Hati boleh panas, tapi kepala tetap dingin. Sikap ala negarawan itu diharapkan ada dalam diri tiap ‘pemain politik’, para pasangan kandidat maupun pendukungnya, pada Pilkada serentak tujuh kabupaten di Kalimantan Barat. Mau menang mau kalah, keluar ‘modal’ banyak atau sedikit, rakyat ingin besok (9 Desember 2015) situasi tetap aman. Aaamiin.
Kategori Politik Uang di Kalbar: Cukup Rawan
Rakyat Kalbar. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sintang menggelar acara doa bersama, kemarin (7/12) sekitar pukul 19.00. Kegiatan itu sesuai arahan KPU pusat.
“Setiap KPU Daerah yang melaksanakan Pilkada serentak harus melaksanakan doa bersama dua hari sebelum Hari ‘H’ (H-2),” ujar Ketua KPU Sintang, Supranto Aji, ditemui di aula kantornya tadi malam.
Dalam doa bersama ini, ungkap Aji, semua pihak terkait diundang. Termasuk pasangan calon (Paslon) dan tim suksesnya. “Tentu kita sama-sama menginginkan Pilkada ini dapat berjalan aman, tertib, dan lancar,” tuturnya.
Tahapan demi tahapan sebelumnya, dia mengklaim, sudah beres termasuk pendistribusian logistik dari Panitia Pengawas Kecamatan (PPK) ke desa-desa. “Sampai saat ini, pendistribusian logistik tidak ada kendala, semua berjalan lancar,” yakin Aji.
Kerusakan logistik di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1, Desa Sebetung Paluk, juga sudah diganti. “Kita distribusi kembali, jadi tidak ada masalah lagi. Yang pasti, H-1(hari ini,red) semuanya sudah harus sampai ke setiap TPS,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, di Sintang tahun ini ada 1.079 TPS. Diperuntukkan bagi 299.100 warga yang masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT). “Pemilih laki-laki 153.146 orang, sedangkan pemlih perempuan 145.954 orang,” terang Aji.
Apabila pada hari pencoblosan, tambah dia, masih ada warga yang belum masuk DPT, tapi merasa mempunyai hak suara, bisa menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan KTP Sintang. “Atau tunjukkan kartu keluarga (KK) ke petugas KPPS setempat,” tutupnya.
Ya, berdoa jelas wajib. Hanya saja, usaha pun harus dilakukan. Berupaya mencegah kecurangan yang bisa membuat situasi tak kondusif di Pilkada 7 Kabupaten, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kalbar telah menyiapkan satu pengawas di setiap TPS. Hal itu dikatakan Komisioner Bawaslu Krisantus Heru Siswanto dalam “Sosialisasi dan Diskusi Mencegah Kecurangan Pilkada” bersama awak media, di kantornya, Senin (7/12).
Pencegahan kecurangan ini, menurut Krisantus, berorientasi pada proses dan hasil nantinya. Maka, ia berharap media bisa menjadi corong informasi kepada masyarakat.
“Khususnya di tujuh kabupaten tempat Pilkada serentak ini,” ujarnya.
Sosialisasi tersebut merupakan yang terakhir. Sebelumnya, Bawaslu Kalbar sudah melakukan sosialisasi sebanyak sepuluh kali, termasuk di tujuh kabupaten.
Selain menggunakan media massa sebagai corong informasi, Kepala Bawaslu Kalbar, Ruhermansyah menambahkan, pihaknya juga menyampaikan sosialisasi kepada stakeholder di setiap kabupaten yang menyelenggarakan Pilkada.
“Sebagai upaya atau strategi pencegahan kecurangan, sosialisasi itu berbentuk partisipatif,” tuturnya.
Dibanding black campaign (kampanye hitam), Ruhermansyah lebih mengkhawatirkan potensi pelanggaran UU Pemilu lainnya, yaitu money politic (politik uang).
Kekhawatiran Ruhermansyah itu diamini Tenaga Ahli Bawaslu pusat, Rikson Nababan. Ia menuturkan, politik uang di Kalbar termasuk dalam kategori cukup rawan atau sedang. Persentasenya mencapai 2,1 persen.
Sebelumnya, pada pertengahan November lalu, Bawaslu pusat pernah merilis bahwa di Kalbar, ada 3.192 TPS yang dianggap rawan dalam hal daftar pemilih, 2.497 TPS yang rawan dalam logistik, 3.990 TPS yang rawan politik uang, 2.619 TPS yang rawan keterlibatan penyelenggara negara, dan 2.578 TPS yang rawan ketaatan prosedur.
Terpisah, Anggota DPRD Kalbar Ishak Al Mutahar mengaku telah mengamati proses Pilkada di tujuh kabupaten tersebut. Menurutnya, situasi sedikit menghangat.
“Tentunya ini patut diwaspadai, bisa saja potensi-potensi konflik terjadi karena ada yang tidak dapat menerima kekalahan,” ujarnya.
Dia berharap, di kabupaten yang head to head (hanya dua calon) seperti di Melawi, Bengkayang, dan Kapuas Hulu, ada pengamanan ekstra. “Ini kembali lagi kepada penyelenggara Pemilunya untuk dapat bekerja profesional dan tentunya dibantu aparat kepolisian dan TNI,” pungkas Ishak.
Senada, Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya meminta KPU serta Panwaslu dapat bekerja profesional dan maksimal. “Kalau berkaitan dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah kita imbau dan perintahkan untuk selalu netral,” tuturnya.
Ia juga berterima kasih atas dukungan dan upaya dari pihak kepolisian dan TNI dalam pengamanan Pilkada serentak 2015 ini. “Kita berharap dan berdoa agar proses pemilukada ini berjalan lancar tidak hanya di Kalbar tapi seluruh indonesia demokrasi dan berjalan damai,” ujar Christiandy.
Ia mengklaim, proses pelaksanaan Pilkada sampai dengan kampanye berjalan dengan lancar. Sehingga, diharapkan situasi dan kondisi yang kondusif bertahan hingga berakhirnya Pilkada 2015.
“Saya kira bisa berjalan demokratis. Tentunya, apa yang kita antisipasi termasuk hitungan cepat (quick count) agar tetap mengacu kepada penyelenggara yaitu KPU,” demikian Christiandy Sanjaya.
Laporan: Achmad Munandar, Ocsya Ade CP, dan Isfiansyah
Editor: Mohamad iQbaL