Raja Kera di Stadion Kridasana

eQuator – Singkawang-RK. Kota Singkawang selalu menyajikan hal baru setiap perayaan Imlek dan Capgomeh. Tahun ini misalnya, lantaran Imlek 2567 yang bertepatan 8 Februari 2016 merupakan tahun kera, maka akan dibangun patung Sun Go Kong di Stadion Kridasana.

“Saat ini patung Sun Go Kong sedang dibuat. Nanti akan dipasang di Taman Buah di Stadion Kridasana,” kata Bong Wui Khong, Ketua Perhimpunan Hakka Singkawang kepada wartawan, Minggu (10/1).

Keberadaan patung Sun Go Kong ini nantinya diharapkan dapat menarik minat para wisatawan untuk mengunjungi pusat Festival Imlek dan Capgome Singkawang di Stadion Kridasana.

Seperti diketahui, Sun Go Kong atau disebut pula Sun Wukong begitu familiar di masyarakat. Dia dikenal sebagai Raja Kera yang lahir di Gunung Bunga-bunga dan Buah-buahan, dari suatu batu mitos yang menerima saripati (qi) matahari dan bulan selama ribuan tahun.

Kisahnya sangat membuat masyaraka tertarik. Milsanya bagaimana ketika akan belajar kepada Bodhi, salah seorang guru Buddhisme atau Taoisme. Belajar seni bertutur kata dan budi pekerti manusia.

Lantaran minat dan kecerdasannya, Sun Go Kong pun menjadi salah satu pengikut kesayangan Bodhi. Sehingga mendapat bimibingan dan pelatihan tentang berbagai kesaktian, termasuk bisa mengubah diri dalam 72 bentuk, berjalan di awan dan lainnya.

Sun Go Kong yang diajari bagaimana mengubah 84.000 bulunya menjadi barang atau mahkluk atau atau menggandakan dirinya. Berbagai kesaktian inilah yang membuatnya angkuh.

Hal itu membuat Bodhi tidak senang dan mengusir Sun Go Kong dari kuil. Sebelum mereka berpisah, Bodhi memintanya untuk berjanji tidak akan memberitahu siapapun tentang bagaimana dia mendapatkan ilmu-ilmu tersebut.

Sun Go Kong pun menjadi siluman yang paling berkuasa dan berpengaruh di dunia. Dia mencari berbagai senjata, termasuk tongkat Ruyi Jingu Bang. Tongkat itu dapat berubah ukuran dan menduplikasikan diri, juga bergerak sesuai kehendak hati pemiliknya.

Mulanya tongkat itu digunakan oleh Yu Agung untuk mengukur kedalaman lautan, kemudian menjadi “Tiang yang Menenangkan Lautan” serta harta karun Ao Guang, “Raja Naga Laut Timur”. Berat tongkat itu adalah 13,500 kati (8,1 ton).

Saat Sun Go Kong mendekatinya, tongkat itu bersinar, menandakan bahwa ia telah menjumpai pemiliknya yang benar. Tongkat itu pun disimpan di telinganya sebagai jarum jahit.

Dengan berbagai kesaktiannya, Sun Go Kong membuat huru hara di Surga. Hingga akhirnya dihukum di Gunung Lima Jari selama 500 tahun. Kemudian menjadi pengikut Bodhisatva Guanyin yang melakukan perjalanan ke Timur untuk mengambil Kitab Suci. Berbagai cobaan dihadapinya hingga ia pantas menjadi dewa.

Sun Go Kong memang begitu terkenal dari zaman ke zaman. Hal inilah yang mendorong, Panitia Festival Imlek dan Capgomeh Kota Singkawang untuk membuatkan patungnya di Stadion Kridasana.

Selain membuat patung Sun Go Kong tersebut, di Kota Singkawang juga akan dipasang 10 ribu lampion. Lampion-lampion itu akan membentang di delapan ruas jalan di Kota Amoy ini, yakni Jalan Kalimantan, Budi Utomo, Setia Budi, Pangeran Diponegoro, Sejahtera, Niaga, dan Yohana Godang, GM Situt.

Laporan: Mordiadi