Revolusi Mental Tenaga Medis di RSUD Soedarso

SIDAK. Gubernur Cornelis (nomor 4 dari kiri) bertanya soal pelayanan sekaligus memberikan wejangan kepada para tenaga medis dalam Sidaknya di RSUD Soedarso, Pontianak, Kamis (28/7). Isfiansyah

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Lama tak disorot, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Pontianak diinspeksi mendadak (Sidak), kemarin (28/7). Gubernur Cornelis langsung yang turun melakukan pemeriksaan dengan seksama di sana.

Sidak dilakukannya usai membuka “Sosialisasi Tax Amnesty” di Mercure Hotel. Sekitar pukul 11.00 WIB dia tiba di RSUD Soedarso. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD). Cornelis sempat berdialog dengan seorang pasien dan keluarganya dari Meranti, Landak, yang kehabisan biaya.

Akhirnya, mantan Bupati Landak dua periode itu meminta tenaga medis membantu pengurusan administrasi Sang Pasien yang mengaku belum mengurus  BPJS. Duit untuk berobat pun dia tidak ada.

Pasien itu atas nama Jakin. Ibu muda berumur 25 tahun dari Dusun Manggam Bati Meranti. Menurut salah seorang petugas medis, Faisal Fajar, Jakin yang hamil 9 bulan itu didiagnosa mola dan anemia.

Pasien lainnya asal Tanjung Raya Pontianak juga diajaknya berdialog. Ternyata, Sang Pasien ini baru saja berulang tahun. Sama dengan Cornelis pada 27 Juli. Mereka pun saling bersalaman mengucapkan selamat ulang tahun.

Setelah itu, Gubernur memantau keseluruhan pelayanan di Soedarso. Sistem data base rumah sakit yang masih manual dikritisinya. Kata Cornelis, sudah seharusnya sistem informasi rumah sakit berbasis online.

“Sehingga laporan diagnosa bisa langsung diketahui dokter spesialis yang akan menangani melalui jaringan aplikasi online internal,” tuturnya.

Cornelis didampingi Direktur RSUD dr. Yustar Mulyadi. Kepada Yustar, ia berpesan pengadaan barang dilakukan hati-hati dan harus sesuai dengan spesifikasi yang diajukan. “Jadi, begitu barang datang segera dicek dan dipakai sesuai kebutuhan,” pintanya.

Yang paling penting, ia mewanti-wanti pelayanan RSUD harus lebih baik. “Semiskin apapun dia (pasien,red) jangan ditolak. Tangani dulu, setelah ditangani baru diurus administrasinya,” tegas Cornelis.

Artinya, yang penting pasien bisa selamat. Mental menolak pasien dengan berbagai dalih harus sudah dirubah, mesti direvolusi.

“Kalau memang dia betul-betul miskin, kita tangani dengan Jaminan Kesehatan,” tandasnya.

 

Laporan: Isfiansyah

Editor: Mohamad iQbaL