Puluhan Pedagang Pasar Asahan Demo Disperindagkop

Kepala Dinas Tidak Ada di Kantor

Puluhan pedagang Pasar Asahan mendatangi Kantor Disperindagkop dan UMKM Kota Pontianak mempertanyakan pemagaran yang dilakukan tanpa adanya pemberitahuan, Selasa (31/5). Gusnadi-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Puluhan pedagang pasar Asahan berunjuk rasa ke Dinas Perindustrian, perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kota Pontianak, Selasa (31/5) pagi. Mereka menumpahkan kekesalannya atas pemagaran yang dilakukan tanpa pemberitahuan.

“Di pagar seperti ini sama sekali tidak ada pemberitahuan, tentu kami kesal dengan tindakan tidak ada koordinasi seperti itu,” teriak Neni, salah seorang pedagang Pasar Asahan.

Para pedagang, kata dia, hanya bisa pasrah atas pemagaran tersebut dengan alasan untuk membangun pasar menjadi lebih baik lagi. Namun alangkah eloknya Disperindagkop terlebih dahulu memberitahu pedagang. “Kata sepakat untuk pindah ke Barito pun tercapai. Dan sebelum ada pemindahan, akan ada surat pemberitahuan, juga penyiapan armada dari Disperindagkop untuk membantu proses pemindahan,” ungkapnya.

Dijelaskan dia, kesepakatan awal, Pemkot akan menyalurkan bantuan untuk membuat lapak sementara di Jalan Barito Rp1,7 juta. Tapi, dengan pemagaran tiba-tiba tersebut membuat pedagang kalang kabut. Karena lapak sementara sedang dalam proses pembangunan dan belum bisa ditempati. “Uang pembangunan itu pun dikredit per minggu untuk biaya pembangunannya dan mengupah tukang,” jelasnya.

Sebelumnya, jumlah pedagang di Pasar Asahan ada 106 orang, namun tinggal 80 yang bertahan. Adanya penutupan ini membuat mereka mempertanyakan, bagaimana sebenarnya janji dari Kepala Disperindagkop Pontianak. “Itulah kecewa kawan-kawan, dengan bangun sendiri biaya Rp1,7 Juta, kita kredit, dan kita sedang bikin denah lokasi baru, tiba-tiba di pagar. Ini suara kami semua, dalam Asahan tidak ada ketua, semuanya sama,” sesal Nani.

Kedatangan pedagang ini ternyata sia-sia. Harapan adanya penjelasan langsung dari Kepala Disperindagkop dan UMKM Kota Pontianak, Haryadi, tidak tercapai. Pasalnya sang Kepala Dinas sedang tidak berada di kantornya. Tentu saja, hal tersebut membuat para pedagang ini semakin geram.

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi