eQuator.co.id – Pontianak-RK. Selain akibat arus pendek, kebakaran yang terjadi di Kota Pontianak disebabkan pula kelalaian masyarakat. Mereka kurang paham dan tidak sadar akan penggunaan kabel serta alat-alat listrik Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Ada masyarakat yang kehidupan ekonominya makin baik, dulu cuma pakai kipas angin sekarang ganti mesin pendingin, tapi kabel dia pakai tetap yang lama, itu kan tidak pas,” kata Wali Kota Pontianak, H Sutarmidji SH MHum, Jumat (16/6).
Selain itu, daya penggunaan listrik masyarakat tidak sebanding dengan. Bila sebelumnya hanya 450 kWh, tapi kebutuhan listrik meningkat mengganti dengan 1300 kWh. Namun, kabelnya yang digunakan tidak disesesuaikan.
“Kalau dia ganti daya dari 450 menjadi 1300 bahkan 2200, kabel-kebelnya juga harus ganti. Karena kabel-kebel itu tidak akan mampu, akan panas dan memuai. Sehingga terjadilah arus pendek, timbu percikan api,” ulasnya.
“Kabelnya tidak diganti, itu juga jadi masalah, menjadi pemicu terjadinya kebakaran,” tambahnya lagi.
Atas dasar itulah, pria yang akrab disapa Midji ini menyatakan pihaknya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan PLN. Masyarakat juga harus bisa menghindari pemicu musibah kebakaran.
“PLN pun mesti gencar mensosialisasikan ke masyarakat guna memberikan pemahaman tersebut,” pinta Midji.
Terkait tegangan yang sering turun naik, kata dia hal itu juga bisa menyebabkan arus pendek dan mengakibatkan kebakaran.
“Kondisi PLN yang sekarang ini, kadang dibilang cukup, padahal kenyataan tidak. Kalau hitungan cukup, tapi tetap aja ada pemadaman, ini kemungkinan ada sebab pencurian listrik dan sebagainya,” lugas Midji. (agn)