eQuator.co.id – Akhir pekan ini Valentine’s Day! Kesempatan take a break dari hiruk pikuk dan berbagai masalah. Kesempatan menghangatkan perasaan, memperkuat hubungan, dan berburu kutipan untuk status.
Saya tidak terlalu peduli sejarah Valentine’s Day itu seperti apa. Sampai hari ini juga tidak pernah terlalu mencari tahu. Saya juga tidak terlalu memusingkan itu datang dari budaya mana. Saya hanya mengapresiasinya sebagai kesempatan untuk melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan dan diharapkan berlangsung indah.
Bagi yang single, kesempatan untuk menyenangkan kekasih atau memukau orang yang diharapkan jadi pasangan.
Bagi yang sudah menikah, kesempatan untuk keluar dari kebiasaan, mengingatkan ke masa-masa sebelum terjebak dalam rutinitas dan overexposure terhadap satu sama lain bernama pernikahan (hehehe).
Bagi para teman dan sahabat, ini juga kesempatan untuk memperkuat pertemanan dan persahabatan tersebut.
Caranya? Ada banyak yang klise, dan selamanya akan klise, tapi akan terus menjadi cara paling seru menikmati Valentine.
Candlelight dinner, misalnya. Walau di Indonesia mungkin terjadi tanpa diharapkan gara-gara sekarang sedang musim hujan dan listrik padam.
Nonton bioskop juga seru. Walau tiap tahun beda-beda, karena tidak tiap tahun ada film romantis yang seru.
Berbagi cokelat. Selalu asyik kalau diberi makanan! Tidak ada yang negatif dalam hal ini, kecuali kalau makan kebanyakan.
Serta hal-hal lain yang mungkin sebaiknya tidak ditulis di sini karena bisa dianggap ’’tidak sesuai dengan adat-adat ketimuran, keselatanan, keutaraan, dan lain sebagainya’’.
Saya rasa, banyak orang yang punya cerita Valentine seru di masa lalu. Dan banyak sudah tidak bisa diceritakan lagi karena melibatkan pasangan yang bukan suami atau istrinya sekarang.
Cerita-cerita itu banyak yang terpendam, terus terpendam, dan mungkin hanya setahun sekali membuat tersenyum, bahagia, atau mungkin geram dan dipenuhi penyesalan. Yaitu, saat Hari Valentine tiba.
Valentine juga membuat banyak orang ingin membuka-buka koleksi filmnya. Menonton lagi bersama yang dia sayangi, atau mengenalkannya kepada pasangan baru atau calon pasangan baru.
Ini lima film yang masuk daftar saya tahun ini. Beberapa di antaranya pernah saya bahas di Happy Wednesday edisi 12, dalam daftar film favorit saya. Tapi, sekarang momen paling pas untuk menyampaikan alasan lebih kuat kenapa film-film ini paling ’’Valentine’’ buat saya.
Ada yang masuk kategori ’’Valentine serius’’, karena film-film ini membuat kita terus mempertanyakan makna cinta. Ada yang masuk kategori ’’Valentine ngocol’’, karena film-filmnya memang bertujuan mengajak kita tertawa sambil merasakan hangatnya ’’cinta’’.
Kategori serius: Love Story (1970), yang menampilkan Ali McGraw dan Ryan O’Neal. Boleh ada banyak film tentang cinta, tapi sangat jarang ada film yang benar-benar menyuguhkan kisah cinta.
Oliver, anak orang kaya, jatuh cinta kepada Jenny, anak warga biasa. Nekat menikah, Oliver didepak keluarga. Jenny harus kerja keras agar Oliver bisa lulus kuliah mahal di Harvard, mengorbankan beasiswa sekolah musik di Paris.
Oliver lulus dengan nilai istimewa dan langsung dapat pekerjaan bagus. Dia berjanji Jenny tidak perlu lagi bekerja. Giliran dia yang bekerja untuk Jenny dan membangun keluarga.
Di saat hidup mereka seolah akan menuju kebahagiaan, Jenny ternyata sakit keras dan kemudian meninggal…
Walau sinopsisnya seperti kisah sinetron, kalau menonton benar-benar tidak terasa seperti sinetron…
Kategori serius lagi, dan masuk daftar favorit saya: Somewhere in Time (1980). Richard (Christopher Reeve pemeran Superman), seorang penulis drama, jatuh cinta pada foto Elise (Jane Seymour) di sebuah museum hotel. Dia lantas menghipnotis dirinya untuk kembali ke 1912, bertemu dengan Elise, seorang aktris terkenal era itu.
Elise ternyata juga langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Jodoh? Secara tragis, dan karena hal kecil yang tak terduga, keduanya harus terpisah. Richard kembali ke masa depan.
