-ads-
Home Headline Robo-Robo Tradisi Baca Doa Tolak Bala

Robo-Robo Tradisi Baca Doa Tolak Bala

Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya

BUKA ROBO-ROBO. Sutarmidji memberikan kata sambutan acara pembukaan robo-robo di Desa Punggur Kecil, Sungai Kakap, Rabu (7/11). Humas Pemprov for RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Setiap Rabu akhir Safar Hijriah, masyarakat menggelar robo-robo. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pusat pelaksanaan robo-robo berada di Kuala Mempawah serta Desa Sungai Kakap dan Desa Punggur Kecil Kubu Raya.

Di Desa Punggur Kecil, perayaan robo-robo dihadiri langsung oleh Gubernur Kalbar Sutamidji. Sedangkan Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan menghadiri robo-robo di Kuala Secapah Kabupaten Mempawah. Sementara di Desa Sungai Kakap dihadiri Bupati Kubu Raya Rusman Ali.

Sutarmidji mengatakan, pengertian robo-robo harus dipahami secara benar. Robo-robo sebenarnya lebih kepada membaca doa tolak bala. Kenapa di Rabu Akhir bulan Safar? Karena setelah Safar adalah Rabiulawal, bulan kelahiran Rasulullah. “Robo-robo ini pun dipersiapkan untuk menyambut bulan kelahiran Rasulullah,” jelasnya kepada awak media ditemui usai memberi kata sambutan acara pembukaan robo-robo di Desa Punggur Kecil, Rabu (7/11).

-ads-

Pria yang karib disapa Midji ini memuji para sesepuh yang tetap mempertahankan budaya robo-robo. Tradisi ini telah berkembang di pusat-pusat kerajaan Islam.

“Terkait kegiatan hari ini, saya berkunjung untuk melihat bahwa kami harus kembali mensosialisasikan desa mandiri. Ini, Punggur Besar, Punggur Kecil dan Punggur Kapuas sudah layak menjadi desa mandiri,” tuturnya.

Midji bertekad, bersama Kapolda dan Pangdam akan menambah desa mandiri. Dari yang tadinya hanya satu menjadi 400 dalam waktu lima tahun. “Saya yakin bisa,” ucapnya.

Nanti dari 68 indikator desa mandiri akan dipilih mana yang bisa dibangun dengan alokasi dana desa, APBD kabupaten atau provinsi. “Yang berat-berat biar provinsi yang menanganinya,” ujarnya.

Dengan sinergi antara Pemprov, Polda dan Kodam, Midji yakin akan bisa menjawab program Nawacita Presiden yang dimulai dari pinggir, yaitu desa. Sinergi ini akan membuat satu kawasan menjadi kuat. Karena segala kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. “Kita akan mulai dari desa,” tuturnya.

Apa benar budaya robo-robo identik dengan sirik? Midji kembali menegaskan perlu memahami pengertian tradisi robo-robo.

“Sudah saya katakan tadi, robo-robo ini tradisi membaca doa tolak bala,” ucapnya.

Ditegaskannya lagi, robo-robo untuk menyambut bulan kelahiran Rasulullah. Makanya diadakan pada Rabu akhir bulan Safar. “Bayangkan saja, para leluhur kita harus membersihkan diri dalam menyambut kelahiran Rasulullah dengan membaca doa tolak bala. Masa baca doa tolak bala dikatakan sirik? Gimana ceritanya?” tegas Midji.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan mengatakan budaya robo-robo yang diselenggarakan setiap tahunnya tentu akan dapat mendorong perkembangan pariwisata. Sehingga menuju ke arah pengembangan industri pariwisata yang semakin maju di Kalbar. Untuk itu, robo-robo yang diselenggarakan di Kabupaten Mempawah diharapkan dapat memberikan nilai jual dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kalbar.

“Apalagi budaya robo-robo termasuk dalam kalender event Provinsi Kalbar yang jadwal pelaksanaannya tetap setiap tahunnya,” terangnya saat membuka acara robo-robo di Mempawah, Rabu (7/11).

Norsan juga berharap penyelenggaraan setiap tahun event ini terus meningkat kualitasnya, menarik dan semakin meriah. Sehingga event budaya robo-robo dapat lebih banyak lagi disaksikan wisatawan lokal, nusantara dan wisatawan mancanegara. “Acara budaya robo-robo ini menjadi sangat penting dan strategis sekali maknanya,” ucapnya.

