eQuator.co.id – Mempawah-RK. Informasi terkini, salah seorang jamaah haji asal Kabupaten Mempawah, Muhibin Abdul Syakur, mengalami gagal nafas. Pria berusia 60 tahun itu telah dilarikan ke Rumah Sakit King Faisal Arab Saudi pada Jumat pekan lalu.
Staf Haji Kementerian Agama (Kemenag) Mempawah, Muhammad Ali, membenarkan. Kata dia, Muhibin masih ditangani pihak rumah sakit setempat dan dalam kondisi pengobatan akibat gagal nafas.
“Dari diagnosa dokter, beliau mengalami gagal nafas dan saat ini dirawat di ruangan ICU dalam kondisi koma,” tuturnya kemarin (29/8).
Lanjut dia, jamaah asal Kecamatan Mempawah Timur itu terus dipantau langsung oleh petugas kesehatan dari Provinsi Kalbar dan Mempawah.
“Kita juga memiliki grup WhatsApp untuk komunikasi langsung dengan TPHD yang ditugaskan Bupati Mempawah untuk mengawal seluruh jamaah haji asal Kabupaten Mempawah,” ungkap Ali.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan informasi dari dokter khusus yang ditunjuk Bupati Ria Norsan untuk mengawal dan memantau perkembangan kesehatan para jamaah Mempawah. “Kita memiliki dokter khusus yaitu dr. Darwati di sana, dia memantau perkembangan para jamaah di tanah suci,” paparnya.
Ia menambahkan, sedangkan 173 jamaah lainnya hingga saat ini dalam keadaan sehat walafiat dan terus menjalankan serentetan kegiatan ibadah haji yang belum diselesaikan. “Jadi hanya satu jamaah yang mengalami perawatan di rumah sakit di sana, kita doakan semoga beliau segera pulih dan dapat kembali mengikuti kegiatan haji,” harap Ali.
SUPAYA WUKUF BESOK BUGAR,
AKTIVITAS LUAR TENDA DIKURANGI
Di sisi lain, pelaksanaan wukuf sebagai puncak ibadah haji tinggal sejengkal. Pagi ini waktu Arab Saudi, seluruh jamaah haji sudah dimobilisasi menuju Armina (Arafah, Mudzalifah, dan Mina). Sehingga pada 9 Dzulhijjah atau 31 Agustus besok, seluruh jamaah bisa mengikuti wukuf di Arafah.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis mengatakan, persiapan wukuf dimulai hari ini (30/8) atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah. Melalui keterangan tertulisnya kepada Jawa Pos, Sri menjelaskan pemberangkatan jamaah haji dari pemondokan di Makkah menuju Armina dijalankan dalam tiga gelombang.
“Gelombang pertama berangkat menuju Arafah pada jam 08.00 sampai pukul 12.00,’’ tuturnya. Kemudian disusul gelombang kedua pada 12.00 sampai pukul 16.00 waktu setempat. Lalu gelombang pamungkas dilaksanakan pukul 16.00 sampai pulu 20.00.
Sri menjelaskan pelaksanaan wukuf dimulai setelah salat dzuhur pad tanggal 9 Dzulhijjah atau 31 Agustus. Pelaksanaan wukuf ini berjalan sampai matahari terbenam. Pada umumnya jamaah melaksanakan salat zuhur sekaligus asar untuk memudahkan ibadah di Arafah.
Dia berharap jamaah mengikuti instrukti ketua regu, ketua rombongan, atau ketua kloter saat mobilisasi menuju Arafah. Skenarionya adalah jamaah haji dari lantai-lantai bawah diberangkat lebih awal ke Makkah. Kemudian disusul jamaah dari lantai berikutnya.
Pengamat haji Dadi Darmadi mengatakan, jamaah pada 8 Dzulhijah akan berada di Mina terlebih dahulu. Karena cuaca sangat terik, dia berharap jamaah berfokus beribadah di dalam tenda saja. Tidak perlu beraktivitas berlebihan di luar tenda karena bisa menguras tenaga.
“Perbanyak minum air. Supaya besoknya (9 Dzulhijjah, red) bisa bugar ketiga bergerak ke Arafah,’’ tuturnya.
Saat berada di Arafah, jamaah juga diharapkan lebih mengutamakan berdoa. Tidak memaksakan diri untuk naik bukit Jabal Rahmah. Apalagi sampai corat-coret di batu-batu yang ada di puncak bukit.
Dadi mengingatkan bahwa setelah wukuf, masih ada kegiatan yang membutuhkan tenaga ekstra. Seperti bermalam di Mudzalifah. Kemudian juga ada kegiatan melempar jumrah. Dia berharap jamaah mentaati jadwal melempar jumrah. Sehingga tidak sampai terjadi insiden berdesak-desakan ketika menuju atau sepulang dari melempar jumrah.
Laporan: Ari Sandy, JPG
Editor: Mohamad iQbaL