Seorang Pemimpin Tidak Akan Membohongi Rakyatnya

Oleh : Dedah Kuslinah, S.T

Dedah Kuslinah, S.T

eQuator.co.id – Sebersit optimisme menyeruak di tahun 2014. Ada janji yang terucap dari presiden bahwasannya akan mencapai kedaulatan pangan, energi dan keuangan. Empat tahun telah berlalu, tujuan untuk mencapai kedaulatan pangan dikhianati dengan kebijakan impor yang ugal-ugalan. Tujuan kemandirian keuangan dilibas dengan kebijakan pinjaman luar negeri yang jor-joran. Dan kedaulatan energi? Masih seperti yang dulu, walaupun katanya perolehan sahamnya telah meningkat, namun dana untuk memperolehnya dari utang luar negeri yang beriba.

Kepemimpinan yang dibangun dengan kebohongan tidaklah berkah. Rasulullah Saw bersabda “Tidaklah seorang hamba yang diberi amanah Allah mengurusi urusan rakyat, kemudian dia mati. Saat dia mati, dia berbohong kepada rakyatnya, maka Allah haramkan surga untuknya “(HR Muslim).

Kalau Pinokio yang merupakan sebuah boneka kayu saja tersadar dari kebiasaannya berbohong. Karena setiap dia berbohong hidungnya memanjang. Sehingga kalau terus berbohong maka dia tidak akan mampu lagi menahan beban hidungnya yang terus memanjang. Lhaaa…kalau yang ini gimana yach? yang sudah jelas janji-janji kampanyenya di tahun 2014 banyak yang tidak ditepati. Pada debat Capres 2019 pun kebohongan demi kebohongan masih diproduksi.

Detiknews,co.id, Jakarta-Capres no urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan tak ada lagi kebakaran hutan dan lahan dalam 3 tahun terakhir. Rupanya ada data berbeda menurut BNPB. Data karhutla menurut data BNPB, tahun 2019 (hingga pebruari) 5 kali kejadian karhutla, 1 orang hilang/meninggal dunia. Tahun 2018, terjadi 370 kali karhutla, 1 orang hilang/meninggal dunia. Tahun 2017, terjadi 96 kali karhutla, tak ada orang hilang/meninggal dunia. Tahun 2016, terjadi 18 kali karhutla, 2 orang hilang/meninggal dunia.

Katanya telah membangun 191 ribu km jalan desa, setara dengan 4.8 kali keliling bumi atau 15 kali diameter bumi. Faktanya tercatat 158.691 km itupun perbaikan bukan membangun jalan baru. Katanya selama 4,5 tahun hampir tak terjadi komplik pembebasan lahan. Namun fakta berbicara lain, menurut Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) periode 2014-2018 ada 41 orang diduga tewas, 546 dianiaya, 51 orang tertembak.

Kebohongan berikutnya, diklaim hanya 180.000 ton jagung yang impor di tahun 2018, padahal terbaca di Data Badan Pusat Statistik dalam publikasinya berjudul Buletin Statistik Perdagangan Luar negeri  Impor November 2018 Indonesia sudah mengimpor jagung sebanyak 587.200 ton sepanjang Januari-November 2018. Dan masih banyak kebohongan lain yang capek menyebutkannya saking bejibunnya.

“Berbohong itu merupakan jalan kepada berbagai kejahatan” kata Nabi Saw. Jika seorang pembohong menjadi pemimpin, maka bukan hanya rakyatnya menjadi korban, negerinyapun bisa dikorbankan. Itulah mengapa Nabi Muhammad Saw bersabda “Sesungguhnya seorang pemimpin tidak akan membohongi rakyatnya”, (Al-Kamilfi at-Tarikh)

Maka dari itu, kebohongan diperlukan untuk melakukan pencitraan dan menyembunyikan fakta sebenarnya, kalau kebijakannya dan keberpihakannya hanya pada para Kapitalis. Karena kalau tidak, rakyat akan muak padanya dan tidak mendapatkan dukungan. Wal hasil, dari dusta yang satu memerlukan dusta yang lainnya. Akhirnya sibuk dengan menabur janji dan menebar harapan. Tanpa pernah takut tak dapat mewujudkannya.

Sebagaimana kita ketahui, semenjak terusir dari surga, iblis menaruh dendam kesumat pada nabi Adam as. Maka ia bertekad menggelincirkan nabi Adam, hingga Adam terperangkap tipu daya dan janji-janji manisnya, ternyata janji palsu, hingga melanggar terhadap larangan Allah SWT.

Kepemimpinan hakekatnya memberikan keteladanan dalam kesesuaian ucapan dan perbuatan yang akan dipertanggungjawabkan. Rasulullah Saw bersabda “ Dan sesungguhnya jabatan (kekuasaan) itu adalah amanah, dan pada hari kiamat jabatan itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambil amanah itu dengan benar dan menunaikan kewajiban yang ada didalamnya”(HR Muslim).

Allah SWT berfirman dalam surat at-Thalaq (65) ayat 2-3” Siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. Wallah a’lam bi ash shawab

*Warga Jalan Tabrani Achmad Komplek Duta Mas Blok A no 1 Pontianak