Selain untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokal, robo-robo juga sebagai alat pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat. “Di samping juga makna yang sesungguhnya dari tradisi ini yaitu untuk memohon keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya.

Pelaksanaan tradisi robo-robo merupakan warisan peninggalan budaya. Menjadi salah satu aset budaya yang ada di Kalbar. Sebagai warisan budaya, maka tradisi robo robo memiliki

karakteristik yang kuat. “Menjadi salah satu alat pemersatu dalam kehidupan masyarakat di Kalbar, khususnya masyarakat di Kabupaten Mempawah,” harapnya.

Di dalam pelaksanaan tradisi robo-robo, terkandung nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang sesungguhya. Dapat diimplementasikan dalam menunjang pembangunan kehidupan sosial di Kalbar pada umumnya. Di Mempawah ada peninggalan warisan budaya, seperti situs kerajaan dan tradisi atau adat istiadat yang hidup di masyarakat. Ini menunjukkan bahwa masyarakat di Mempawah sejak dahulu telah memiliki budaya yang cukup tinggi dan berkembang.

“Tradisi dan adat istiadat ini sangat dijaga dan dipelihara sehingga pada gilirannya mampu menjadi perekat dan pemersatu di dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Mantan Bupati Mempawah ini mengatakan, Kalbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki cagar budaya dan peninggalan sejarah berbentuk kerajaan atau keraton. Saat ini keraton-keraton masih terjaga kelestariannya.

“Ini merupakan potensi yang besar dalam menunjang perkembangan pariwisata di Kalbar, khususnya berkenaan dengan wisata budaya dan juga bisa dikembangkan menjadi wisata religi,” jelasnya.

Pariwisata di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Ditandai dengan tingginya pertumbuhan jumlah wisatawan internasional ke dalam negeri. Dari data yang ada diketahui tahun 2017, jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke tanah air sebanyak 14 juta orang. “Tahun 2018 ditargetkan mencapai 17 juta orang wisatawan mancanegara,” jelasnya.

Pariwisata masuk dalam sektor unggulan dalam pembangunan nasional. Tahun lalu sektor pariwisata telah memberikan konstribusi sebesar 5 persen dalam PDB Nasional. “Telah memberikan sumbangan devisa sebesar 200 triliun rupiah,” ungkapnya.

Di Kalbar, perkembangan pariwisata juga cukup baik. Dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhannya. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kalbar terus meningkat. Tahun 2017 tercatat sebanyak 44.497 wisatawan mancanegara dan 2.979.621 orang wisatawan nusantara yang berwisata di Kalbar.

“Tahun 2018 ini kita menargetkan sebanyak 45.000 wisatawan mancanegara dan sebanyak 3.100.000 wisatawan nusantara berkunjung ke Kalbar,” tukasnya.

Dengan berkembangnya pariwisata di Kalbar, Norsan berharap dapat berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat. Antara lain dapat membuka lapangan kerja dan berkembangnya usaha masyarakat. “Seperti usaha kuliner dan ekonomi kreatif lainnya.

Selain itu, perkembangan pariwisata juga akan memacu investasi dan pembangunan fasilitas serta infrastuktur yang lebih baik. Guna menunjang kenyamanan para wisatawan. “Yang juga secara langsung dan tidak langsung nantinya dapat dipergunakan oleh penduduk lokal,” tuturnya.

Kalbar sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Obyek wisata alam Kalbar yang sangat indah adalah ciptaan Tuhan yang wajib disyukuri dan harus dijaga, dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

“Begitu juga obyek wisata budaya hasil ciptaan manusia, serta atraksi-atraksi kesenian yang menjadi daya tarik wisata adalah merupakan khasanah budaya yang perlu kita lestarikan dan kita kembangkan,” ajaknya.

Penduduk Kalbar multi etnis. Memiliki keragaman seni budaya dan adat istiadat yang mempunyai keunikan tersendiri. Semuanya itu merupakan modal dasar untuk pengembangan kepariwisataan Kalbar.

Pengembangan kepariwisataan di Kalbar kedepannya harus dilakukan dengan tata kelola yang baik. Dengan menciptakan singkronisasi, koordinasi dan sinergi dari seluruh sektor pembangunan. Baik dunia usaha, akademisi dan masyarakat diharapkan akan dapat berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalbar.

“Pembangunan pariwisata Kalbar yang berkelanjutan akan terus kita dorong, sehingga potensi pariwisata Kalbar semakin dikenal di tingkat nasional dan internasional,” demikian Norsan.

