eQuator – Putussibau-RK. Saling klaim kemenangan di Pilkada Kapuas Hulu dilakukan dua pasangan calon (Paslon) yang berlaga. Mereka melakukan konferensi pers di markas masing-masing, Kamis (10/12) siang.
Sayangnya, rekapitulasi form C1 dari KPU setempat berjalan lamban. Hingga pukul 22.14, data penghitungan suara baru mencapai 307 TPS dari total 785 atau baru 39,11 persen TPS yang terdata perhitungannya.
Untuk sementara, Paslon nomor urut 1 AM Nasir (Lay)-Anton L. Ain Pamero (Anton) mengungguli Fransiskus Diaan (Sis)–Andi Aswad (Andi). Lay-Anton memperoleh 27.847 Suara (53,88%), sementara Sis-Andi meraup 23.833 Suara (46,12%). Jumlah suara sah 51.623 dan tak sah 847.
Pernyataan menang awalnya disampaikan Paslon nomor urut dua, Fransiskus Diaan (Sis)-Andi Aswad (Andi). Klaim dari Paslon yang mengusung jargon “Menyadik” ini disampaikan langsung oleh Andi dengan didampingi Sekretaris DPD PDIP Kalbar M Kebing L, Ketua DPC Partai Demokrat Maura Marsalena Hiroh, dan Andel selaku Advokat Tim Sis-Andi.
“Insya Allah, saya bersama Fransiskus Diaan memimpin Kabupaten Kapuas Hulu,” ujar Andi Aswad disambut tepuk tangan membahana pendukungnya.
Pada kesempatan tersebut, Andi mengatakan, keluarga besar salam dua jari mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kapuas Hulu yang berada di barisan perubahan dengan memilih mereka. “Data yang masuk sampai hari ini (kemarin,red), berdasarkan laporan pengawalan C1, kita memang telah unggul. Termasuk berdasarkan website KPU, kita masih memimpin Pilkada Kapuas Hulu ini,” kata dia.
Walaupun Pilkada Kapuas Hulu telah berjalan baik, namun masih ada proses yang harus dilewati. Untuk itu, Andi mengajak pendukungnya untuk menjaga situasi. “Termasuk, Paslon lain untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Karena keamanan sangat mahal, kita semua wajib menjaga Kapuas Hulu tetap damai dan tenteram,” pintanya.
Senada, M. Kebing L. menuturkan, sampai pukul 13.28, pasangan Sis-Andi masih dalam posisi memenangkan Pilkada Kapuas Hulu. Kemenangan tersebut, menurutnya berada di 15 kecamatan. Artinya, hanya di delapan kecamatan Sis-Andi kalah. Data yang masuk dia klaim di atas 99 persen.
Terkait tim Nasir-Anton yang juga mengklaim kemenangan, kata Kebing, tergantung akurasi data perolehan suara masing-masing. “Kami biasa pemain besar, jarang meleset. Data ini tidak terlalu jauhlah margin errornya, hanya kecil,” ujarnya.
Menurut Kebing, bila tim Paslon nomor urut 1 mengklaim kemenangan selisih tiga ribu atau lima ribu suara, silakan.
Di catatannya, Sis-Andi menang dengan selisih suara seribu lebih. Itu belum termasuk data dari Desa Tanjung Lokang dan Hulu Kapuas.
“Kalau di TPS di sana kita menang, maka angka kemenangan kita bertambah,” terangnya.
Kemudian, kalau di Hulu Kapuas pihaknya kalah, Kebing merasa itu hal aneh. “Saya saja di sana 70-80 persen suara, baik pemilihan gubernur, presiden, dan legislatif, dominan PDIP menang di sana. Jadi kalau itu kalah akan menjadi pertanyaan kami. Itu akan kami siapkan tim pengawalan suaranya,” tutur pria yang juga menjabat Ketua DPRD Kalbar ini.
Selain itu, pihaknya juga sedang meneliti hasil Pilkada Kapuas Hulu ini. Pasalnya, dari 171.780 Daftar Pemilih Tetap (DPT), baru masuk 103.844 DPT. Ini artinya hanya 60 persen tingkat partisipasi pemilih, sangat minim.
“60 ini juga bagi Kapuas Hulu menjadi record, mengapa Cuma 60 persen partisipasi pemilih. Ini yang sedang kami gali, apakah partisipasi ini rendah karena memang pemilih minim atau sengaja diminimkan,” sindir Kebing kepada penyelenggara Pemilu.
Kebing menyatakan timnya sudah menginventarisir masalah yang berkaitan dengan money politic. Politik uang ini juga bisa jadi menyebabkan pemilih berkurang, karena tidak disuruh memilih. Sehingga suara untuk pasangan nomor dua tidak maksimum.
Termasuk, ada PPK yang memberikan formulir keberatan hanya kepada dua atau tiga desa, sementara yang lainnya tidak. Saksi tim Sis-Andi di lapangan kesulitan untuk melaporkan secara resmi kepada KPPS. Akibatnya, terpaksa disusul ke PPK.
