Ruang Hijau yang Menggusur Kaki Lima

DIPAKSA MENGANGGUR. Ratusan PKL di Taman Alun-alun Kapuas Kota Pontianak terpaksa menganggur setelah digusur dari tempatnya biasa berjualan demi pembenahan taman tersebut, Senin (10/8)

eQuator – Beranjak menuju skema kota metropolitan, taman sudah menjadi kebutuhan bagi Pontianak. Sebuah ruang hijau untuk mengurangi polusi dan memperindah tata ruang.

Gusnadi, Pontianak

Kebutuhan tersebut disadari sepenuhnya oleh para pemangku kebijakan setempat sehingga mereka rela menggelontorkan duit APBD untuk membangun sejumlah taman kota berikut fasilitas pendukungnya. Termasuk menggusur para pedagang kaki lima (PKL) dari lokasi pembangunan taman untuk selamanya.

“Taman Alun Kapuas dan semua taman, pedagang kaki lima tidak boleh lagi masuk di areal itu,” tukas Wali Kota Sutarmidji, di kantornya, Sabtu (31/10).

Memang, harus diakui, kebijakan pemerintah tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Meski begitu, pemilik akun Twitter @BangMidji ini mengaku punya solusi tersendiri untuk rakyatnya yang digusur.

“Bukan berarti kita menghilangkan mata pencahariannya, saya sudah minta ke Dinas Perindag untuk memindahkan, mencarikan tempat jualan mereka di beberapa lokasi,” ungkapnya.

Kenapa para PKL tidak boleh mangkal di sana? “Karena taman itu perawatan dan pembangunannya mahal. Jadi kalau dirusak, sayang,” jawab Midji.

Sanksi tegas kepada PKL akan dia terapkan. “Yang jelas di area taman tidak boleh, siapapun yang berjualan di taman akan saya Tipiring (tindak pidana ringan) dan ajukan ke pengadilan. Saya minta didenda Rp15 juta, biar kapok,” tegasnya.

Menurut dia, pembangunan taman itu mengedepankan kenyamanan. Pengunjung juga dimanjakan dengan fasilitas lain berupa perpustakaan, supaya betah.

“Tahun ini selesai penataan Kantor Wali Kota yang dulunya dikatakan orang Ruko. Kita kembalikan model Melayu dan dilanjutkan dengan tamannya. Saya berharap taman ini bisa memuaskan keinginan orang yang ingin bernostalgia di Kota Pontianak,” ujarnya.

Imbuh Midji, “Taman-taman yang ada akan kita bangun tahun ini dan tahun depan di Bundaran Untan dilengkapi perpustakaan. Semua dilengkapi perpustakaan”.

Selain pembangunan Kantor Wali Kota dan merampungkan perencanaan taman kota, Midji juga memastikan sejumlah proyek urgen di Kota Khatulistiwa ini beres. “Tahun ini selesai pembangunan SMA Negeri 1 senilai Rp21 miliar. Rampung pula pembangunan kolam renang berstandar olimpiade senilai Rp24 miliar. Juga selesai pembangunan Gedung Dispenda senilai Rp25 miliar,” demikian Sutarmidji.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.