JANRY Efriyanto Sianturi, warga Jambi yang menjadi salah satu korban pesawat Lion Air JT610 berencana menikah Mei tahun depan. Tapi apa hendak dikata, takdir berkata lain.
ANDRI BRILLIANT AVOLDA, JAMBI
eQuator.co.id – CUKUP gampang mencari alamat Janry Efriyanto Sianturi, rumah keluarganya berada di Perumahan Puri Masurai 2, Kelurahan Mendalo Darat, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi.
Meski berada di Kabupaten Muaro Jambi, namun sangat gampang diakses karena berada di daerah perbatasan, sekitar 20 menit dari pusat Kota Jambi.
Saat disambangi koran ini, di kediaman Janry ada beberapa saudaranya. Mereka mengaku tidak memiliki firasat apa pun perihal sang kakak yang bakal jadi korban jatuhnya pesawat tujuan Jakarta Pangkal Pinang ini. Sebab sang kakak memang biasa menghubungi ibu mereka seminggu sekali. Begitupun dengan ibunda Ruman Sinabutar dan ayah James Sianturi, sungguh tak ada tanda yang disadari.
Saat itu menurut adik-adik Janry, kontak terakhir dengan kakak kedua mereka adalah pada Jumat (26/10) ketika Janry hendak berangkat dari Pangkal Pinang ke Jakarta untuk agenda pelatihan dari Bank tempatnya bekerja. “Telepon biasa, tapi mamak (ibu, red) sempat menanyakan rencana kunjungan ke rumah pacar abang, sebelum Natal ini,” ujar Ade adik bungsu Janry.
Dia menyebut keluarganya akan berkenalan dengan keluarga calon sang kakak yang berada di Pekanbaru untuk melanjutkan tahap pernikahan yang direncanakan pada bulan Mei mendatang. “Bahkan saat Ke Jakarta abang dan kak Yola (pacar, red) sempat bertemu dan makan malam bersama,” kenang Ade lagi menyampaikan pesan Yola kepadanya.
Tak habis disana saja, Ade pun menunjukkan potongan pesan singkat Janry dan Yola sesaat sebelum pesawat naas itu membawa kakanya. Disana tertulis Yola sempat mengeluhkan sakit perutnya pada sang kekasih, dan disambut keluhan yang sama dari Janry. “Ia perut aku kruyuk-kruyuk , seperti salah makan tadi malam,” sebutnya.
Sesaat setelah itu Yola mengucapkan selamat berpegian kepada Jandry, dan dibalas Jandry untuk terakhir. “Sampai jumpa lagi ya sayang, Aku Off in,” tulisnya pada pukul 05.49 WIB.
Dimata keluarga keduanya memang serasi dan orang tua Janry pun sudah pernah bertemu Yola saat wisuda anaknya pada 2014 silam. Saat terakhir kali bertemu orang tuanya sendiri adalah pada bulan Mei lalu kala itu ada kerabatnya yang menikah.
“Saat itu abang sempat bantu ibu jualan di Pasar Angso Duo, juga sempat berjualan di sana sama ibu, jualan kantong plastik,” kenang Frans lagi adik pertama Jandry dari empat bersaudara.
Tak hanya itu Sang kakak yang sudah mulai mapan inipun disebut memperbaiki dek rumah mereka dari penghasilannnya. “Abang melihat di rumah ini perlu dek dan tahun lalu berikan uang untuk bikin dek,” ujar Frans.
Dimata sang adik Janry adalah kakak yang perlu diteladani, sering saat pulang kerumah dia memberikan motivasi pada dua adiknya. “Ia abang selalu motivasi, apalagi pas saya gagal jadi tentara kemarin , dia nyuruh saya les dulu, tidak boleh kerja,” sampai Ade.
Kini harapan terbesar keluarga kecil ini adalah agar sang kakak selamat. “Jika pun hal buruk yang terjadi kami berharap jasadnya ditemukan , agar bisa kami semayamkan,” ujar Ade.
Untuk saat ini sang adik yang ditemani tiga kerabat di rumah mereka tentu berharap usaha ibu, ayah dan kakak tertua mereka ke Jakarta untuk menemukan Janry membuahkan hasil. Kala itu Ade menyebut pihak Bank tempat Ade bekerja lah yang memfasilitasi mereka untuk langsung ke Bandara. “Bapak ibu dan abang Aris dijeput pada seni pukul 11.00 dan saat ini masih di Jakarta, kita harap dia ada kembali disisi kita,” tandasnya. (*/Jambi Ekspres)