“Ada pula beberapa TPS yang menjadi persoalan, yaitu di Landau Ipo yang sedang dikroscek, karena ada yang diwakili dan segala macam. Kemudian, di Seluan ada money politic dan sudah ditangkap, ini juga sedang diproses di PPK,” beber Kebing.
Walau mengklaim kemenangan, Kebing mengaku perhitungan suara yang dilakukan pihaknya masih belum final. Selain ada perolehan suara belum masuk, ada juga beberapa persoalan di TPS yang perlu dikaji PPK dan Panwas.
“Terhadap pelanggaran dari tim lawan akan kita proses. Cara main, soal sampai mana akan kami bawa, itu masih rahasia. Namun yang pasti, semua pelanggaran yang ada akan kita proses sesuai ketentuan berlaku,” tutup Kebing.
Ditambahkan Andel, advokat Tim Sis-Andi, pihaknya sudah merekap pelanggaran-pelanggaran. Pada Rabu (9/12) sekitar pukul 16.00, telah dilaporkan ke Panwaslu Kapuas Hulu.
Salah satunya pelanggaran Money politic. Hanya saja, dimana lokasinya belum bisa disebutkan karena pihaknya masih menghimpun. “Mungkin nanti ketika ada proses hukum akan kami beberkan, baik dalam gugatan maupun laporan. Untuk gambaran, cukup banyak titik-titik money politik tersebut,” tutur Andel.
Ada juga di TPS ditemukan pencoblosan dilakukan satu orang mewakili banyak pemilih. Juga banyak yang tidak mendapatkan kartu memilih, namun saat datang ke TPS dengan membawa KTP ditolak oleh petugas KPPS.
“Itu kami serahkan semuanya kepada Panwaslu. Karena Panwaslu lah yang memiliki kewenangan memproses pelanggaran tersebut,” papar dia.
Terkait adanya anggapan bahwa sebenarnya timnya lah yang melakukan money politic, kata Andel, itu sah-sah saja. “Kita punya data lengkap. Karena kita di setiap TPS ada saksi, laporan dari saksi bagi kami akurat.” demikian Andel.
Klaim Tim Menyadik ini langsung disambut Tim Paslon nomor urut 1, Lay-Anton. Paslon yang mengusung jargon “Sekaban” itu juga mengklaim menang.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Lay dan Anton didampingi Sekretaris Tim, Baco Maiwa. Di markasnya, pendukung Sekaban juga ramai.
Lay menuturkan boleh-boleh saja rivalnya mengklaim kemenangan, namun pihaknya telah memegang seluruh data C1. “Dari 23 kecamatan sudah selesai semua, tinggal satu TPS lagi. Tapi itu kita pikir sudah tak ada pengaruhnya, yaitu di desa Koreho saja. Ini data yang valid berdasarkan C1 yang sudah kita terima,” tegasnya.
Dikatakannya, proses pelaksanaan Pilkada Kapuas Hulu secara umum berjalan baik. Hanya saja, masih ada pelanggaran yang dilakukan, utamanya money politic.
“Ada di TPS tertentu saksi kita tidak boleh masuk, sampai suara saksi saja tidak ada di TPS itu. Seperti yang terjadi di Kecamatan Semitau termasuk juga daerah Mendalam. Kita jelas sudah memiliki semua bukti terkait hal itu,” papar Lay.
Ia mengimbau masyarakat dan pendukungnya tidak terpancing isu yang dapat memecah belah persatuan dan persaudaraan di Kapuas Hulu yang selama ini telah terjalin harmonis.
“Jangan mau diprovokasi, saat ini semua kecamatan sudah melakukan pleno. Kita tunggu saja hasilnya. Saya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada masyarakat yang mendukung kami,” tuturnya.
Senada, Anton pun tetap berpegang kepada form C1. “Itu kuncinya. Dan itu sudah ditandatangani seluruh petugas KPPS dan semua saksi. Ini artinya data yang akurat,” tegas dia.
Ia mengatakan pihaknya tetap mengawal proses perpindahan surat suara ke berbagai tingkatan. “Saya berharap kepada institusi terkait tetap bertanggung jawab karena apapun hasil dari pelaksanaan Pilkada ini merupakan hasil dari suara rakyat dan itu harus kita hargai,” tutup Anton.
Terkait saling klaim ini, Ketua KPU Kapuas Hulu Lisma Roliza menyatakan sah-sah saja. Real count di pihaknya.
“Kita mengimbau agar Timses bisa menjaga keamanan. Mohon sama-sama menghormati real count dari KPU. Masyarakat dapat mengakses ke situs resmi KPUwww.pilkada2015.kpu.go.id. Kita sekarang terus upload C1,” terang dia.
Lisma bersyukur Pilkada Kapuas Hulu berjalan lancar, tidak ada kendala yang menghalangi proses demokrasi tersebut. “Sekarang perhitungan suara sudah berada di PPK, kecuali yang belum dapat laporan di Hulu Kapuas, katanya hari akan tiba,” ujarnya.
Laporan: Arman Hairiadi
Editor: Mohamad iQbaL