eQuator.co.id – MELAWI-RK. Tak sisa-sia bantuan pengembangan lele bioflok yang diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Syaikh Zainuddin Nahdatul Waton (NW) Melawi. Pada panen perdana budidaya lele sistem bioflok di Ponpes tersebut, hasilnya cukup memuaskan.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya pada tahun 2018 lalu, Ponpes Syaikh Zainuddin NW mendapatkan dukungan pengembangan budidaya lele bioflok berupa 10 kolam terpal, 30 ribu bibit lele ukuran 6-7 cm, 30 ton pakan, bangunan atap rangka baja ringan serta instalasi yumina dengan bibit cabe yang memanfaatkan air bioflock sebagai pupuk.
“Bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2018 untuk budidaya lele bioflock tidak sia-sia. Akhirnya pada siklus pertama kami mencoba memanen dua kolam terpal dan hasilnya sudah kelihatan,” kata Laila Firtia Andayani, satu diantara pengurus yayasan Ponpes Syaikh Zainuddin NW Melawi, kemarin.
Ia mengatakan, dua kolam yang dipanen dengan jumlah penebaran bibit awal sebanyak 7.500 bibit memang masih tinggi tingkat kematiannya. Sehingga belum bisa maksimal, sehingga masih butuh proses yang lebih baik lagi ke depannya.
“Dari dua kolam yang dipanen itu, masing-masing kolam awalnya ditebarkan sebanyak 3.750 ekor. Namun yang berhasil kita panen sebanyak panen 528 kilogram. Tingkat kematiannya sekitar 43,68 persen dari jumlah bibit sebanyak 7.500 ekor yang ditebarkan di dua kolam. Ini menjadi pelajaran bagi kami agar lebih maksimal lagi dalam melakukan budidaya ini,” paparnya.
Laila mengatakan, hasil panen tersebut dijual ke penampung dan perorangan untuk dijadikan modal kembali dalam membudidayakan lele dengan sistem air bioflock.
“Kami harus lebih ekstra lagi untuk mrningkatkan pengelolaan, sehingga bisa menekan angka kematian. Mengingat kami harus mencapai target panen 6.3 ton dalam dua siklus,” pungkasnya.
Laporan : Dedi Irawan
Editor : Indra W