Polda Kalbar: Kita Harus Berani, Bersama Polri Perangi Terorisme

Napi Teroris di Lapas Singkawang Diawasi Super Ketat

ilustrasi. net

eQuator.co.idPontianak-RK. Tak ada yang spesial di sejumlah markas penting korps baju cokelat di Kalbar, Kamis (10/5). Usai insiden penyanderaan dilakukan napi teroris di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Jakarta, Selasa-Rabu (8-9/5). Yang berujung gugurnya lima syuhada kepolisian itu.

Pantauan Rakyat Kalbar, situasi adem cenderung kalem terlihat di Markas Komando Brimob Kalbar Sungai Raya-Kubu Raya, Polda Kalbar Jalan A. Yani-Pontianak, dan Polresta Pontianak Jalan Gusti Johan Idrus. Masih seperti hari-hari biasa.

Di Mako Brimob tidak tampak tambahan pengamanan yang berarti. Beberapa personil berjaga di pos pengamanan. Hal yang jamak. Begitu pula di Mapolda Kalbar dan Mapolresta Pontianak.

Salah seorang petugas jaga di Mako Brimob menyebut belum ada instruksi dari atasan untuk penambahan  personil pengamanan.

“Di dalam maupun di luar,” tutur pria yang enggan nama dan pangkatnya dikorankan itu, Kamis (10/5).

Informasi ini sejalan dengan penuturan Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono, melalui Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Nanang Purnomo. “Dari kemarin kita tidak ada penambahan  personil, kita hanya diinstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan,” tuturnya.

Personel yang semula memiliki hari libur, saat ini untuk sementara waktu ditiadakan. “Kita meningkatkan kesiapsiagaan, baik di Polda, maupun di Polsek, maupun di Polres,”  tegas Nanang. Imbuh dia, “Kita menjadi siaga satu”.

Sebenarnya, Nanang menambahkan, di Kalbar, Polri selama ini telah meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan terhadap terorisme.  Kesiapsiagaan itu baik personel secara pribadi saat bertugas, markas kepolisian, maupun keamanan lingkungan masyarakat atau publik.

“Atas kejadian di Mako Brimob, kami Polda Kalbar menyampaikan turut berduka cita atas gugurnya kolega-kolega, rekan-rekan, kami itu,” tuturnya.

Kapolda Kalbar, lanjut dia, telah memimpin doa bagi para prajurit yang gugur tersebut. “Karena kelima anggota itu gugur dalam tugas,” terang Nanang.

Ia mengimbau seluruh masyarakat Kalbar untuk waspada. Tapi tidak boleh takut.

“Kita harus berani, bersama Polri, untuk memerangi terorisme,” pungkasnya.

Sementara itu, Narapidana teroris asal Turkistan, Nur Muhammad Abdullah alias Fariz Abdullah, 32 tahun, diisolasi terbatas. Seperti diketahui, terpidana kasus Bom Bekasi pada 2015 silam itu dipindahkan ke Lapas Singkawang sejak 28 Juli 2017 silam.

“Pengamanan Napi teroris tetap kita perketat sejak kedatangannya, dan tidak semua orang bisa mengakses untuk ketemu napi teroris tersebut,” ujar Kepala Lapas Kelas II B Singkawang, Sambiyono, Kamis (10/5).

Untuk dapat bertemu Fariz, kata Sambiyono, harus mendapat izin dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Jakarta. Di Lapas, dia pun dijaga ketat.

“Di depan blok khususnya dijaga petugas, sehingga sejak dari depan saja sudah diperketat apalagi hendak ke bloknya, dan orang tidak akan sampai ke bloknya,” terangnya.

Yang berhak untuk mengakses ke napi teroris tersebut, jelas Sambiyono, selain petugas BNPT adalah kepolisian, dan Intelijen Kodam XII Tanjungpura, serta Kodim 1202 Singkawang saja. “Pengawasan dan monitor terhadap napi teroris memang dilakukan secara bersama antarinstansi dalam hal ini intelijen TNI dan kepolisian saja,” jelas Sambiyono.

Ia mengungkapkan, napi teroris tidak bercampur dengan napi lainnya di Lapas Singkawang. Dan setiap akan berhubungan dengan pihak lainnya, harus dalam pengawalan. Termasuk saat salat  Jumat di Masjid Lapas Singkawang.

“Kita tidak mau mengambil risiko jika napi teroris menyebarkan pahamnya ke napi lain, maka kita isolir agar tidak berhubungan dengan napi lainnya,” tegasnya.

Namun demikian, napi teroris tersebut tetap dalam kondisi sehat. Dan, kooperatif dengan petugas Lapas.

Disinggung kejadian di Mako Brimob Jakarta, Sambiyono menegaskan antisipasi sudah dilakukan.  “Kami bekerja sama dengan pihak Kodim 1202 Singkawang dan Polres Singkawang terkait pengamanan Lapas Singkawang, baik petugas Kodim dan Polres akan melakukan patroli untuk melihat kondisi keamanan Lapas Singkawang,” paparnya.

Dari penglihatan Rakyat Kalbar, napi teroris tersebut memang diamankan dari napi lainnya. Untuk masuk ke Lapas Singkawang, dari pintu depannya saja, gerbang besar harus diketuk terlebih dahulu. Petugas akan mengintip si pengetuk melalui lubang kecil berukuran segi empat dengan ukuran sekitar 20 cm x 20 cm.

Lalu seorang petugas akan keluar menanyakan apa keperluan yang datang. Jangan berharap bisa masuk apabila tidak mendapat izin dari Sambiyono.

 

Laporan: Andi Ridwansyah, Ambrosius Junius, Suhendra

Editor: Mohamad iQbaL