Polisi Perangi Narkoba

Pelabuhan di Kota Pontianak Diobok-obok

PERIKSA MUATAN KAPAL. Jajaran KP3L Pontianak memeriksa muatan kapal di pelabuhan Rakyat Nipah Kuning. Sabtu (14/11) dinihari. Dalam pemeriksaan ini, tiga sepeda motor yang tak dilengkapi surat disita petugas. OCSYA ADE CP-RK

eQuator – Maraknya peredaran Narkoba di Kota Pontianak, tidak hanya menjadi tugas pokok dan fungsi khusus Direktorat Reserse Narkotika (Direstik) Polda Kalbar untuk memberantasnya.

Ipda Muhammad Geobra, perwira polisi yang dipercayai menggantikan Iptu Hery sebagai Kepala Kepolisian Pelaksana Pengamanan Pelabuhan Laut (KP3L) Pontianak, memimpin razia dalam upaya pencegahan dan pemberantasan peredaran Narkoba di jalur air, Sabtu (14/11) dinihari. Pelabuhan disinyalir kerap dijadikan jalur aman peredaran Narkoba.

“Untuk mengantisipasi barang haram (Narkoba) masuk melalui perairan, kita dari KP3L melakukan pemeriksaan bongkar muat di pelabuhan wilayah hukum KP3L. Baik di Kota Pontianak maupun Kubu Raya,” jelas Ipda Goebra kepada wartawanusai melakukan pemeriksaan kapal yang bersandar di pelabuhan Nipah Kuning, Pontianak Barat.

Ada delapan pelabuhan di wilayah hukum KP3L yang akan digeledah dan diawasi. Menurut Goebra, tidak menutup kemungkinan peredaran Narkoba melalui jalur air bisa saja dilakukan para ‘pemain’ (bandar maupun pengedar). Selain mengecek delapan pelabuhan resmi di wilayah hukumnya, KP3L juga akan mapping atau memetakan kawasan pelabuhan tikus alias ilegal. Untuk memantapkan upaya ini, Goebra berkoordinasi dengan Pelindo, TNI AL, Pol Airut maupun Kesyahbandaran.

“Kita akan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait. Kita juga akan petakan dan kita lakukan pendataan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan. Jika ditemukan barang-barang yang ada unsur pidananya, langsung kita proses hukum,” tegas perwira lulusan Akpol kelahiran 1993 ini.

Dikatakannya, dalam pemeriksan kapal, tidak hanya mengantisipasi peredaran dan penyalahan Narkoba. Juga mengantisipasi masuknya barang-barang ilegal. “Khususnya kasus pencurian dengan pemberatan (Curat), pencurian dengan kekerasan (Curas) dan pencurian sepeda motor (Curanmor) serta minuman keras (Miras) bahkan barang illegal lainnya. Pengecekan ini akan dilakukan setiap hari,” tegas Goebra.

Tidak hanya mengobok-obok muatan kapal, warga yang berada di sekitar pelabuhan juga diperiksa identitas dan bawaannya. Baik awak kapal barang yang bersandar, warung remang dan warga memancing ikan maupun udang. Petugas menemukan tiga unit sepeda motor yang tidak dilengkapi surat menyurat. “Suratnya tinggal di rumah, Pak,” kata seorang pemancing warga Ampera yang terjaring karena tak membawa surat kendaraannya.

Satu diantara sepeda motor yang tak dilengkapi surat ini, jenis king. Sepeda motor yang melekat stiker klub motor Pontianak di bagian belakangnya ini dicurigai sebagai motor bodong.

“Mau tidak bawa atau tidak miliki surat, tetap kita bawa ke Mako KP3L untuk diperiksa. Bagi yang terjaring ini mau protes, silakan nanti di kantor. Kami menjalankan tugas,” tegas Goebra kepada warga yang protes sepeda motornya dibawa ke markasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Pontianak, Yandi mendukung penuh langkah yang diambil pimpinan KP3L yang baru dan muda tersebut. “Kita mendukung upaya ini. Ini sangat bagus. Karena memang benar, Narkoba tidak hanya masuk melalui darat dan udara, tetapi jalur perairan pun juga bisa. Sehingga wajib dilakukan pengecekan apa yang ada di Pelabuhan di Kota Pontianak. Terutama Pelabuhan Dwikora Pontianak,” ujar Yandi dihubungi Rakyat Kalbar, Minggu (15/11).

Yandi setuju dengan Geobra, lantaran bandara dan pintu perbatasan yang sudah dilengkapi X-Ray saja, Narkoba masih bisa lolos. Apalagi pelabuhan yang tidak memiliki X-Ray.

“Nah, ketika kepolisian sudah ingin melakukan pemeriksaan, Pelabuhan Dwikora Pontianak harus terbuka. Jangan ditutup-tutupi. Kalau ditutup-tutupi, berarti ada apa itu pelabuhan? Pelindo harus wajib mendukung hal ini. Karena kewajiban semua pihak mencegah peredaran Narkoba,” tegasnya.

Masih soal Narkoba, legislator Gerindra itu juga menyikapi kinerja Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalbar yang hanya bisa melakukan tes urine saja. “Lihat saja hasil kinerja dan tolok ukurnya, apa atas apa yang dilakukan BNNP selama ini,” sindir Yandi.

Yandi berharap, tahun depan BNNP mampu menekan angka peredaran Narkoba yang masuk di Kalbar, khususnya di Kota Pontianak. “Pimpinan BNNP kan orang baru. Kita harap mampu menekan peredaran Narkoba. Tidak hanya pencegahan, tetapi pemberatasan juga,” harapnya.

Laporan: Achmad Mundzirin dan Ocsya Ade CP

Editor: Hamka Saptono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.