eQuator.co.id – Pontianak-RK. Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahudin Uno benar-benar disambut meriah ketika berkunjung ke Pontianak, Rabu (19/9). Bersilaturahmi dengan Sultan Pontianak di Keraton Kadriah menjadi agenda awal mantan Wakil Gubernur DKI yang karib disapa Sandi itu.
Sultan IX, Syarif Mahmud Melvin Alkadri, memberikan cinderamata berupa kopiah yang dipakaikannya langsung ke kepala Sandi. Sultan menilai, dengan silaturahmi Sandi ke Istana Kadariah, peluangnya menang di Kota Pontianak pada Pilpres mendatang membesar.
“Dari kunjungannya ini sangat tampak antusias masyarakat yang cukup tinggi dalam menyambut sosok Sandiaga Uno, tentu mereka berharap visi misi yang ingin dijalankan dapat terwujud, dan saya juga turut mendukung,” ujarnya, diwawancarai sejumlah media di Pontianak.
Di keraton, dengan mengenakan telok belanga, baju khas Melayu, ia mengikuti serangkaian prosesi adat. Sandi kemudian dibawa sultan dan rombongan melihat-lihat tepian Sungai Kapuas. Sebelum menuju ke pasar tradisional, Kapuas Besar.
Sandi terlihat tak canggung berdialog dengan ibu-ibu, pengunjung maupun para pedagang di pasar itu. Dalam diskusi tersebut, keluhan pedagang ditampungnya. Yang antara lain semakin menurunnya pendapatan lantaran beberapa komoditas seperti karet, sawit yang harganya anjlok. Sehingga berdampak pada daya beli masyarakat yang juga menurun.
“Hal ini menjadi beban bagi pedagang,” sebut Sandi.
Keluhan lainnya terkait harga kontrakan ruko di pasar yang turut mengalami kenaikan. Termasuk naiknya listrik.
“Hal ini, perlu dicarikan solusi, mengingat Kota Pontianak merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang dikenal sebagai kota perdagangan,” tuturnya.
Maka dari itu, kelahiran Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969, ini menyatakan perlu dilakukan terobosan-terobosan. Salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan baru. Tentunya dibarengi dengan kebijakan yang jelas.
“Untuk menaikkan harga tentu harus bangun industrinya, kemudian untuk harga komoditas agar menjadi stabil harus ada nilai tambah, dengan membangun sektor manufaktur, kemudian mengamankan pasokan, memastikan rantai distribusi sederhana terbuka, dan berkeadilan, dengan demikian harga bahan pokok akan lebih baik,” papar Sandi.
Terkait harga karet yang tidak stabil, yang berdampak pada turunnya penghasilan masyarakat, menurut Sandi, mengatasinya dengan membangun industri berbasis karet. “Sejauh ini yang dilakukan hanya ekspor bahan mentah, kemudian dalam bentuk jadinya kita impor, untuk itu harus membangun industrinya di sini,” tegasnya.
Usai kunjungan dan selfie-selfie bareng emak-emak di pasar tersebut, Sandi melanjutkan perjalanannya ke Warkop di Jalan Reformasi. Ada sejumlah entrepreneur muda yang dipertemukan langsung dnegan Cawapres-nya Prabowo Subianto ini.
Diantaranya owner Raja Uduk, Roti Gembong, dan beberapa pengusaha muda lainnya. Sandi berdialog dengan mereka berkenaan dengan kewirausahaan.
Dikatakannya, Pontianak merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pengusaha muda cukup baik. Dengan turunnya harga komoditas, ia menyatakan, dapat menjadi peluang bagi anak-anak muda untuk membangun industri-industri menjadikan bahan mentah menjadi bahan jadi.
“Sehingga kita tidak perlu mengimpor, seperti minyak wangi, sabun, odol, ini dibuat dari sawit, masih banyak kita impor padahal bahan mentahnya dari kita, jadi saya berharap kita dapat gunakan produk dalam negeri,” ajaknya.
Sari sektor wisata, kata Sandi, Kota Pontianak memiliki nilai jual yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sungai terpanjang di Indonesia. Dengan bangunan serta ornamen bersejarah yang masih ada saat ini.
Hal tersebut, menurutnya, memiliki nilai jual tinggi jika dipromosikan di pasar internasional. “Seperti Masjid Jami yang lokasinya di pinggir sungai, ini sama dengan objek wisata yang ada di London yang pernah saya datangi, sama persis, namun di sana untuk memasuki objek wisata tersebut kita harus antri panjang,” terangnya.
Imbuh dia, “Hanya memang, yang kita perlukan adalah mengemasnya dengan lebih baik, sehingga hal ini bisa mendatangkan wisatawan dan mereka lebih lama menginap di sini”.
Sandi kemudian mampir ke Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP). Dalam agenda ini, ia mejadi narasumber bagi 2.000 lebih peserta seminar kewirausahaan. Di aula Kampus UMP.
Dalam seminar itu, ia mengajak para generasi muda untuk menanamkan pola pikir yang produktif, inovatif dan semangat etos kerja yang tinggi. “Mari kita bekerja sama dan bangun semangat kepemudaan, karena sekarang bukan lagi zamannya persaingan tetapi zamannya kolaborasi,” tukasnya.
Menariknya, kemana saja Sandi melangkah di Kota Pontianak, sejumlah rombongan emak-emak, pemudi, dan masyarakat terus mengawal perjalanannya. Termasuk saat salat asar di Masjid Raya Mujahidin. Satu persatu dari para “pengawal” itu tampak setia menunggu di halaman masjid. Seturunnya Sandi dari masjid, dia disantroni emak-emak tersebut. Diminta berfoto bareng. Juga dimintai tanda tangannya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para panitia dan masyarakat, terutama emak-emak yang telah antusias menyambut kedatangan saya,” tukasnya. “Alhamdulilah, kita melihat antusiasme dari masyarakat untuk pemerintahan yang lebih baik lagi di Kota Pontianak,” imbuh Sandi.
Untuk itu, ia optimis 2019 dapat mewujudkan ekonomi yang baik dan pemerintahan yang kuat. Berorientasi kepada kepentingan rakyat.
“Kita juga banyak mendapat pesan dari emak-emak, luar biasa, para petani karet, petani sawit, mereka minta harga sawit dan harga karet harganya dapat stabil,” ungkapnya
Ia menyatakan, akan fokus kepada pembenahan ekonomi Indonesia. Yang sudah dimulainya dengan diskusi-diskusi.
“Saya akan fokus pada ekonomi karena saya adalah ekonom. Dan saat ini indeks pembangunan ekonomi masih rendah, lapangan pekerjaan masih sulit, dan biaya-biaya masih tinggi,” tukas Sandi.
Laporan: Nova Sari, Andi Ridwansyah
Editor: Mohamad iQbaL