eQuator.co.id – Washington-RK. Setelah resmi menjadi calon presiden (Capres) Partai Republik, jalan Donald Trump menuju 8 November justru tersendat. Perpecahan dalam tubuh partai maupun tim kampanyenya membuat taipan 70 tahun itu kehilangan dukungan. Yang paling anyar, para petinggi Republik justru menyebut dia tidak layak jadi presiden.
”Kami yakin, dia akan menjadi presiden yang berbahaya dan bisa jadi malah membuat keamanan nasional dan keselamatan seluruh warga terancam,” terang para politikus senior Republik yang saat ini tercatat sebagai pejabat keamanan nasional.
Senin waktu setempat (8/8), mereka menyampaikan sikap tersebut dalam sebuah surat terbuka. Tujuan surat terbuka itu adalah membuka mata seluruh penduduk AS tentang Trump.
Sedikitnya ada 50 politikus Republik yang terlibat dalam pembuatan surat terbuka itu. Di antaranya, Tom Ridge dan Michael Chertoff yang sama-sama pernah menjabat menteri keamanan dalam negeri pada era Presiden George W. Bush, mantan Direktur National Intelligence John Negroponte, dan mantan Direktur CIA Michael Hayden.
Mantan penasihat Wakil Presiden Dick Cheney, Eric Edelman, dan mantan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick juga membubuhkan tanda tangan mereka dalam pernyataan sikap tersebut. ”Donald Trump akan menjadi presiden paling ugal-ugalan di sepanjang sejarah AS jika nanti dia terpilih,” terang surat yang dipublikasikan The New York Times pada Senin lalu tersebut.
Selasa (9/8), Trump juga mendapatkan ”tamparan” dari Susan Collins. Senator perempuan yang sangat berpengaruh di Negeri Paman Sam itu mengumumkan rencana untuk tidak memberikan suaranya kepada Trump.
”Dia tidak layak duduk di kekuasaan tertinggi Amerika dan jelas tidak akan mendapatkan dukungan dari saya,” tegas perempuan 63 tahun tersebut.
Dalam tulisannya untuk The Washington Post, Collins menyebutkan bahwa Trump sama sekali tidak mencerminkan nilai luhur partai. ”Tidak ada satu pun dari kami yang akan memilih Trump,” ujarnya merujuk pada kelompok 50 tokoh senior partai tersebut.
Namun, apakah dengan tidak memilih Trump, mereka lantas memilih Hillary Clinton? Ternyata, jawaban mereka juga belum jelas.
Sementara itu, Trump mereaksi rumor kecaman tersebut dengan ucapan yang tidak sopan. ”Mereka itu kan hanya kalangan elite Washington yang gagal eksis di partai dan mendambakan kekuasaan,” paparnya. Pebisnis asal Manhattan itu optimis tim kampanyenya yang solid bisa membuatnya unggul atas Clinton pada Pilpres nanti. (Jawa Pos/JPG)