PLTMG Bangkanai Siap Perkuat Kelistrikan Kalteng-Kalsel-Kaltim

eQuator.co.id-Barito Utara. PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) serah terimakan Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai Stage 2 kepada unit pengoperasian yaitu PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Kalimantan (UIKL KAL) di bulan Agustus ini. Setelah selesai dibangun dan memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk keseluruhan 16 engine nya pada bulan April lalu.

Dengan demikian, pembangkit yang memiliki kapasitas daya total keluaran sebesar minimal 140 Mega Watt (MW) ini sudah dapat menghasilkan listrik yang bisa dinikmati oleh pelanggan PLN. Pembangunan pembangkit ini meraup nilai investasi sebesar Rp 1,9 trilliun dan memiliki 2 engine hall yang masing-masing menghasilkan listrik berkapasitas minimal sebesar 70 MW.

Hingga paruh pertama tahun 2022, tercatat pembangkit yang terletak di Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara ini menjadi pembangkit baru dengan kapasitas terbesar yang selesai dibangun di Indonesia.

“Kami bersyukur bahwa PLTMG Bangkanai Stage 2 ini akhirnya sudah selesai dibangun dan telah mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan sehingga siap beroperasi untuk memperkuat keandalan sistem kelistrikan di tiga provinsi, yakni Kalimantan Tengah, Selatan, dan Timur,” ujar Reisal Rimtahi Hasoloan, General Manager PLN UIP KLB dalam keterangan resminya kemarin

Proses pembangunan pembangkit telah dimulai sejak akhir tahun 2017 di tanah seluas kurang lebih 4,9 HA. Dalam keterangannya, Reisal menyampaikan proyek ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 44,55 persen.

Reisal menjelaskan bahwa pembangunan PLTMG ini merupakan salah satu proyek yang cukup menantang. Pasalnya, terdapat pembatasan mobilisasi kala pandemi melanda dan akses menuju lokasi pembangkit cukup sulit dijangkau. 

“Akses jalan darat menuju pembangkit sulit untuk dilakukan terlebih saat musim hujan turun, tetapi semua ini dapat kita lalui hingga akhirnya dapat menyelesaikan proyek ini dengan baik,” sebutnya 

Beroperasinya pembangkit ini ditandai dengan dilakukannya Serah Terima Operasi Proyek (STOP) dari PLN UIP KLB sebagai unit PLN yang bertugas membangun proyek kepada PLN UIKL KAL sebagai unit yang bertanggung jawab mengoperasikan dan memilihara pembangkit dan jaringan transmisi di pulau Kalimantan.

Beroperasinya pembangkit ini akan meningkatkan daya mampu Sistem Barito yang merupakan sistem kelistrikan yang ada di Kalsel dan Kalimantan Tengah. Saat ini, PLN tengah membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Kendawangan-Sukamara yang akan menyambungkan sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dengan Sistem Khatulistiwa yang merupakan sistem kelistrikan di Kalbar. 

“SUTT 150 kV Kendawangan-Sukamara akan menjadi SUTT yang akan menyambungkan interkoneksi antara Sistem Barito dengan Sistem Khatulistiwa. Jika proyek ini selesai dibangun dan beroperasi, maka keandalan listrik di seluruh Kalimantan akan menjadi lebih baik,” terang Reisal.

Sedangkan di sisi Kalimantan Barat, interkoneksi sistem Ketapang dan Khatulistiwa akan diperkuat dengan SUTT 150 kV Tayan-Sandai yang merupakan jalur transmisi terpanjang di Kalbar yang sedang dibangun saat ini. (Ova)