-ads-
Home Rakyat Kalbar Saling Berbagi, Warga Non Muslim di Sekadau Juga Dapat Daging Kurban

Saling Berbagi, Warga Non Muslim di Sekadau Juga Dapat Daging Kurban

Gotong Royong. Warga Jalan Sultan Anom saat mengemas daging kurban, Minggu (11/8). Abdu Syukri-RK.

eQuator.co.id – SEKADAU-RK. Berkurban merupakan salah satu ibadah utama bagi umat muslim. Ibadah ini dilakukan dengan cara menyembelih hewan, baik berupa sapi, kambing, kerbau, domba hingga onta, yang dagingnya dibagikan ke seluruh warga.

Dalam syariat agama Islam, daging sapi kurban dibagikan kepada semua warga di sekitar lokasi berkurban maupun warga lainnya yang berhak menerimanya. Tidak hanya untuk warga muslim, tetapi juga dibagikan kepada warga non muslim.

“Walau pun saya non muslim, tapi saja juga dibagikan daging kurban,” kata Afandi, salah seorang warga yang tinggal di kawasan Jalan Sultan Anom, RT 6/RW 2, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir sesaat setelah menerima daging kurban yang dibagikan warga, Minggu siang (11/8).

-ads-

Afandi mengaku senang mendapatkan daging kurban itu. “Terimakasihlah,” ucapnya.

Warga non muslim lain, Wati juga mendapatkan daging kurban. Ia juga menyampaikan terima kasih atas pembagian itu. “Senang dan terimakasih udah diberikan daging kurban,” kata Wati.

Daging kurban yang didapat Afandi dan Wati merupakan daging kurban dari hewan kurban warga Jalan Sultan Anom yang disembelih Minggu pagi.

Ketua kelompok kurban warga Jalan Sultan Anom, Syamsul Muarif mengatakan, pihaknya memang membagikan hewan kurban kepada seluruh warga yang ada disekitar lokasi tersebut. “Semuanya kita bagikan merata. Saudara kita yang non muslim juga kita bagikan,” ujar Syamsul.

Syamsul mengatakan, pembagian daging kurban secara merata itu dilakukan sebagai wujud kebersamaan antar sesama masyarakat. Terlebih dalam syariat Islam, tidak ada larangan membagikan daging kurban kepada warga non muslim.

Berdasarkan data pihak panitia, sedikitnya ada 200 paket daging kurban yang dibagikan. Daging itu dari dua ekor sapi dan dua ekor kambing.

Syamsul memaparkan, kurban dua ekor sapi dan dua ekor kambing itu didapat dengan cara arisan atau patungan. Beberapa warga mengumpulkan uang untuk membeli sapi maupun kambing secara bersama-sama. “Kalau untuk sapi, dikongsi tujuh orang warga. Kalau untuk kambing, satu orang satu kambing,” jelasnya.

Selain untuk saling berbagi, kurban juga bisa memupuk semangat gotong royong. Sebab, mulai dari proses pemotongan, pengemasan hingga pembagiannya dilakukan warga secara bersama-sama.

Peserta kurban, Nur Akbar mengatakan, hewan kurban diperoleh dengan cara patungan, sudah menjadi tradisi. “Sudah beberapa tahun ini kita lakukan,” kata Anton, sapaan akrab pria tersebut.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua RT 06/RW 02 tersebut menambahkan, jumlah hewan kurban yang dikurbankan tahun ini, mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Tahun lalu sapinya satu ekor saja. Tahun ini dua ekor,” tutur Anton.  (bdu)

Exit mobile version