eQuator – Putussibau–RK. Aspek keamanan Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Nanga Badau cukup kondusif. Yang perlu mendapat perhatikan dari segi perawatannya.
“Tapi dari aspek keamanan seperti teman-teman di CIQ (Custom Immigration Quarantine) bagus kewaspadaannya. Kita juga siagakan anggota kepolisian di sini,” ungkap Kapolda Kalimantan Barat Brigjend (Pol) Arief Sulistyanto ketika singgah di PPLB Nanga Badau saat berkunjung ke Kecamatan Puring Kencana, Jumat (27/11) kemarin.
Menurut Arief, tingkat keamanan di PPLB Nanga Badau cukup baik dibanding Kecamatan Entikong. Karena kondisinya relatif sepi, baik arus angkutan barang maupun orang. “Dari keterangan petugas tadi, memang tiap hari kalau hari kerja paling sekitar 40 orang yang keluar-masuk, kecuali kalau akhir pekan agak meningkat 100-150 orang, sehingga secara umum kondisinya baik,” ungkap Kapolda
Hanya saja lanjut Arief, secara fisik lingkungan pintu masuk di Nanga Badau butuh perawatan, karena belum tertata dengan baik, Ketika masuk ke PPLB Badau, belum ada kesan keindahannya. “Karena kalau kita melihat di Malaysia, begitu masuk pintu gerbangnya yang asri, indah, kalau kita yang banyak ilalangnya. Ini yang memerlukan perhatian dan kepedulian kita. Kita ini siapa? Siapa yang mempunyai tanggungjawab disini, karena ini adalah halaman muka negara kita. Harusnya begitu masuk terpancar kesan keindahan,” papar mantan Direksus Bareskrim Mabes Polri ini.
Kendati terlihat sepi, Arief meminta petugas Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina tetap waspada, terutama mengantisipasi masuknya narkotika dan barang ilegal lainnya. “Saya ingatkan Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina pertama yang rawan adalah narkotika, karena narkotika ini jumlahnya tidak terlalu besar, hanya 1 – 2 kilogram itu dengan berbagai modus disembunyikan bisa masuk. Sehingga perlu ketelitian,” pinta Kapolda.
Namun lanjut Arief, secara umum pengawasan pada semua pintu batas negara harus diintensifkan, baik jalur resmi hingga yang tidak resmi. “Karena kita berada di perbatasan yang cukup rawan dengan berbagai hal. Jalur perbatasan di Kalimantan Barat membentang 966 kilometer, tidak mungkin kita berdirikan tempat pengawasan, tapi kita minta peran kita semua mengawasinya,” demikian Arief. (dRe)