Gagal kembali ke masa lalu, Richard meninggal karena patah hati. Walau mungkin bisa diartikan sebagai happy ending, karena keduanya digambarkan bertemu di dunia setelah kehidupan…
Kedua film ini juga top karena menghasilkan kutipan yang populer tentang cinta. Hayo jujur, kita sekarang paling suka cari kutipan yang seru untuk dipasang di status pribadi bukan? Nah, film-film romantis banyak menawarkan kutipan-kutipan yang layak dipasang di status Anda.
Di Love Story, kutipannya adalah ’’Love means never having to say you’re sorry’’. Maksudnya, semarah apa pun, separah apa pun kesalahan, kalau memang cinta, tidak perlu menuntut permintaan maaf. Agak susah mengartikannya, apalagi mengaplikasikannya. Tapi, kalau menonton filmnya, mungkin baru bisa memahaminya.
Kalau Somewhere in Time pada dasarnya menyampaikan betapa sulitnya mengartikan ’’cinta’’. Elise dalam film itu mengucapkan: ’’Ada begitu banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi aku tak mampu menemukan kata-kata yang pas. Aku hanya bisa bilang, ’I love you…’’’
Sekarang yang tidak serius:
50 First Dates (2004). Adam Sandler lebih terkenal dengan film-film komedi ’’kasar’’. Tapi, sesekali dia muncul dengan film yang punya ’’hati’’ dan romantis. Apalagi kalau berpasangan dengan Drew Barrymore.
Di 50 First Dates, Henry (Sandler) merupakan orang yang sulit berkomitmen. Dia berubah saat bertemu dengan Lucy (Barrymore), yang mengidap Goldfield Syndrome alias masalah ingatan. Dampak kecelakaan, Lucy setiap hari lupa.
Setiap hari, Henry harus meyakinkan Lucy untuk kembali jatuh cinta padanya. Setiap hari. Dan semakin hari, apa yang dia lakukan itu mampu menyentuh hati, sambil tertawa terpingkal-pingkal.
Kalau dipikir-pikir, mungkin Lucy memang pasangan yang ideal. Kita bisa berulah apa saja setiap hari, toh besok dia tidak ingat, wkwkwk…
Anyway, setiap orang punya selera yang berbeda-beda. Banyak orang yang akan menganggap Titanic sebagai film romantis favoritnya. Dan terus terang, jujur, sejujur-jujurnya, pada 1997 dulu, saya juga pernah kencan sambil nonton Titanic.
Seperti banyak orang, pasangan saya waktu itu menangis terisak-isak melihat karakter Leonardo DiCaprio meninggal dan dibiarkan tenggelam.
Jujur, sejujur-jujurnya, reaksi saya waktu itu justru heran. Oke, Jack (karakter DiCaprio) rela berkorban untuk Rose (Kate Winslet). Dia terus berada di dalam air dingin, sedangkan Rose di atas papan yang mengapung.
Seandainya keduanya bergantian nyemplung, bukankah kemungkinan keduanya hidup jadi lebih besar? Dan kemudian bisa hidup bahagia selamanya?
Mohon maaf kalau ini menyinggung perasaan para penggemar fanatik Titanic. Meski ending-nya kurang setuju, saya tetap mengakui betapa powerful-nya film itu, sehingga bisa menjadi salah satu yang terlaris dalam sejarah.
Valentine’s Day 2016 jatuh pas hari Minggu. Ini masih hari Rabu, masih ada beberapa hari untuk bikin rencana. Masih ada waktu untuk belanja cokelat. Masih ada waktu untuk mencari tempat makan yang dianggap paling pas.
Saya sarankan untuk melakukan keduanya, karena itu juga punya dampak ekonomi yang positif untuk pengusaha makanan dan restoran (yang menjadi tulang punggung banyak pusat perbelanjaan dan mempekerjakan begitu banyak orang).
Masih ada juga waktu untuk mencari film yang paling pas untuk situasi dan kondisi relationship saat ini. Dan dengan kemudahan internet, film-film klasik jadi lebih mudah dicari untuk ditonton.
Apalagi terakhir saya melihat jadwal, rasanya kok tidak ada film Valentine yang benar-benar menarik di bioskop kita tahun ini. Kecuali mungkin Deadpool dan Zoolander 2, tapi keduanya kan bukan film Valentine… (*)
CATATAN TAMBAHAN:
Alternatif tontonan lain: Sleepless in Seattle, You’ve Got Mail, About Time, Notting Hill, There’s Something About Mary, (500) Days of Summer, The Wedding Singer, While You Were Sleeping, dan lain-lain.