Rindi Ditemukan, Pihak Sekolah Bantah Ada yang Bully

DITEMUKAN. Rindi beserta keluarga dan Kasat Reskrim Polres Sintang foto bersama usai ditemukan dan diinterogasi, di Mapolres Sintang, kemarin--Humas Polres Sintang for RK

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Siswi SMA 1 Sintang, Rindiyanti Rahmadani yang dikabarkan hilang sejak Kamis (10/1) kemarin, akhirnya  ditemukan pada Senin (14/1) sekira pukul 09.00 WIB. Dia ditemukan dalam keadaan selamat di Kabupaten Melawi.

Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Indra Asrianto menerangkan, penemuan Rindi berawal dari Mardalena, bibinya yang mendapat telepon dari seorang warga bernama Joher. Dalam sambungan telepon itu, Joher menyebutkan bahwa Rianti berada di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi.

“Joher itu mendapat informasi dari facebook bahwa Rindi dinyatakan hilang. Makanya dia menelepon Mardalena yang nomornya tertera di beberapa pemberitaan,” ujar Indra, Selasa (15/1).

Setelah mendapat kabar baik itu, pihak keluarga kemudian menghubungi Polres Sintang untuk memberitahukan bahwa keberadaan Rindi berada di Melawi. Kemudian penyidik Sat Reskrim Polres Sintang bersama pihak keluarga berangkat ke Melawi untuk memastikan bahwa informasi keberadaan Rindi itu benar adanya.

“Sesampainya di rumah Joher, anggota melihat Rindi dalam keadaan baik. Lalu dia diajak dan dibawa pulang. Dia dibawa ke Polres Sintang untuk diambil keterangannya,” jelasnya.

Kepada penyidik, Rindi mengaku bahwa dirinya pergi tanpa pamit dari rumah untuk menenangkan diri karena terus di-bully dan dikucilkan oleh teman di sekolahnya.

“Jadi Rindi ini pernah mempunyai masalah dengan kawannya di kelas. Kemudian kejadian itu dilaporkan ke guru. Dan, masalah pun dapat diselesaikan,” terangnya.

Pengakuan lainnya, kata Indra, pada Kamis (10/1) sekitar pukul 07.30 Wib, Rindi pamit untuk pergi ke sekolah dengan bibinya. Kemudian mampir sebentar di Masjid An-Nur Sintang untuk salat Duha. Setelah selesai salat, ia ganti pakaian sekolah lalu berangkat ke daerah Pinoh.

“Alasannya pergi dari rumah, karena beberapa hari lalu pernah meminta kepada keluarga supaya pindahkan sekolah. Karena tidak tahan dengan teman sekelas yang sering mengejek dan diasingkan,” terangnya.

Permintaan itu, belum dipenuhi. Pihak keluarga belum mengizinkan Rindi untuk pindah sekolah. Karena untuk mengurus surat pindah sekolah tak segampang membalikkan telapak tangan. “Nah itulah yang membuat Rindi pergi meninggalkan rumah,” terang Indra.

Bahkan dari pengakuan Rindi, dia pergi ke Melawi hanya berbekal uang sebesar Rp68 ribu. “Sebenarnya rencana awal ingin pergi ke Pontianak menuju rumah keluarganya dan mencari pekerjaan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepsek SMAN 1 Sintang, Edi Sunaryo membantah bahwa Rindi menjadi korban bully oleh teman-teman sekolahnya. Namun dia membenarkan bahwa Rindi pernah ada masalah dengan teman sekelasnya.

“Sebelumnya pernah ada masalah dengan teman sekelasnya. Namun, hal tersebut telah diselesaikan dengan baik. Tidak ada perilaku bully yang dilakukan teman-teman sekelasnya,” tegas Edi.

Apabila memang ada perilaku bully terhadap Rindi, ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan.

“Di SMA N 1 Sintang tidak ada perilaku bullying. Itu sudah kami lakukan penyelidikan dan investigasi diinternal sekolah. Hasilnya nihil,” tegasnya.

Namun demikian, Edi menilai apa yang terjadi saat ini akan dijadikan pelajaran bersama. Sehingga tidak terulang kembali.

“Ini akan menjadi bahan evaluasi kami dalam menangani perilaku siswa-siswi di SMA N 1 Sintang,” pungkasnya.

Laporan: Saiful Fuat

Editor: Ocsya Ade CP