Putra Kalbar Komandan Skadron 1 Elang Khatulistiwa

KOMANDAN SKADRON Letkol Pnb I Gusti Ngurah Adi Brata, penerbang TNI AU asal Kalbar yang akan dilantik sebagai Komandan Skadron Udara I Elang Khatulistiwa Lanud Supadio, Senin pagi (15/4). Skadron 1 Elang Khatulistiwa for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Menggapai cita-cita perlu usaha dan kerja keras. Tidak ada yang tidak mungkin, asalkan ada kemauan dan usaha menggapainya. Begitu diungkapkan Letkol Pnb I Gusti Ngurah Adi Brata. Putra Kalbar itu akan dilantik sebagai Komandan Skadron 1 Elang Khatulistiwa Lanud Supadio hari ini, Senin (15/4).

Pelantikan Adi Brata akan dilakukan oleh Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Supadio, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Palito Sitorus. Pria  kelahiran Denpasar, 12 Maret 1980 ini telah menetap di Pontianak sejak berusia 4 tahun. “Saya menetap di Pontianak sejak tahun 1984. Menempuh pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMU di Kota Pontianak,” ungkapnya kepada Rakyat Kalbar, Minggu siang (14/4).

Cita-cita menjadi seorang penerbang telah tertanam dalam benak  alumnus SMA Taruna Bumi Khatulistiwa (TBK) angkatan 1 ini, tepatnya saat ia masih duduk di bangku kelas XII. “Dulu saya memang bercita-cita menjadi penerbang, meskipun tidak menjadi penerbang militer,” ujarnya.

Obsesi menjadi menjadi penerbang makin menggebu, setelah melihat taruna Akademi Angkatan Laut datang berkunjung ke Pontianak menggunakan KRD Rusia.

Saat itulah, dia mengenal adanya pendidikan militer untuk menjadi perwira. Niat hati yang kuat membuatnya nekat melangkahkan kaki mengikuti tes di Magelang. “Saya (kemudian) ikut tes di Megelang, dan saya laksanakan secara sungguh-sungguh, hingga  akhirnya lulus dan  masuk di Angkatan Udara tahun 1998,” terangnya.

Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) Republik Indonesia tahun 2001 itu, kemudian melanjutkan kariernya dengan mengikuti sekolah penerbang. “Saya kemudian lulus sekolah penerbang tahun 2003,” tuturnya.

Usai lulus, ia pun ditempatkan pertama kali  di Kota Pontianak pada 19 September 2003, karier militernya pun dimulai. Sebagai seorang penerbang, sampai pada jabatan terakhir sebagai Kepala Operasi dan Latihan Wing 7 Lanud Supadio.

Pria 39 tahun ini mengungkapkan, karier tertinggi seorang penerbang  adalah menjadi komandan skadron. “Dimana ia merupakan top-nya kualifikasi penerbang,” imbuhnya.

Dia menuturkan, dia dulu beberapa kali melakukan expose ke beberapa daerah di Kalimantan Barat, untuk memperkenalkan TNI Angkatan Udara. “Saya telah beberapa kali melaksanakan expose-expose di wilayah Kalbar,” ucapnya.

Dia berujar, selama ini ada image bahwa putra Kalbar sulit menjadi penerbang dan tentara karena  masalah air, sehingga giginya keropos. “Saya yang betul-betul tinggal dari tahun 1984, hidup disini dengan keterbatasan zaman dulu, saya bisa dan mampu, sehingga tidak menutup kemungkinan bagi pura daerah Kalbar bisa seperti saya,” ungkapnya.

Untuk mengikuti langkah suksesnya menjadi TNI Angkatan Udara, dia berujar, perlu persiapan-persiapan yang dilakukan sejak dini. “Yang perlu disiapkan adalah belajar dengan baik, ikuti apa yang diharuskan oleh kurikulum dan  guru.” paparnya.

Selain itu, tidak kalah penting adalah mempersiapkan fisik. Menurutnya, kegiatan para remaja yang tidak sepatutnya, seperti keluar malam perlu dihindari dalam rangka menjaga kesehatan tubuh. “Laksanakan lah kegiatan olahraga rutin tiap pagi. Kalau tidak bisa, Sabtu-Minggu. Itu saya kasi motivasi agar bisa menyiapkan diri dari awal dan diisi pengetahuan,” pesanya.

Dia yakin, apabila itu sudah dilaksanakan, maka akan dapat berhasil.” Saya yakin kalau itu dilakukan akan dapat berhasil, karena saya sudah membuktikannya,” pungkasnya.

 

Laporan: Andi Ridwansyah

Editor: Yuni Kurniyanto