Kembali ke Kubu Raya, festival budaya robo-robo di Desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap diharapkan dapat menjadi perekat silaturahmi dan memupuk tali persaudaraan. “Puncak robo-robo di Sungai Kakap tahun ini resmi dibuka tadi siang (kemarin, red) oleh Bupati Kubu Raya Rusman Ali,” ujar Camat Sungai Kakap, Tugiono.

Bertempat di Muara Kakap, acara tahunan ini berlangsung meriah. Mulai dari berbagai lomba-lomba hingga makan saprahan. “Kegiatan ini kita laksanakan dalam rangka kita bersyukur kepada Allah SWT atas lepaslah kita dari bencana yang ada, menurut sejarah seperti itu,” ujarnya.

Robo-robo tahun ini sedikit berbeda dibanding dua tahun lalu. Terutama terkait dengan jumlah pengunjung. Karena kegiatan serupa juga dilaksanakan di Desa Punggur Kecil dan Telok Pakedai.

Kendati demikian, dia berharap kegiatan ini dapat menjadi perekat silaturahmi dan memupuk persaudaraan antar masyarakat.

Wewen Malopo, salah seorang panitia robo-robo mengatakan kegiatan ini sudah ditunggu-tunggu para pemuda di Desa Sungai Kakap setiap tahunnya. “Ini kegiatan rutin, selama kegiatan robo-robo para pemuda juga di libatkan untuk menyukseskan kegiatan robo-robo,” ungkapnya.

Kendati demikian dirinya menilai di tahun ini terjadi penurun pengunjung yang cukup signifikan. “Beda dengan tahun lalu, ramai,” akunya.

Wewen menduga penurunan jumlah pengunjung yang datang karena diberbagai tempat juga sudah mengadakan kegiatan serupa. Selain itu, ada beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan, tapi tahun ini ditiadakan. “Misalnya lomba motor robin. Ini kan tinggal lomba sampan,” ucapnya. Untuk lomba sampan diikuti 20 tim dari berbagai desa se Kecamatan Sungai Kakap.

Robo-robo juga dilaksanakan di rumah adat Melayu Desa Karangan Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak, Rabu (7/11). Kegiatan tersebut dihadiri Muspika Kecamatan Mempawah Hulu, Ketua MABM dan DAD Mempawah Hulu, serta Kades Karangan. Hadir pula tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan masyarakat muslim Desa Karangan. Jumlah masyarakat yang hadir diperkirakan 700 orang.

Agustinus Itas, mewakili Camat Mempawah Hulu menyampaikan, budaya robo-robo ini sudah digelar sejak dulu.  Kalau dulunya lokasinya di hutan Setabi, sekarang berkembang di rumah adat Melayu Desa Karangan.

“Kegiatan ini saya harapkan berlangsung setiap tahun tidak kalah dengan Kecamatan Mempawah Hilir di Kabupaten Mempawah,” harapnya.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung acara robo-robo sehingga bisa terlaksana dengan baik. Terutama kepada masyarakat muslim yang ada di Desa Karangan yang sudah berpartisipasi dan melestarikan kegiatan robo-robo.

Setelah kegiatan robo robo dilaksanakan acara makan bersama. Lalu dilanjutkan dengan perlombaan untuk masyarakat.

“Perlombaan yang di laksanakan yaitu, makan kerupuk, menyanyi, panjat pinang dan dayung sampan,” ucap Itas.

Ketua Panitia Meta Yoga Ariana mengatakan, kegiatan ini dapat terselenggara atas dukungan dan partisipasi masyarakat Desa Karangan dan sumbangsih oleh para donatur. Dia berharap kegiatan robo-robo ini teraksana setiap tahunnya. Karena budaya ini sejak dulu sudah di laksanakan. “Agar budaya robo-robo ini tidak hilang ditelan jaman, budaya yang harus kita lestarikan,” harap Meta.

Selain di Desa Karangan, robo-robo juga dilaksanakan di Kecamatan Ngabang. Sseperti di Desa Mungguk, Dusun Pesayangan, Dusun  Tungkul, Dusun Pulau Bendu, Dusun Kampung Lalang, Dusun Tebing Tinggi, dan Desa Hilir Kantor. Semua pelaksanaan robo-robo berlangsung lancar dan aman.

 

Laporan: Andi Ridwansyah, Bangun Subekti, Rizka Nanda, Antonius

Editor: Arman Hairiadi

 

Exit mobile version