Keakraban petinggi Polri dan TNI tidak hanya terlihat di lapangan. Dalam urusan ibadah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto serta sejumlah petinggi TNI-Polri lainnya menunjukkan hubungan yang kompak dan akrab.
Ocsya Ade CP, Pontianak
eQuator.co.id – Keakraban itu terlihat dikala sedang Salat berjamaah di Kodam XII/Tanjungpura, Jalan Alianyang, Kubu Raya, Kamis (28/12). Tito menjadi imam Salat jamak Dzuhur dan Ashar di salah satu ruangan Makodam itu. Salah seorang makmumnya Panglima TNI.
Selain Hadi, terlihat beberapa Jenderal lainnya yang menjadi makmum. Baik dari Pori maupun TNI. Diantaranya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono, Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Muhammad Iqbal, dan Karo Provost Divisi Propam Polri Brigjen Refdi Andri.
Ada pula Kalemdiklat Polri Komjen Unggung Cahyono dan Asisten Kapolri Bidang SDM Irjen Arief Sulistyanto, dua petinggi Polri yang pernah menjabat sebagai Kapolda Kalbar. “Iya benar, tadi Kapolri dan Panglima TNI Salat berjamaah sesudah melaksanakan kegiatan di sini (Makodam),” kata Kepala Penerangan Kodam XII/Tpr Kolonel Infanteri Tri Rana Subekti kepada Rakyat Kalbar, Jumat (29/12).
Tito dan Hadi beserta petingggi TNI dan Polri ini ke Kalbar dalam rangka mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Kota Pontianak. Setelah tiba di Kota Pontianak, para petingggi TNI dan Polri langsung menuju ke Makodam XII/Tpr untuk memberikan pengarahan kepada anggota TNI/Polri yang bertugas di Bumi Khatulisitiwa. “Tadi (Kapolri dan Panglima TNI) ke sini cuma memberikan pengarahan kepada personel jajaran Kodam XII/Tanjungpura dan Polda Kalbar,” jelas Tri.
Sementara itu, Asisten Kapolri Bidang SDM Irjen Arief Sulistyanto mengatakan, Salat adalah ibadah yang hukumnya wajib. Sehingga setinggi apapun pangkat dan jabatan seseorang, seberat apapun tanggung jawab seseorang dan sesibuk apapun tugas seseorang, semua harus kembalikan kepada Allah SWT, sebagai pemilik segalanya. “Karena semua sama di hadapan Allah SWT,” ucap Arief saat berbincang dengan awak koran ini.
Usai menunaikan Salat, Tito dan Hadi beserta jenderal lainnya kemudian mendampingi Presiden Jokowi ke Rumah Radakng untuk membuka perayaan Natal Oikumene Nasional 2017.
Seperti diketahui hubungan TNI dan Polri sempat memanas setelah isu pembelian senjata oleh lembaga non-militer dihembuskan oleh Panglima TNI sebelumnya, Jenderal Gatot Nurmantyo. Beberapa saat setelahnya, ratusan senjata jenis Stand Alond Grand Launcher (SAGL) milik Polri ditahan oleh Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI di Gudang Kargo Unex Bandara Soekarno-Hatta.
Personel Polri dan TNI sudah sepatutnya mencontoh keakraban yang ditunjukkan para petinggi-petingginya ini. Sebelumnya, Tito dan Hadi beserta Mulyono dan Ade juga pernah menunjukkan keakraban mereka. Tepat pada pekan lalu, mereka berkumpul.
Para jenderal ini unjuk keberanian temu sapa antimainstream. Kejar-kejaran menggunakan jet tempur Sukhoi dari langit Halim Perdanakusuma, Jakarta. Hadi yang masih merangkap jabatan sebagai KSAU memimpin penerbangan. Buat dia, naik pesawat tempur sudah biasa. Namun, beda hal dengan tiga rekannya itu.
Pengalaman terbang itu sengaja diberikan Hadi sebelum menyematkan Brevet Kehormatan Penerbang kepada Tito, Mulyono, dan Ade pada Rabu 20 Desember 2017.
Ini memang sudah menjadi prosedur pemberian Wings TNI AU, harus menjajal dulu sensasi bermanuver di udara. Para jenderal bintang empat ini terbang dengan urutan Hadi, Tito, Mulyono dan Ade. Secara runut menggunakan Sukhoi 07, 09, 10 dan 11. Mereka take off sekitar pukul 10.15 Wib. Hadi membawa mereka ke ketinggian 25 ribu kaki.
Di langit Indonesia, Hadi baru mulai mengambil alih kendali kepemimpinan dengan mengendarai sendiri pesawatnya lewat kursi belakang. Jajaran perwira mengekor dan tentu saja tetap dipilotkan.
Empat pesawat membentuk formasi Right Echelon. Hadi membawa Tito, Mulyono dan Ade serta membiarkan mereka merasakan sensasi handling pesawat Sukhoi. Hanya itu yang dicicipi. Cuaca kurang mendukung sehingga formasi lainnya tidak jadi dilakukan. Rencananya ada exercise two vs two, dua lawan dua.
Selama 30 menit para bintang empat itu berkeliling di langit. Mereka mendarat sekitar pukul 09.50 Wib di Lanud Halim Perdanakusuma.
Ada kejutan dalam pendaratan. Yakni menggunakan dragchute atau pengereman parasut. Hadiah itu dinilai berhasil. Tito, Mulyono dan Ade dibuat kaget.
Menurut Arief, kekompakan dan keakraban para pemimpin TNI dan Polri ini sangat diperlukan untuk memupuk soliditas. “Harapan kita bisa dilakukan sampai ke ujung bawah. Artinya menjadi panutan atau contoh semua personel,” harap Arief. (*)
Editor: Arman Hairiadi