Sayangnya, menurut Turiman, banyak sekali peninggalan baik dari Kesultanan Pontianak maupun DIKB yang kini hanya tinggal cerita. “Misalnya monumen pembantaian Mandor sebenarnya ada di Pontianak, di depan Kantor Pos lama yang sekarang menjadi tugu Pancasila,” terangnya.
Jika tugu tersebut digali, pondasi dasar tugu peringatan pembantaian Mandor yang dibangun zaman Sultan Hamid II itu masih bisa dijumpai.
“Kita sebenarnya berharap bisa dibangun tower seperti Monas itu, jadi orang bisa melihat view Kota Pontianak. Di bangunan itu juga kita simpan catatan dan peninggalan sejarahnya,” terang Turiman.
Desain menara sudah ada, hanya lokasi yang yang belum disepakati. “Kalau Bang Midji inginnya di Untan sementara Bang Edi (Edi Kamtono) maunya di Tanjung Besiku,” jelasnya.
Ia mengatakan betapa Kota Pontianak menjadi tempat yang strategis. “Bahkan ketika Bung Hatta datang ke Pontianak, dia berpesan ke Sultan Hamid II jaga ini Kalimantan Barat. Kalimantan ini adalah masa depan Indonesia,” tutur Turiman.