eQuator.co.id – Sanggau-RK. Meski telah dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau, korban dari rumah yang hampir ambruk karena longsor, Iwan, 43, warga Jalan Riam, Kelurahan Bunut, tetap saja kebingungan. Pun sadar menempati kediamannya itu berbahaya, mau pindah ia tak tahu harus kemana.
“Kami dikasih seng dan paku, tapi kayu dan papannya tidak ada. Bagaimana mau membangun lagi?” katanya kepada wartawan, Jumat (17/2).
Dapur rumah Iwan yang terletak di bantaran sungai itu ambruk akibat longsor pada Jumat pekan lalu, ketika ia tengah tertidur. Sedangkan bagian tengahnya nyaris ikut tertarik. Dikhawatirkan seluruh bagian rumahnya yang hanya berukuran sekitar 3×5 meter ikutan ambruk.
“Kalaupun dikasih bantuan tambahan kayu, apa mungkin dibangun lagi. Sementara kondisi rumah saya sudah rawan. Belum lagi kalau membangun juga butuh biaya, minimal untuk makan-minum. Kalau pun mau ngontrak di tempat lain, uangnya dari mana,” tuturnya.
Sementara ayah empat anak itu mengaku, jangankan uang untuk mengontrak rumah, biaya makan sehari-hari saja ia kesulitan. Pasalnya, sejak Oktober 2016, ia sudah tak bisa lagi bekerja lantaran sakit akibat kecelakaan. Untuk kebutuhan sehari-hari, ia mengandalkan sang isteri, Heni, 37, yang menjadi buruh cuci.
“Anak saya empat, yang paling besar tamatan SMP, yang kecil baru umur empat tahun,” akunya.
Karenanya ia berharap ada bantuan berupa uang ataupun bahan-bahan makanan untuk kebutuhan sehari-hari. Iwan pun mengaku, meski berbahaya, ia akan tetap tinggal di rumahnya.
“Mau kemana lagi. Kalau ada uang kita bisa ngontrak. Sementara isteri dan anak-anak saya tinggal di rumah orangtuanya,” ungkapnya.
Pria paruh baya itu menceritakan, peristiwa dapur rumahnya yang roboh pada Jumat pekan lalu. Sebelumnya, Iwan memang sudah menduga kalau bagian belakang rumahnya itu bakal ambruk.
“Ambruknya tak sekaligus. Mulainya sekitar pukul 18.00. Waktu itu saya memang mendengar suara krek-krek. Pohon di belakang rumah (persis dekat dapur) mulai tumbang,” katanya.
Ia sempat keluar untuk memastikan apakah bagian depan rumah akan ikut ambruk. “Setelah saya cek sepertinya bagian tengah dan depan tidak ambruk. Saya akhirnya tidur. Sekitar jam 06.00 pagi, baru saya tahu bagian belakang sudah ambruk,” pungkas Iwan.
Sementara itu, ditemui di lokasi, Kepala BPBD Sanggau, Vicky Ludovicus Putra menyatakan pihaknya tengah memotong kayu dari pohon yang tumbang di belakang rumah Iwan. Selain itu, ia juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa beberapa keping seng, paku, makanan siap saji plus peralatan memasak.
Ia juga akan memberikan kayu kasau dan ring serta papan yang dibutuhkan untuk membangun dapur. Sementara, soal relokasi, mengingat lokasi rumah Iwan yang rawan, Vicky mengaku kewenangan itu ada pada Dinas Sosial.
“Kalau di kita (BPBD) belum tercover untuk relokasi. Kami juga tak merekomendasikan untuk (Iwan) tinggal di sini,” ungkapnya.
Kasi Rekontruksi BBPD Sanggau, Rizal Ismail menambahkan, semua Kasi di BPBD turun untuk memantau sekaligus mengevakuasi pohon tumbang dibantu Manggala Agni. Pihaknya juga sudah memberikan imbauan agar warga tidak tinggal di bantaran sungai.
“Karena yang pertama rawan bencana, kemudian di pinggir jurang juga. Kita pun rutin adakan penyuluhan tentang larangan itu. dan saran saya supaya pindah ke tempat yang baru karena sudah rawan di sini (rumah Iwan), ” terangnya.
Ia juga berharap warga menebang pohon yang rawan tumbang yang berada di sekitar rumah. “BPBD siap bantu untuk nebangnya. Yang penting ada permintaan, kita siap turun,” tandas Rizal.
Laporan: Kiram Akbar