Petani Lada Perbatasan Sulit Dapatkan Pupuk Bersubsidi

Beli ke Malaysia Malah Ditangkap

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – Putussibau – RK. Menggeliatnya minat masyarakat mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan perlu mendapat dukungan dari pemerintah. Seperti halnya penyediaan pupuk subsidi.

Akhir-akhir ini banyak petani mengeluhkan sulit mendapatkan pupuk bersubsidi. Hal tersebut menyebabkan sejumlah petani di daerah perbatasan harus mendatangkan pupuk dari negera tetangga, untuk keperluan kebun lada mereka. Namun belakangan ini ada yang ditangkap karena dianggap ilegal. Kelangkaan pupuk ini menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat dan berharap ada solusi dari pemerintah.

Tokoh masyarakat perbatasan Agus Mulyana SH MH mengungkapkan, masyarakat perbatasan sangat membutuhkan pupuk untuk keperluan kebun lada. Sementara pupuk sulit didapatkan, sehingga mereka mendatangkan dari negera tetangga. Akan tetapi timbul persoalan baru, masyarakat yang membawa pupuk ditangkap oleh aparat dengan dalih untuk kepentingan bisnis.

“Saya katakan pupuk yang masyarakat bawa untuk kepentingan memupuk lada. Sekarang kalau kebun lada masyarakat terlantar karena tak dipupuk siapa yang bertanggungjawab,” kata Agus belum lama ini.

Mestinya kata Agus, kalau hanya untuk kepentingan memupuk kebun lada petani di sekitar perbatasan ada toleransi. Apalagi yang masyarakat beli itu dalam jumlah sedikit. Karena sambung Agus, untuk lada tidak bisa menggunakan sembarang pupuk. Hanya pupuk tertentu yang cocok.

“Kalau pupuk dari seberang memang agak bagus. Jadi mereka biasa membeli ke sana,” ungkap mantan Wakil Bupati Kapuas Hulu ini.

Menurutnya, memang sebagian besar masyarakat di perbatasan berkebun lada. Jika di dalam negeri ada pupuk tentu masyarakat tak membeli keluar.

“Karena dalam negeri tidak tersedia maka petani membelinya,” pungkas Agus.

Terpisah, Kepala Desa Pemawan Kecamatan Boyan Tanjung Abang Mustafa berharap pemerintah bisa menyediakan pupuk bersubsidi bagi petani. Terlebih saat ini sebagian desa sudah membentuk BUMDes dengan bidang usaha di sektor pertanian dan perkebunan. Jika pupuk tidak tersedia, tentu usaha BUMDes tidak bisa berjalan secara maksimal.

“Saya beberapa kali menanyakan ke dinas terkait, mereka bilang kosong,” tandasnya.

“Kalau pupuk non subsidi si banyak. Tapi karena ini BUMDes, anggaran terbatas tentu berharap pupuk bersubsidi untuk kepentingan usaha BUMDes yang kami bentuk ini,” timpal pria yang akrab disapa Wan Mus ini.

 

Reporter: Andreas

Redaktur: Arman Hairiadi