Gadis yang senang mendengarkan musik jazz ini juga bercerita tentang pengalaman pertamanya ketika menjadi host di program TV Selada. “Waktu itu acara disiarkan langsung (live), dan aku tuh grogi. Padahal pas casting tak begitu, ngomongnya belepotan sampai salah script,” ceritanya lagi.
Kemudian ada juga pengalaman lucu saat Glery membawakan acara. Biasanya ketika kamera sudah mulai merekam, dia pasti berlagak seperti presenter ternama gitu. Tapi kalau sudah mulai iklan atau muterin lagu, suka iseng joget sampai tekacahganyah kalau kata orang Pontianak.
“Jadi waktu itu sudah bumper mau masuk acara, dan diawali dengan lagu, terus kita lagi joget ikutin lagu itu dan gak merhatiin kalau crew sudah kasih kode, kalau acara sudah mau masuk. Jadinya pas kamera on dan kitanya masih joget, langsung kaget terus langsung pura-pura lagi jadi presenter yang baik hahaha,” kenangnya sambil tertawa.
Hal yang mengesankan menjadi presenter bagi Glery, ketika dia pergi ke luar daerah. Karena banyak warga di daerah yang mengenalinya sebagai pembawa acara di TV. Dia juga mengapresiasi masyarakat di daerah yang sangat mendukung perkembangan TV lokal di Kalimntan Barat.
“Padahal kita ke daerah mau liburan ceritanya, bukan mau bawain acara. Tapi menurut aku itu yang paling berkesan,” jelasnya.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari media apapun untuk menjadi seorang presenter yang baik. “Aku aja buka Youtube untuk lihat bagaimana presenter membawakan acara, bagaimana kontak dengan kamera dan audience, bukan copy-paste ya, tapi dipelajari,” tegas Glery.
Berbicara pekerjaan, tentu juga berbicara tentang pendapatan. Menurut Glery, jika hanya menjadi seorang presenter tidak akan mendapatkan penghasilan yang cukup. Sangat perlu untuk mencari pendapatan tambahan selain menjadi presenter. “Karna aku bekerja sebagai dosen dan juga presenter, ya pendapatan aku sih cukuplah,” akunya.
Ia bersyukur karena keluarganya mendukung apapun yang ia kerjakan. Mau jadi dosen, presenter, yang penting mengerjakan itu semua dengan penuh tanggungjawab. “Paling kalau pulang malam jak, itu pasti ditelponin,” cerita Glery.
Menurutnya, perkembangan dunia presenter di televisi lokal Kalbar cukup berpotensi. Namun itu juga kembali lagi kepada para presenter. Perlunya promosi dan bekerja secara profesional dirasa menjadi faktor penting dalam mengembangkan potensi tersebut.
Meskipun berbakat, namun kurang mempromosikan diri kepada masyarakat, apalagi jika tidak bersikap profesional, maka prospek kedepannya tidak akan bagus. “Kita akan dikenal orang, orang juga pasti akan pakai kita, itu intinya,” ucap Glery.
Setiap wanita pasti ingin berpenampilan menarik. Menurut Glery itu penting, apalagi dirinya setiap hari bekerja dan berhadapan dengan banyak orang. “Tak harus yang wah dan mahal, yang penting rapi, bersih dan menarik. Kenapa hal itu perlu, karena orang pasti melihat dan memperhatikan kita ketika berinteraksi,” ungkapnya.
Ia menyadari, ketika dulu masih menjadi mahasiswi di Akbid, setiap melakukan aktivitas pasti menggunakan pakaian serba putih. Jadi harus rapi, bersih dan wangi. “Kalau ketemu pasien kan enak dilihatnya, kalau rambut sudah acak-acakan, muka berminyak, baju warnanya kuning dekil, orang gak akan mau dirawat sama kita,” tegasnya.
Selain sibuk bekerja, Glery juga pasti menyempatkan diri untuk melakukan aktivitas olahraga. Ia bercerita, dulunya pernah mengikuti tim basket sewaktu masih menjadi siswi di SMA Negeri 7 Pontianak. Tapi sekarang hanya rutin olahraga yang ringan seperti aerobik, yoga dan gym. Menurutnya olahraga itu penting. “Kalau tak olahraga tuh rasanya aneh, jadi cepat capek kalau lagi kerja,” ungkap Glery.
Glery yang merasa senang tinggal di Kota Pontianak, berharap agar generasi muda lebih kreatif dalam berinovasi. Anak muda harus banyak belajar dan jangan mudah puas.
“Belajar dengan cara melihat. Karena dengan melihat, kita pasti akan penasaran, kemudian kita pasti ingin cari tahu, nah begitu kita tahu, kita pasti akan mengembangkannya. Itulah rentetan pembelajaran,” jelas Glery. (*)