga enggan membocorkannya. Enam ketum partai yang datang sepakat tidak akan membocorkan kandidat cawapres. Nanti, lanjut dia, nama cawapres akan diumumkan sendiri oleh Jokowi.

Politisi yang juga pengusaha itu juga tidak mau membocorkan apakah sosok itu ketum partai atau dari luar partai. “Kalau saya sebut dari internal partau atau luar partai, itu sama saja saya membocorkan,” tutur tokoh nasional dari Kalbar itu, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan kemarin.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, setelah pertemuan para ketum partai akan dilanjutkan dengan tatap muka para sekjen partai. Namun, pertemuan itu tidak akan membahas figur cawapres. “Kami akan bahas soal implementasi tata pemerintahan yang lebih baik sesuai pancasila,” terang dia saat ditemui di kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro kemarin.

Bagaimana dengan partai non parlemen yang juga menudukung Jokowi? Hasto mengatakan, nanti ada waktu khusus bagi mereka diajak membahas persiapan pilpres. Namun, dia belum bisa memastikan kapan pertemuan akan dilangsungkan.

Sementara itu, Presiden Jokowi juga kembali melakukan komunikasi politik. Kali ini, Jokowi melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan. Pertemuan yang berlangsung di Istana Bogor itu nampaknya juga membahas peluang PAN untuk merapat ke koalisi pemerintah.

Dikonfirmasi di gedung parlemen, Zulkifli tidak membantah pertemuan yang berlangsung kemarin pagi itu. Meski begitu, Zulkifli tidak mau merinci apa isi pertemuannya dengan Jokowi.

“Ah kamu, penciumannya tajam,” kata Zulkifli kepada wartawan.

Zulkifli menyebut komunikasi yang dilakukan adalah proses yang wajar. Terkait peluang koalisi dengan Jokowi, Zulkifli juga tidak menyampaikan penolakan. Namun, PAN belum mengambil keputusan ke koalisi mana mereka akan berlabuh di pilpres nanti.

“Tunggu tanggal 4, sabar sedikit,” ujar Ketua MPR RI itu.

Zulkifli juga optimis bahwa ajang pilpres 2019 mendatang hanya akan diikuti dua pasang calon. Dua pasang calon ini kemungkinan baru akan terlihat pada saat-saat akhir pendaftaran calon di KPU. “Pastinya dua (pasang),” tandasnya.

Di sisi lain, saat Partai Demokrat mematangkan koalisi dengan Partai Gerindra,  Tuan Guru Banjang (TGB) M Zainul Majdi, salah tokoh yang masuk daftar cawapres Jokowi, tiba-tiba mengundurkan diri dari Partai Demokrat. Posisi terakhir Gubernur NTB itu adalah sebagai anggota majelis tinggi. Pengunduran diri TGB dibenarkan Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Menurut dia, Senin (23/7), TGB resmi mengajukan pengunduran diri melalui Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin. “Surat pengunduran diri diserahkan ke Pak Amir,” terang dia saat dihubungi Jawa Pos.

Ferdinand mengatakan, alasan pengunduran diri TGB dari partainya adalah karena politisi yang juga ulama itu sudah mengambil sikap dengan mendukung Joko Widodo sebagai Capres 2019. Padahal, Partai Demokrat sendiri belum menentukan sikap resmi.

Rachland Nashidik, wasekjen Partai Demokrat mengatakan, partainya menyampaikan terimakasih dan penghargaan atas peran TBG selama berada di Partai Demokrat. Khususnya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTB.

Dia berdoa agar TGB mendapat kemudahan dalam meniti karir politik yang lebih baik. Yaitu, sebagai salah satu Cawapres Jokowi.

“Partai Demokrat yakin figur sebaik TGB pantas mendapatkan kesempatan berkarir di tingkat nasional,” tutur dia.

Namun, TGB belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat dari Jawa Pos tidak dijawab. Dia juga tidak mengangkat telpon dari Koran ini. (Jawa Pos/JPG)