-ads-
Home Patroli Polair Bikin Ombak Buatan, Jenazah Petani Ditemukan

Polair Bikin Ombak Buatan, Jenazah Petani Ditemukan

EVAKUASI. Jajaran kepolisian, TNI, Tim SAR, Polair dan warga mengevakuasi jenazah Sartina yang tewas tenggelam di Sungai Sebawi, Selasa (30/8). POLSEK SAMBAS FOR RAKYAT KALBAR

eQuator.co.id – Sambas-RK. Setelah seharian mencari, akhirnya rombongan jajaran Polsek Sambas, Tim SAR, Polair, TNI dan warga menemukan jenazah Sartina alias Indak, 45, Selasa (30/8) pukul 06.40.

Sartina merupakan korban tenggelam di Sungai Sebawi, Dusun Sebatuk Timur, Desa Tebing Batuk, Sebawi. Pencarian dilakukan menggunakan perahu, bangkong dan kapal patroli Polair.

Kapolres Sambas AKBP Cahyo Hadi Prabowo melalui Kapolsek Sambas Kompol Agus Riyanto mengatakan, masyarakat bahu membahu melakukan pencarian jenazah Sartina. Berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan jenazah korban.

-ads-

“Sekitar pukul 06.40, jenazah korban ditemukan sekitar 500 meter dari lokasinya tenggelam. Saat itu juga jenazah kita bawa ke rumah duka,” jelas Agus.

Jenazah Sartina disambut isak tangis keluarga yang sudah berkumpul di rumahnya.

Menurut Agus, proses pencarian korban sempat terkendala derasnya arus. Berbagai alat dan cara dilakukan kepolisian, TNI dan Tim SAR, bahkan proses pencarian sempat terhenti di malam hari. Subuhnya pencarian dilanjutkan kembali hingga berhasil menemukan jenazah Sartina.

“Proses penemuan jenazah, anggota Polair membuat ombak dengan cara memutar-mutarkan longboat di lokasi korban tenggelam. Jenazah korban pun timbul ke permukaan karena dorongan ombak,” jelasnya.

Sartina dimakamkan di pemakaman umum Desa Tebing Batu, Kecamatan Sebawi, Selasa (30/8) pukul 10.00. “Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Pihak keluarga juga menolak untuk divisum. Sebab korban meninggal tenggelam karena memiliki riwayat sakit,” ungkap Agus.

Agus mengimbau masyarakat Sambas yang bermukim di bantaran sungai, agar tidak membiarkan kerabat atau keluarganya yang memiliki riwayat sakit mendayung sampan seorang diri.

“Kita memiliki wilayah perairan, hampir setiap kecamatan memiliki aliran sungai. Apalagi cuaca tidak menentu, kadang angin bertiup kencang, jadi harus tingkatkan kewaspadaan,” imbaunya.

Sebelum tenggelam, warga melihat Sartina terkapar di sampannya, kemudian terjatuh ke Sungai Sebawi, Senin (29/8) pukul 06.30. Dia diduga kelelahan mendayung sampan menuju ladangnya di Dusun Sebatuk Barat, lokasinya seberang Sungai Sebawi untuk memanen padi. (edo)

Exit mobile version