
eQuator.co.id – Pontianak-RK. Akibat proyeksi yang dibuat perhitungan kurang matang, lima tahun terakhir ini PTPN XIII mengalami kerugian cukup besar. Kepemimpinan yang baru saat ini pun berupaya merevitalisasi manajemen dalam rangka perbaikan sistem di perusahaan negara tersebut.
“Maka dari itu, saat ini PTPN XIII mengalami kesulitan likuiditas dan operasional sehingga harus melakukan efisiensi dan pengetatan secara radikal. Ini sebagai upaya mempertahankan jalannya perusahaan agar tidak oleng. Artinya meskipun saat ini kita dalam keadaan terpuruk, namun kita terus berupaya memperbaikinya,” terang Direktur utama PTPN XIII Mohammad Abdul Ghoni ketika menggelar pers conference di kantornya Jalan Sultan Abdurrahman No. 11 Pontianak, Jumat (30/12).
Tanpa menyebutkan berapa kerugiannya, Abdul Ghoni mengakui program lima tahun terakhir PTPN XIII terbilang gagal. Dalam mengimplementasikan proyeksi kurang memperhitungkan kapasitas pendanaan serta ketidaktepatan prediksi harga komoditas yang menurun. Maka pihaknya mencanangkan program penyehatan perusahaan melalui empat langkah, yaitu corporate turnaround, konsolidasi internal, penataan portofolio bisnis, serta restrukturisasi keuangan dan cash in without Interest.
“Selanjutnya ini dijabarkan dalam program kerja meliputi perampingan organisasi dan SDM, optimalisasi aset yang akan dimulai pada 2017, rehabilitasi 9 pabrik kelapa sawit (PKS) dan perbaikan tata kelola guna mencapai kinerja yang lebih baik,” papar Abdul Ghoni.
Di samping itu lanjut dia, pihaknya juga melakukan peremajaan tanaman inti yang usianya di atas 5 tahun. Peremajaan ini dilakukan dengan kurun waktu 2017-2020.
“Untuk memastikan pelaksanaan penyehatan perusahaan berjalan sesuai dengan ketentuan, maka didefinisikan kembali visi perusahaan, yakni menjadi perusahaan agribisnis yang sehat, produktif, tumbuh dan berkembang bersama masyarakat secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Menjunjung tinggi nilai integritas, profesional dan sinergitas, seluruh jajaran PTPN XIII, katanya dituntut bekerja dengan jujur, ikhlas dan mengedepankan kerja keras. Kemudian, gaya hidup yang bersahaja yang dapat menjadi teladan di lingkungannya.
“Sebagai komitmen perusahaan terhadap masyarakat, khususnya petani plasma juga tidak ketinggalan, dalam upaya peremajaan tanaman plasma yang sudah tua,” ungkapnya.
Untuk itu, sambung Abdul Ghoni, perusahaan juga akan menjajaki kerjasama dengan melibatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kelapa sawit dan perbankan.
“Melalui tanaman plasma, yang kita harapkan adalah produktivitas tanaman dapat meningkat dan petani memperoleh peningkatan pendapatan guna mendapatkan kehidupan yang lebih sejahtera,” tutup Abdul Ghoni. (agn)