Rawan Pungli, Penerimaan Tamtama TNI AD Diawasi

ARAHAN. Orangtua/wali calon Tamtama PK TNI AD Gelombang II tahun 2016 diberikan arahan oleh Ka Ajendam XII/Tanjungpura, Kolonel Caj Budiyono dan Aspers Kasdam XII/TPR, Kolonel Inf Hariyadi di aula Kodam, Senin (31/10). AMBROSIUS JUNIUS

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Orangtua/wali calon Tamtama PK TNI AD Gelombang II Tahun 2016 diundang jajaran Kodam XII/Tanjungpura. Mereka diberi arahan tentang seleksi penerimaan TNI AD di Aula Kodam, Senin (31/10).

Materi arahan yang diikuti ratusan orangtua/wali tersebut disampaikan oleh Ka Ajendam XII/Tanjungpura, Kolonel Caj Budiyono dan Aspers Kasdam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Hariyadi. Materi yang disampaikan pada arahan tersebut, tidak semuanya yang mendaftar itu lolos seleksi. Semua melalui tahapan proses seleksi. Misalnya fisik mendukung, tetapi ada masalah kesehatan, termasuk pemeriksaan psikologis calon Tamtama.

Ka Ajendam XII/Tanjungpura, Kolonel Caj Budiyono memaparkan, seminggu yang lalu Pangdam dan Kapolda seluruh Indonesia dikumpulkan oleh Presiden Jokowi. Membahas pemberantasan pungutan liar (Pungli). Selaku Ka Ajendam dan Aspers, menerima surat perintah untuk penerimaan calon Tamtama tanpa adanya Pungli.

“Penerimaan ini sangat rawan sekali terhadap Pungli. Itu sudah dimana-mana di seluruh Indonesia. Namun kita sudah diwanti-wanti oleh panglima untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi Pungli di Kodam XII/Tanjungpura ini,” tegas Budiyono.

Terkait masalah Pungli pada saat penerimaan, lanjut Budiyono, dengan mengundang orangtua/wali calon Tamtama, sebagai bentuk mengantisipasi Pungli. Orangtua jangan memberikan apa pun kepada panitia penerimaan, oknum anggota, bahkan warga sipil yang mengaku punya orang dekat di Kodam.

“Kita mengimbau kepada orangtua/wali agar jangan tergiur dengan iming-iming pihak tertentu, agar bisa meloloskan anaknya,” ujar Budiyono seraya mengatakan, jika ada oknum anggota yang melakukan hal tersebut, harap segera melapor.

Aspers Kasdam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Hariyadi menerangkan, di Kodam sudah dibentuk pengawasan Pungli baik diinternal maupun dari Mabes TNI AD. Pengawasan bersifat terbuka dan tertutup. Bahkan jumlah pengawasnya tidak diketahui.

“Ada 315 kuota penerimaan dan sebanyak 1.300 calon Tamtama yang mengikuti proses seleksi gelombang II ini,” jelas Hariyadi.

Skema pelaksanaan pemeriksaan atau uji seleksi penerimaan Tamtama PK TNI AD tahun 2016 diawali dari pembagian nomor pendaftaran. Dilanjutkan pemeriksaan administrasi, kesehatan lanjut sidang parade. Kemudian tes tentang mental ideologi dan wawancara serta pemeriksaan jasmani. Jika  dinyatakan lulus tingkat daerah, maka dilanjutkan ke tingkat pusat, yakni sidang pemilihan. Bila dinyatakan lulus, pendidikan diselenggarakan selama lebih kurang empat bulan di Rindam XII/Tanjungpura di Kota Singkawang.

“Tahap seleksi mulai dari administrasi dan parade yang dilakukan tim panitia dari Kodam. Pengawasannya dari pusat. Mulai besok tim pengawasan sudah datang, namun jumlahnya tidak tahu,” papar Hariyadi.

Ditegaskannya, orangtua jangan mudah tertipu iming-iming bisa meloloskan anaknya menjadi anggota TNI AD. Pungli itu ada dua, memberi dan menerima. “Jika ada seperti itu, keduanya kita proses,” tegasnya.

Jika ada oknum anggota yang terlibat Pungli, maka akan diproses hukum. Semua ada mekanismenya, yang jelas sanksinya pasti ada.

Salah seorang orangtua calon Tamtama TNI AD, Suharno mengungkapkan, anaknya sudah tiga kali ikut seleksi namun tidak lolos. Tinggi badannya sangat sesuai dan tidak cacat fisik. Namun ada masalah kesehatannya, gejala amandel. Namun sudah dioperasi.

“Ini yang keempat kalinya anak saya ikut seleksi. Saya belum pernah ditawarkan agar anak saya lolos seksi. Mohon doanya, semoga kali ini lolos,” harap warga Siantan Hulu ini. (amb)