eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Media sosial seketika viral. Datang dari postingan dari akun Facebook bernama Rusdi Machmud. Postingan itu berisi foto yang menggambarkan suasana di UPT Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut Usia Mulia Dharma di Jalan Adi Sucipto Kabupaten Kubu Raya dalam kondisi kurang terurus.
Caption postingannya ‘Kondisi saat ini Panti Jompo Tresna Werda. Lokasi Jln. Adisucipto (Dekat makam pahlawan) Numpang tanya Bapak2 sekalian Panti ini dikelola Swasta atau Pemerintah, Pontianak 21 Januari 2019’. Sontak postingan itu pun menuai banyak komentar netizen. Ada pro ada juga kontra.
Bahkan salah seorang staf di lingkungan Pemprov Kalbar ikut mengomentari postingan itu dengan berisi konfirmasi. Bahwa kondisi foto yang diposting adalah foto tahun 2015.
Untuk membuktikan postingan tersebut, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan meninjau langsung kondisi panti, Jumat (25/1). Pada kesempatan itu, Wagub berkeliling dari selasar, ruang tamu, aula hingga dapur. Ia juga sempat dialog dengan beberapa Lansia penghuni panti.
Hasil kunjungan membuktikan posting di medsos tidak benar. Bahwa panti itu tidak terurus dan kotor. “Yang disampaikan tidak sesuai kenyataan,” ujar Norsan.
Dijelaskannya, kondisinya tidak sesuai dengan saat ini. Foto yang beredar tersebut, Panti Lansia Mulia Dharma belum menjadi kewenangan Pemprov Kalbar. Pemprov akan berupaya semaksimal mungkin akan memperbaiki semuanya.
“Jangka pendek anggaran sudah ketok palu. Insyaallah pada saat anggaran perubahan akan kita perhatikan juga terkait ini,” ungkapnya.
Wagub juga menghampiri dan mengajak berbincang bincang penghuni panti. Seorang penghuni panti bernama Jauhari mantan tenaga honor di Teluk Pakedai sudah tinggal kurang lebih 9 bulan di panti itu. Ia mengeluhkan sakit di kakinya kepada wagub. Norsan pun memberikan dorongan dan semangat agar Jauhari tetap sabar, tawakal, serta rajin berobat didampingi pengurus panti. “Dari perbincangan dengan beberapa penghuni panti, sebagian besar mengeluh dan menangis bahwa keluarga mereka jarang membesuk,” ungkap Wagub.
Ditambahkan Kepala Dinas Sosial Kalbar, Yuline Marhaeni, yang diposting di Facebook merupakan foto-foto tiga tahun lalu. Dirinya bersama Wakil Gubernur dan Pj Sekda Kalbar sudah meninjau langsung ke Panti Sosial itu melihat langsung kondisinya.
Dijelaskan dia, ketika petugas panti ditanya mengenai postingan di Facebok, dikatakan itu foto kondisi 3 tahun lalu. Bukan foto kondisi yang sekarang. Bahkan Lansia itu sudah meninggal dan tempat tidurnya dari besi sudah tidak terpakai sekarang. “Munculnya di media sosial kami cukup prihatin karena apa yang kami lakukan tidak sesuai dengan yang di-posting,” tuturnya.
Ia mengatakan, tiga tahun lalu bukan Dinsos Kalbar yang mengelola panti jompo tersebut. Tapi Pemkab Kubu Raya. Kemudian diserahkan ke Pemprov Kalbar Januari 2017. “Kita menata dari awal bagaimana panti rehabilitasi sosial ini lebih bagus,” ungkapnya.
Bahkan pada saat meninjau pun ia menuturkan Wagub Kalbar menyatakan kondisi pantai saat ini tidak sesuai dengan postingan akun milik Rusdi. Sehingga ia meminta yang bersangkutan untuk tidak memposting sembarangan. Tapi bertanya dulu ke Dinsos atau melihat langsung ke pantinya.
“Tadi juga Wagub sudah mengklarifikasi keberadaan panti tersebut. Sudah melihat dan meninjau langsung Lansia yang ada di situ. Jadi sekarang kami mempergunakan dana sesuai dengan yang diberikan Pemprov,” paparnya.
Saat ini, penghuni panti tersebut berjumlah 62 orang. Dengan budget makan Rp30.000 untuk tiga kali sehari. Kendati begitu, ia bersama Wagub melihat langsung ke dapur dengan dana segitu masih bisa menggoreng ayam. “Itu masih cukup karena masak sendiri,” ucapnya.
Diakuinya, bangunan panti itu memang belum pernah direnovasi. Sejak dibangun tahun 1977. Kondisi selasar agak miring. Tapi kondisinya masih bisa dipakai. “Kami dari Dinsos melalui UPT Lansia ini akan memberikan yang terbaik,” tegasnya.
Panti sosial itu memiliki 15 tenaga kontrak dan 25 pegawai. Dinsos Kalbar akan menggelontorkan dana pemeliharaan sebesar Rp500 juta untuk rehabilitasi. Sampai saat ini pihaknya belum melakukan komunikasi. Menurutnya apabila ikut ribut di media sosial malah akan menimbulkan keributan.
Ia mengaku saat ini Dinsos Kalbar juga telah menyediakan bidang pelayanan publik di lantai 1 di kantornya. Ada pelayanan publik di lantai 1. “Padahal kami Dinsos mengurus orang dari lahir sampai meninggal,” ujarnya.
Kalau yang diposting benar tidak masalah. Tapi, jika tidak benar pihaknya merasa terpukul. Apalagi ditambah komentar netizen dengan kata-kata Dinsos tidur.
Ketika Rakyat Kalbar mencoba menghubungi pemilik akun bernama Rusdi Machmud melalui pesan masseger Facebook, dirinya mengaku foto itu memang diambil tahun 2015. Namun ketika hendak diwawancarai dirinya mengaku hanya ingin tahu siapa pengelola panti tersebut.
“Iya tapi kondisinya wc nya masih seperti itu. Kemarin sudah ditelepon Dinas Sosial dan menjelaskan kepada saya. Saya tidak ada kapasitas untuk diwawancara,” tutupnya.
Laporan: Rizka Nanda
Editor: Arman Hairiadi