eQuator.co.id – “Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang mampu member balasannya” (HR Bukhari Muslim).
Orang yang berpuasa sesungguhnya sedang melakukan ibadah istimewa. Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, laksana orang yang menunaikan kefarduan diluar Ramadan. Siapa yang menunaikan kewajiban di dalamnya, laksanamenjalani 70 kefarduan di luar Ramadan.
Sebagaimana kita ketahui Ramadan adalah syahrshiyam, syahrqur’an (bulan Alquran), syahrqiyam (bulan qiyamullail), syahrdu’a (bulan doa), juga sebagai syahr Al-Muwasah yaitu bulan memberi pertolongan dan penambahan rezeki bagi orang-orang beriman. Rasulullah bersabda, “Barang siapa memberikan makanan berbuka bagi seseorang yang berpuasa, maka terdapat pengampunan bagi dosa dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Allah telah melimpahkan rahmat kepada seluruh hamba-Nya, sehingga kita dapat memahami Islam dengan pemahaman yang bersih, mudah dan menyeluruh sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat, serta mendatangkan kebahagiaan bagi manusia. Islam mengatur segala dimensi. Menurut Sa’id Hawwa, menjaga dan memelihara harta manusia merupakan sesuatu yang fundamental dan merupakan keperluan asasi bagi manusia. Tetapi jika tidak ada Islam, maka musnahlah harapan terpeliharanya harta benda.
Sehingga pada hakikatnya bulan Ramadan mampu dijadikan sebagai bulan jihad dalam membangkitkan ekonomi umat melalui jihad harta. Jihad sebagai bentuk pendekatan diri yang paling agung dan ibadah yang paling utama. Allah mewajibkan jihad kepada kaum muslimin bukan sebagai alat pemusnah orang kafir atau sarana bagi kepentingan pribadi, akan tetapi sebagai perlindungan bagi dakwah dan jaminan bagi perdamaian, selain sebagai media untuk menunaikan misi hidayah bagi manusia untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Hikmah yang terkandung dalam seluruh macam jihad ini adalah, agar hanya Allah saja yang disembah, musuh dan kejahatan dapat terusir, jiwa dan harta terjaga, hak terlindungi, keadilan terbentengi, serta kebaikan dan keutamaan dapat tersebar. Sebagaimana firman-nya dalam QS. Al-Anfal (8): 39 “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran). Maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”
Menurut Dr Nawwaf Takruri, jihad harta adalah menyumbangkan harta dalam segala bidang kebaikan yang mengantarkan keridhaan kepada Allah. Dalam Alquran, jika kita cermati ayat-ayat yang membahas tentang jihad harta, secara redaksi selain dalam Alquran Surah Al-Anfal: 72 akan kita temui lagi sebanyak 7 ayat lainnya, yaitu terdapat dalam Alquran surah; An-Nisa: 95, “Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak ikut berperang) tanpa mempunyai udzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk. Kepada masing-masing, Allah menjanjikan pahala yang baik (surge) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.”
At-Taubah: 20.
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” At-Taubah: 41.
“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” At-Taubah: 44.
“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin (tidak ikut) kepadamu untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” At-Taubah: 81
“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, ”Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah (Muhammad) “Api neraka jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui.”
At-Taubah: 88 “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. As-Shaff: 11.
“(Yiatu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
Melalui ayat-ayat tersebut, Allah perintahkan kita untuk berjihad dengan harta terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan jihad lainnya. Selain itu disetiap akhir ayat Allah janjikan keberuntungan atau kemenangan bagi orang yang berjihad dengan hartanya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya jihad harta untuk sebuah kebangkitan umat, atau dengan kata lain kebangkitan umat akan mudah diraih, jika kebangkitan ekonomi umat telah terwujud.
Menuju datangnya bulan Ramadan ini, mari kita persiapkan secara maksimal (kualitas maupun kuantitas) harta kita untuk berjihad. Tidakkah kita ingat dahsyatnya kedermawanan Rasulullah ketika di bulan Ramadan? Kedermawanan Rasulullah saat itu melebihi angin yang berhembus, sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, namun memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta member dengan terus menerus sebagaimana angin yang berhembus cepat. Oleh karena itu, di bulan yang penuh kemuliaan dan penuh keberkahan ini, jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang yang merugi, menyia-nyiakan Ramadan berlalu begitu saja tanpa ada amalan yang istimewa. Persiapkan harta, terbaik dan teristimewa kita untuk dipersembahkan kepada Sang Maha Kuasa. Hanya ada dua dampak jika kita berjihad dengan harta kita. Pertama, kemenangan yang besar bagi si pemilik harta. Kedua, kebermanfaatan yang barokah bagi si penerima harta.
Sehingga jika semua orang mukmin di Indonesia ini tahu, mampu dan mau melakukan jihad harta, betapa cepatnya kebangkitan ekonomi umat akan terwujud. Semoga Allah mampukan kita untuk berjihad harta di Ramadan kali ini dan seterusnya. Wallahu’alambissawab. (Bagian Administrasi IAIN Pontianak)