
eQuator.co.id – Pontianak-RK. Penjahat jalanan kian meresahkan warga Kota Pontianak. Kali ini korbannya pasangan suami istri (Pasutri) Sulayman, 52, dan Hasti Landari, 47, warga Gang Tamang Dua Jalan Komyos Sudarso, Pontianak Barat.
Sulayman dan istrinya dijambret di Jalan Pattimura depan pusat oleh-oleh PSP Pontianak Kota, Minggu (13/8) siang. Pasutri ini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Santo Antonius (SSA) Pontianak dan dijenguk sanak saudaranya.
“Keluarga kita juga ada mengetahui kejadian yang kami alami ini melalui postingan facebook,” kata Hasti.
Hasti menderita luka-luka di lengan dan kaki kirinya. Dia menjelaskan, saat kejadian bersama suaminya baru saja pulang dari melayat di Yayasan Golgota Pontianak. Mereka melewati Jalan Tanjungpura dan berbelok ke Jalan Juanda memasuki Jalan Pattimura. Kondisi jalan di saat itu dalam keadaan sepi. “Kami dijambret sekitar pukul 13.00,” kata Hasti ketika dimintai keterangannya di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Antonius, kemarin.
Dalam perjalanan, Hasti sambil bernyanyi lagu rohani di dalam hatinya. Ketika berada di depan tempat perbelanjaan khas Kota Pontianak (PSP) atau toko Do n Me, tiba-tiba kendaraan mereka dibuntuti dua pria yang berboncengan dengan sepeda motor dari arah belakang. Hasti yang curiga, memegang tas selempang berukuran kecil yang dia selipkan di pinggangnya. Kemudian pria tersebut merampas tasnya hingga terjadi tarik-tarikan. Hasti saat itu tidak terpikir untuk berteriak.
“Pas dia mengegas motor, kami berdua terpelanting dan terseret. Ketika terjatuh barulah berteriak jambret,” cerita Hasti.
Hasti mengaku kejadiannya sangat singkat, tidak sampai satu menit. Hasti mengatakan, seandainya dia melepaskan tasnya tersebut, mungkin mereka berdua tidak terjatuh. “Dari keterangan warga yang menolong kami berdua, pelaku bahkan sempat menendang suami saya,” ungkapnya.
Hasti yang berkerja sebagai tenaga pendidik di TK Immanuel itu mengaku tidak mengetahui secara detail ciri-ciri pelaku yang merampas tasnya. Dia hanya ingat, pelakunya berbadan kecil, tidak menggunakan helm, mengenakan baju biru dan hijau. “Yang menarik tas saya berambut ikal dan berkulit sawo matang,” ungkapnya.
Barang berharga yang berhasil dirampas pelaku dari tas milik Hasti berupa kartu ATM, kartu tanda penduduk (KTP), kacamata, uang kurang lebih Rp200 ribu dan handphone. Hasti mengatakan, anaknya telah melaporkan peristiwa yang dialami mereka berdua ke kantor polisi. Bahkan polisi juga sudah datang dan melakukan konfirmasi kepada mereka berdua.
Sementara Sulayman menderita retak tulang kaki kiri tepatnya di bawah lutut dan beberapa luka-luka di tubuhnya. Dia mengaku tidak mengetahui persis kejadian itu.
“Saya lagi bawa motor, yang tahu itu istri saya,” katanya yang saat itu sedang terbaring didampingi sanak keluarganya.
Seingat Sulayman yang juga guru di SMP Bruder Pontianak itu, sempat terjadi tarik-tarikan tas yang dibawa istrinya dengan dua pria menggunakan sepeda motor. Sehingga dia terjatuh dan tertimpa motornya sendiri. Mungkin itu yang menyebabkan kakinya luka. “Saya waktu jatuh itu, kaki tidak bisa bergerak, saya kira patah,” ujarnya.
Ketika ramai warga yang menghampiri untuk memberikan pertolongan, Sulayman memberikan saran agar kakinya jangan diangkat terlebih dahulu. Beruntung saat itu, kata dia ada seseorang warga yang mempunyai inisiatif memberikan pertolongan dengan cara membungkus kakinya menggunakan kardus, kemudian diikat lalu membawa mereka ke rumah sakit. “Saya ucapkan terima kasih kepada warga yang memberikan bantuan kepada kami berdua,” ucap Sulayman. (lid)