eQuator – Pusat Pendidikan Latihan Mahasiswa (PPLM) idealnya dapat dijadikan sebagai pembinaan lanjutan dari cabang-cabang olahraga yang ada di Pusat Pendidikan Latihan Pelajar Pelajar (PPLP). Namun kenyataannya, banyak pemerintah di daerah kurang memahami pertalian ini.
“Cabang itu sangat variatif sekali. Jadi apa yang dikembangkan di PPLP belum tentu matching (sesuai) dengan apa yang dikembangkan di PPLM. Jadi tidak nyambung. Harusnya kan nyambung, misalnya di PPLP dikembangkan cabang olahraga atletik, harusnya di PPLM dikembangkan atletik juga sehingga terjadi kesinambungan,” ujar Deputi Olahraga Pendidikan Kemenpora RI, Herman Chaniago usai menghadiri pembukaan Festival Olahraga Pendidikan di Kampus IKIP-PGRI Pontianak, Jalan Ampera, Rabu (25/11).
Maunya, memang setiap mahasiswa yang punya minat dan bakat dapat disalurkan melalui pembinaan di PPLM. Sehingga akan lebih dari satu cabang olahraga yang dapat dibina di PPLM. Namun karena terbentur persoalan pendanaan maka PPLM dengan banyak cabang olahraga sulit terealisasi.
“PPLM (di Kalbar) sempat ada, yang jelas dukungan dana dari pusat. Karena kan (bantuan) pusat terbatas pada akomodasi, konsumsi dan transportasi. Jadi untuk sarana dan prasarana yang ada didukung Pemprov, harus ada kerja sama. Sisi lemahnya kadang ada di sini, bagaimana membangun ini harus ada kesepakatan,” ulasnya.
Herman mengaku, bagian dari Deputi Olahraga Pendidikan, namun untuk pembinaan PPLM bukan masuk dalam ranah deputinya, karena PPLM sudah terkait dengan kategori olahraga prestasi.
“Anggarannya ada untuk pembinaan, tapi ini kapling orang, bagian olahraga prestasi. Saya kamplingnya olahraga pendidikan,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menyatakan, sebenarnya ada program yang saat ini sedang diusung oleh Pemerintah Indonesia terkait pengembangan olahraga ini. Yakni rencana membuat sebuah institusi olahraga di Jakabaring, Palembang.
“Tapi itu belum terwujud, sampai sekarang masih bergulir. Kita harapkan mereka yang punya potensi-potensi terpendam tadi bisa kita bina dalam satu institut tadi. Seperti di Cina ada Institut of Beijing, di Australia ada Australian Sport Academy serta negara-negara lainnya. Ini program dari Kemendikbud. Kalau mau maju memang sport academy itu perlu dirintis, diwujudkan,” lugasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar, Syawal Bondorekso menyampaikan, memang sejauh ini keberadaan PPLM relatif vakum dari kegiatan pembinaan. Hal itu disebabkan karena kurangnya dukungan dana yang diberikan oleh pemerintah pusat.
“Akan kita coba hidupkan kembali. Selain itu kemudian untuk satuan pendidikan, fakultas atau perguruan-perguruan tinggi kan biasa mengadakan invitasi (undangan kejuaraan) kita akan coba juga memfasilitasi supaya (potensi bakat) bisa terarah. Dulu pernah ada (PPLM), ini menyangkut pendanaan,” ucap Syawal. (fik)