PKL Kembali Hiasi Wajah Kota Pontianak

Ilustrasi-NET

eQuator – Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tidak mau diatur Pemerintah Kota Pontianak dianggap sebagai biang pembuat kumuh wajah Kota Khatuliswa. Terlebih di beberapa kecamatan keberadaan mereka terlihat mulai menjamur kembali.

Anggota Komisi C DPRD Kota Pontianak, Bebby Nailufa menyarankan, Pemkot harus mempunyai jurus jitu dalam menangani PKL. Serta tidak terlepas pula mencarikan solusi konkret agar PKL tetap bisa melakukan aktivitasnya tanpa melakukan pelanggaran Perda.

“Merupakan pekerjaan rumah tersendiri bagi Pemerintah Kota Pontianak untuk mengawasinya. Seharusnya ketika mereka akan membangun tempat sudah ditegur. Jangan setelah mereka berjualan, baru ada tindakan,” tegasnya, Sabtu (29/11).

Legislator Partai Golkar ini berpendapat, sejauh ini Pemkot Pontianak memang sudah menfasilitasi PKL di beberapa lokasi sebagai tempat mereka berjualan. Tetapi hal ini dipandang belum maksimal, lantaran masih belum terjamah secara merata sehingga mereka yang tidak terakomodir tetap berjualan. Padahal, Bebby menilai terkait aturan yang sudah diketahui para pedagang tetap saja dilanggar. Dengan dalih mencari sesuap nasi alias cari makan.

“Namun untuk mengatasi meningkatnya jumlah PKL, seperti di Kecamatan Pontianak Kota dan Pontianak Barat, Pemerintah Kota Pontianak harus melakukan dialog mencari solusi terbaik guna mewujudkan kota yang bersih dan tertib,” sarannya.

Sudahlah kurang berdialog, lanjutnya, faktor lain adalah lemahnya pengawasan sehingga menjadi salah satu penyebab PKL kembali muncul.

Salah satu solusinya, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pontianak perlu mendata kembali pasar-pasar yang belum ditempati pedagang. Jika sudah diketahui maka perlu diberlakukan syarat yang mudah agar mereka bisa menempati lapak yang kosong untuk menjajakan dagangan mereka.

“Masih ada beberapa tempat atau pasar yang kosong sehingga para PKL bisa diarahkan ke sana. Dengan pembinaan yang baik maka keberadaannya bisa menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baik bagi pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak,” ulasnya. (agn)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.