eQuator.co.id – Mojokerto-RK. Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berkunjung ke Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu malam (23/2). Saat kunjungan tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Mojokerto, KH Mahfudz Syaubari mengumandangkan syair kebangsaan.
Syair tersebut ditulis Kiai Mahfudz di tahun 2014. Dalam dua bahasa. Arab dan Indonesia.
Kiai Mahfudz juga dikenal sebagai wirausahawan dan berjiwa seniman. Syair gubahannya dimaksudkan agar setiap elemen bangsa saling bahu membahu. Tanpa memandang pangkat dan jabatan dengan berpedoman pada petunjuk Allah SWT.
“Dalam negeri kaya yang kita cintai, cinta tanah air harus mengembangkan kekayaan alam di berbagai bidang. Berdiri sendiri dan mempertahankan daulat kebangsaan dan kenegaraan. Lautan kita luas dalam nan lepas ayo dijaga biar tidak terampas. Subur tanahnya macam-macam isinya ayo dikelola jangan sia-sia. Pancasila asas bangsa bernegara, UUD 45 pijakan kita. NKRI wajib kita pertahankan, sumpah pemuda tuk tekad perjuangan. Bhineka Tunggal Ika persaudaraan, saling hormat menjaga hak kewajiban. Bersama-sama menggapai cita-cita sebagai bangsa adil makmur sentosa,” demikian isi syair kebangsaan yang dibacakan kiai Mahfudz di hadapan Prabowo.
Sementara Prabowo mengaku sangat terkesan dengan isi dan makna syair gubahan Kiai Mahfudz tersebut. Bahkan Prabowo sangat terharu dengan syair yang dibuat lima tahun lalu tersebut.
“Kalau dengar ini, dan tanpa koordinasi Pak, saya sebelumnya belum pernah terima ini, belum pernah dikasih ini, belum pernah mendengar syair kebangsaan ini,” ujarnya.
Menurut Prabowo, kalau mendengar pidato kebangsaan dirinya saat di Jakarta Convention Center (JCC) beberapa waktu lalu, hampir 90 persen ada di syair ini.
“Nampaknya sudah ada yang atur, jadi syairnya dibuat di sini lima tahun lalu, mungkin tidak tahu pakai frekuensi apa tapi masuk ke hati dan kalbu saya Pak Kiai. Ini luar biasa,” tuturnya.
Memaknai isi syair kebangsaan kata Prabowo, usaha-usaha yang ingin memecah belah umat beragama dan menggambarkan Islam itu radikal dan tidak nasionalis otomatis terbantahkan. Justru, syair ini menambah semangat nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Gerakan Islam, tokoh-tokoh Islam ratusan tahun selalu membela rakyat, selalu membela kedaulatan, selalu melawan penjajah di mana-mana. Bahkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan itu bisa dikatakan mereka sulit dipisahkan dari Kiai dan Ulama,” paparnya.
Perang kemerdekaan Indonesia tahun 1945, pembacaan proklamasi kemerdekaannya berada di Jakarta. Tetapi ujian mempertahankan kemerdekaannya berada di Surabaya, Jawa Timur pada 10 November 1945. Peran para ulama sungguh sangat besar. Resolusi jihad para ulama Nahdlatul Ulama membangkitkan perlawanan rakyat.
“Jadi saya terima kasih malam ini pencerahan bagi saya. Malam ini membangkitkan dan memperkokoh keyakinan saya dan memberi energi kepada saya,” tandas Prabowo.
Tak hanya di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Minggu (24/2), Prabowo Subianto juga berkunjung Pondok Pesantren Shiddiqiyyah di Ploso, Jombang, Jawa Timur. Helikopter yang membawa Prabowo mendarat di Ploso sekitar pukul 12.15 WIB.
Prabowo didampingi Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono dan Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Soepriyatno. Mereka disambut pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah, KH Mochammad Muchtar Muthi dan Wakil Ketua Umum Gerindra Rachmawati Soekarnoputri. Putri Proklamator Kemerdekaan Indonesia itu sebelumnya sudah lebih dahulu berada di Jombang.
Dalam kesempatan tersebut Prabowo menyampaikan, dia hadir ke tempat itu bukan untuk minta dukungan. Karena sesuai ketentuan dirinya tidak boleh berkampanye di sekolah atau pesantren.”Tapi kalau berdoa dalam hati agar supaya didukung tentunya diperbolehkan,” kata Prabowo berseloroh.
Sementara Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan calon Presiden nomor urut 02 itu lebih menghormati Kiai. Prabowo menunjukkan sikap hormat dan santun ketika bertemu dengan pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah, KH Mochammad Muchtar Muthi. “Itu bukti Pak Prabowo sangat menghormati Kiai. Dan tidak mengeksploitasi demi kepentingan Pilpres,” jelasnya.
Andre menegaskan, Prabowo memiliki rekam jejak baik soal rasa hormatnya terhadap Ulama dan Kiai. Sejak letnan dua militer aktif, Prabowo sudah menghormati Kiai. :Bukan hanya di Pilpres saja,” tutup Andre. (RMOL)