eQuator.co.id – KETAPANG-RK. Korban Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Ketapang yang sudah gelap karena asap. terus berjatuhan. Dalam dua hari saja, 13-14 September, sudah 292 pasien yang dirawat.
Data yang dirilis Dinas Kesehatan itu adalah pasien yang ditangani di beberapa Puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Ketapang. Karena itu, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Ketapang, Basaria Rajagukguk, pihaknya menempatkan beberapa petugas medis dan pendirian pos komando (Posko) di beberapa lokasi yang kabut asapnya sangat parah.
“Kita sudah bekerja sama dengan BPBD, relawan instansi terkait, kita sudah bentuk Posko, selain pembagian masker, Tim Kesehatan disiapkan untuk memeriksa kawan-kawan maupun masyarakat yang terganggu kesehatannya,” terang Basaria, Senin (16/9).
Tak berhenti di situ, lanjut dia, pihaknya juga sudah mengajukan beberapa alat bantu pernafasan, seperti tabung oksigen portable dan nebulizer. Peralatan medis itu akan distribusikan ke beberapa Puskesmas dan Posko, yang saat ini fokus pemadanam di beberapa lahan terbakar.
“Bila sudah didapat peralatan langsung akan kita distribusikan, untuk obat-obatan sudah distok ke UPTD, jadi biasanya sudah tersedia,” jelasnya.
Ia bersyukur, sampai kemarin, dari data Dinkes, belum ada pasien ISPA yang sampai menghembuskan nafas terakhir. “Sementara belum ada laporan kasus meninggal karena ISPA,” jelasnya.
Ia mengimbau seluruh masyarakat, terlebih orangtua yang memiliki anak balita, untuk tidak membawa anak-anak seusia tersebut keluar rumah. Mengingat daya tahan tubuh mereka masih rentan terserang penyakit.
Untuk tingkatan pelajar, diharapkan pihak sekolah jeli memandang situasi kabut asap saat ini. Jika tidak memungkinkan maka langkah meliburkan aktivitas belajar mengajar tepat untuk dilakukan pihak Sekolah.
“Untuk anak anak yang masih rawan jangan dibawa keluar rumah dulu, karena asap cukup mengganggu kesehatan, masalah libur sekolah harus terus dipantau karena ada anak yang libur sekolah ada yang tidak,” tutup Basaria.
Terpisah, Pelayanan Medik RSUD Agoesdjam Ketapang, Dr. Saiful Ramsah, mengatakan perhari pasien yang ditangani mencapai 6-7 orang, di rentang usia 6-7 tahun. Karena itu para pelajar diharapkan dapat mengurangi aktivitas luar rumah.
“Untuk aktivitas luar dikurangi dulu, seperti olahraga dan lainnya, karena buruknya keadaan cuaca seperti ini,” pintanya.
Ditemui di RSUD Agoesdjam, Emanuel Acun, 43, Warga Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara (MHU) masih menunggui anaknya Julianus, 6. Yang dirawat intensif di sana akibat ISPA. Sudah beberapa hari anaknya dirawat.
“Memang ada riwayat sakit asma, karena asap sangat pekat sakitnya kambuh dan tambah parah, makanya sampai harus dibawa ke Rumah Sakit,” ungkapnya.
Sesudah tiga hari anaknya dirawat akibat sesak nafas dan sudah berangsur baik. “Anak saya belum sekolah, karena sering main di luar rumah dan tidak gunakan masker, mungkin itu pemicunya, apalagi asap di tempat kami pekat,” aku Acun.
Masih Terbakar
Komandan Kodim 1203/Ketapang, Letkol Kav Jami’an, S.IP turun langsung memadamkan api yang masih membara di jalan poros Pelang-Tumbang Titi, Desa Pelang. Kecamatan Matan Hilir Selatan.
TNI dan stakeholder yang tergabung dalam “Operasi Karhutla” Kabupaten Ketapang masih melawan kebakaran, asap dan debu Karhutla di sejumlah titik. Maka, komentar kembali dilontarkan.
“Saya ingatkan lagi, sanksi hukum bagi pelaku pembakar lahan bisa bekerjasama dengan Satgas Karhutla Kabupaten Ketapang. Untuk mencegah dampak kebakaran yang merugikan banyak pihak,” katanya.
Pasi Ops Kodim 1203/Ktp Kapten Inf Andri Fitri menambahkan, pemadaman masih terus berlangsung. Anggota Satgas berupaya memadamkan titik api di beberapa lokasi.
Laporan: Muhammad Fauzi
Editor: Mohamad iQbaL