
eQuator – Sintang-RK. Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, keracunan massal terjadi di dua desa, Telaga 1 dan Simba Raya. Keduanya di Kecamatan Binjai Hulu. Penyebabnya sama, karena hidangan yang disajikan dalam suatu hajatan.
Hal ini yang mendorong Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperidagkop dan UKM) Kabupaten Sintang untuk segera menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak) ke semua toko yang menjual Makanan dan Minuman (Mamin) di Kecamatan Banjai Hulu.
“Kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk segera Sidak di Binjai Hulu,” kata H Sudirman, Kepala Disperindagkop dan UKM Sintang saat ditemui di Pasar Raya Sintang, Rabu (30/12).
Lantaran Sidak-nya masih berupa rencana, Sudirman belum mengetahui, apakah di Kecamatan Binjai Hulu itu memang marak Mamin yang mengandung zat berbahaya, kedaluarsa atau tidak. “Untuk pastinya akan kita cek secara langsung nanti,” katanya.
Jika ditemukan Mamin berbahaya dan kedaluarsa di Binjai Hulu itu, Sudirman memastikan akan menarik seluruh produk tersebut dari pasaran. “Kita sita dan musnahkan. Sehingga tidak ada lagi warga kita yang menjadi korban,” ucapnya.
Sebenarnya, kata Sudirman, Sidak ke toko yang menjual Mamin itu rutin dilaksanakan setiap pekan di beberapa titik di Ibukota Kabupaten Sintang. Apalagi kalau menjelang Natal dan Tahun baru, Sidak lebih digencarkan. “Kita pantau terus sampai ke gudangnya, eh malah di Binjai Hulu yang keracunan,” kesalnya.
Sementara di pusat kota, tambah dia, hingga kini Disperindagkop dan UKM belum menemukan peredaran Mamin yang tidak layak konsumsi, apakah itu kedaluarsa atau mengandung zat-zat berbahaya. “Konsentrasi akan kita pindahkan ke Binjai Hulu, warung-warung di sana akan kita sisir,” janji Sudirman.
Seperti diberitakan sebelumnya, 94 warga Desa Telaga 1 mengalami gejala keracunan usai menyantap hidangan di Pesta Ulang Tahun (Pesta) anak dari seorang Bidan Desa. Selang beberapa waktu, giliran 76 warga di Desa Simba yang keracunan usai menyantap hidangan di pesta pernikahan.
Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Harysinto Linoh mengatakan hingga saat ini kondisi korban yang diduga keracunanan di Desa Simba sudah mulai membaik. Bahkan, mereka semua kebanyakan sudah pulang ke rumahnya masing-masing. “Tetapi ada yang masih diinfus dan masih mendapatkan perawatan,” ungkapnya.
Sinto mengakui, dalam penanganan korban di Desa Simba ini, pihaknya mengalami beberapa kendala, di antaranya kekurangan tenaga medis. “Kita kurang tenaga medis di kecamatan, sementara jumlah korban yang ada sangat banyak. Tetapi semuanya dapat diatasi dengan baik dan lancar,” katanya.
Terpisah, Surveylance Bidang Pemberantasan Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinas Kesehatan Sintang, Solehuddin mengungkapkan, hingga siang kemarin, 13 warga masih harus rawat jalan, sedangkan 63 warga lainnya meski rawat inap. “Tetapi ini sudah banyak yang pulang,” katanya.
Menurut Solehuddin, kejadian di Desa Simba ini tidak seperti di Desa Telaga 1 yang bisa cepat ditanggulangi. “Kita masih mencari tahu apa yang menyebabkan mereka keracunan. Sampel makanan dan minuman di tempat kejadian sudah diambil dan sedang diuji,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Simba Raya yang menjadi korban keracunan tersebut, Paulus, 12, nampak masih lemas di Balai Desa dan tangannya diinfus. “Saya makan apa yang dihidangkan, paginya baru terasa tidak enak badan, mual, muntah sambil diare,” ujarnya
Menurutnya, makanan yang dihidangkan dalam pesta pernikahan yang dihadirinya tersebut, sama dengan hidangan pesta pernikahan biasanya. “Tidak ada makanan yang aneh-aneh, semua terlihat seperti biasa. Tetapi baru kali ini saya sakit karena makan nasi undangan,” ujar Paulus.
Laporan: Achmad Munandar
Editor: Mordiadi