eQuator.co.id – Bagaimana cara menjadi eksporter listrik ke PLN? Ada yang bilang sulit. Tapi Indrawan saat datang ke kantor saya Senin lalu, mengatakan mudah.
‘’Prosesnya tidak neko-neko. Semua transparan,’’ kata Indrawan.
Awalnya, Indrawan juga mendengar cerita buruk soal proses pengurusan menjadi emsporter listrik ke PLN. Karena cerita itu, Indrawan bukannya takut. Dia malah penasaran untuk membuktikan.
‘’Ternyata tidak benar,’’ katanya.
Sebelum mendaftar sebagai eksporter, Indrawan memastikan terlebih dahulu unit solar powernya telah berfungsi sempurna. Dia perlu menguji beberapa hari sampai benar-benar yakin perangkat itu tidak ada masalah.
Proses menjadi eksporter dimulai dengan mendaftar di PLN dan mengisi formulir pelanggan pascabayar kategori ekspor-impor. Prosedurnya ada di website PLN.
Setelah mengajukan, PLN mengarahkan Indrawan agar mendatangi kantor distribusi PLN rayon Bogor Timur. Alamat rumah Indrawan rupanya berada dalam rayon tersebut.
Beberapa hari kemudian, petugas PLN datang. Mereka mengecek lokasi dan keandalan perangkatnya. Hari itu juga, petugas mencopot meteran lama dan menggantinya dengan meteran baru yang bisa ‘’ekspor-impor’’ listrik.
Waktu petugas PLN datang, langit sedang mendung. Bahkan gerimis kecil mulai turun. Saat itu, Indrawan kaget karena solar panelnya tetap bekerja.
‘’Petugas PLN bahkan heran, karena di beberapa lokasi, panel surya tidak bekerja dalam kondisi seperti itu,’’ kisah Indrawan.
Mengapa? Mungkin karena Indrawan berprinsip teliti sebelum membeli. Indrawan tidak buru-buru menerima tawaran pedagang. Dia pelajari satu per satu.
Ternyata, dari penelusurannya, diketahui bahwa walau sama-sama bisa menghasilkan listrik, tidak semua jenis solar panel berkinerja sama baiknya. Apalagi di pasar bereda berbagai jenis solar panel.
Dari ori sampai KW1, KW2, bahkan ada KW3. Bentuk mirip. Desain mirip. Warna mirip. Orang awam pasti sulit membedakannya.
Bagaimana cara memilih solar panel yang baik? Karena menentukan yang asli dari ciri fisiknya sulit, Indrawan menggunakan parameter garansi. Dia cek satu per satu, merk mana yang memberi garansi terbaik.
Ada solar panel yang bergaransi hingga 10 – 12 tahun. Ada yang 3 tahun. Ada juga yang hanya 1 tahun. Malah ada yang tanpa tahun. Jadi, harus hati-hati betul.
Sudah yakin dengan pilihan, Indrawan masih mencari informasi lain. Dia pun bertanya kepada konsultan solar panel, untuk menguji apakah pilihannya sudah benar.
Nah, teliti sebelum membeli, sebaiknya Anda ikuti. Cobalah kumpulkan informasi sebelum membeli. Antara lain, di website ini: www.atw-solar.id (jto/bersambung)
*Admin www.disway.id dan blogger