Tingginya produksi tepung mokaf yang dihasilkan para petani Trans Desa Suka Maju, Kecamatan Mentebah Kabupaten Kapuas Hulu tidak diimbangi dengan pemasaran yang baik. Akhirnya produksi tepung berbahan ubi kayu itu menumpuk di gudang.
Andreas, Kapuas Hulu
eQuator.co.id – Dulu, tepung mokaf menjadi andalan petani Trans Desa Suka Maju untuk meningkatkan perekonomian mereka. Hasil produksi yang diolah secara tradisional tidak mencukupi kebutuhan konsumen.
Melihat adanya peluang untuk meningkatkan perekonomian, warga Desa Suka Maju bersemangat menanam ubi kayu (singkong) di lahan mereka. Diperkuat lagi dengan bantuan Bupati Kapuas Hulu, H. AM. Nasir, SH yang memberikan bantuan mesin untuk memproduksi tepung mokaf skala besar.
“Ketika produksi tepung mokaf berlimpah, kita mulai terkendala dengan pemasaran,” kata Agus, Ketua Koperasi Kharya Bhakti Petani Trans, Desa Suka Maju kepada Rakyat Kalbar, Kamis (6/4).
Saat ini puluhan ton tepung mokaf yang sudah siap dipasarkan menumpuk di gudang Koperasi Kharya Bhakti. Akibatnya, pabrik mini tepung mokaf mengalami kepakuman produksi.
Agus mengaku, selama ini Koperasi Kharya Bhakti baru bisa memasarkan tepung singkong tersebut di sekitar Kecamatan Mentebah dan beberapa daerah lainnya di Kabupaten Kapuas Hulu. Ada sekitar 20 ton tepung mokaf kemasan 1-5 Kg menumpuk di gudang.
“Pemakaian tepung mokaf masih terbatas, masyarakat Kapuas Hulu ini baru mendengar nama mokaf, demikian di Kota Pontianak dan Kalbar umumnya,” tuturnya.
Dijelaskan Agus, mokaf memang berbeda dengan tapioka dan kanji. Namun mokaf sejenis tepung terigu yang diolah dari ubi kayu khusus. Tepung ini bisa menjadi bahan baku membuat berbagai jenis kue dan lainnya.
Menanggapi masalah tersebut, Kasi Promosi Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kapuas Hulu, Edyatma mengatakan, dalam waktu dekat Pemkab akan melakukan rapat koordinasi, menyikapi rencana tindaklanjut pengembangan tepung mokaf. Ini sebagai sinergisitas program terkait tepung mokaf. Dalam hal ini seksi promosi perdagangan ambil bagian untuk mempromosinya.
Edy menegaskan, dengan adanya campur tangan pemerintah daerah melalui dinas terkait, diharapkan tepung mokaf yang diproduksi warga Desa Suka Maju lebih familiar di kalangan masyarakat. Bukan hanya di Kapuas Hulu, tapi daerah lainnya. Karena tepung mokaf mampu menggantikan seluruh atau sebagian penggunaan tepung terigu.
“Berbagai upaya tengah kami persiapkan untuk meningkatkan promosi. Antara lain berupa sosialisasi rutin,” katanya.
Selain itu, kata Ediyatma, pihaknya terus memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang potensi tepung mokaf sebagai alternatif pengganti terigu. Sehingga dapat mengurangi kebutuhan dan ketergantungan terhadap terigu.
“Pemanfaatan sumber daya lokal yang berpotensi mengganti terigu perlu terus dikembangkan, untuk menciptakan ketahanan pangan,” tegasnya.
Tidak hanya untuk ketahanan dan kemandirian pangan Kapuas Hulu, tetapi Kalbar pada umumnya. Pasalnya, ubi kayu menjadi salah satu alternatif penting dalam menunjang diversifikasi pangan di Kalbar.
“Karena ubi kayu cukup banyak tersedia dan mudah dibudidayakan,” jelas Edy seraya berharap ke depan tepung mokaf dapat mengurangi ketergantungan impor tepung terigu yang terjadi selama ini. (*)