eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Pembudidaya tambak udang di Desa Medan Mas, Kecamatan Batu Ampar sudah dua musim mengalami gagal panen. Akibatnya, puluhan ribu ekor udang mati, sehingga petambak mengalami kerugian hingga mencapai ratusan juta rupiah.
Anggota Gapokan Bahari Lestari, Busri mengatakan, gagal panen ditengarai karena adanya serangan virus yang menyerang bibit udang yang ditebar.
“Selain itu, faktor cuaca juga ikut mempengaruhi gagal panen. Tapi, kalau dilihat dari hasil survei dari petugas karantina memang ada virus yang menyerang,” ujar Busri, Kamis (26/7).
Busri mengungkapkan, tambak udang miliknya ada sekitar 50 ribu lebih bibit yang ditebar. Tetapi setelah dipanen hasilnya tidak ada. “Sudah dua musim begitu terus,” keluhnya.
Ia menceritakan, saat normal tambak udang yang dimilikinya biasa mampu memproduksi sekitar 1 ton udang per sekali panen. Dalam satu tahun sirkulasi panen dilakukan sebanyak tiga kali.
“Kami panen setiap per tiga bulan sekali. Jadi dalam setahun tiga kali panen. Kalau normal per sekali panen bisa untung Rp60 juta. Itu kotor. Kalau bersih bisa sekitar Rp40-an juta. Tetapi, dua musim ini saya gagal panen. Kerugian mencapai ratusan juta,” jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan keterangan dari petugas karantina virus yang menyerang bibit udang petani diduga virus bawaan. Artinya, bibit udang yang didatangkan memang sudah terkontaminasi virus.
“Bibit ini kami datangkan dari Jawa. Makanya petugas karantina kemarin menyarankan kita agar tidak sembarangan membeli bibit,” timpalnya.
Dia berharap supaya hasil panen bisa kembali normal di musim berikutnya. Busri juga berharap pemerintah bisa memberikan perhatian untuk pengembangan potensi budidaya udang di Kecamatan Batu Ampar. Sebab potensi pengembangan budidaya tambak udang di tiga desa di Kecamatan Batu Ampar sangat besar.
“Saya optimis jika Pemerintah Kubu Raya serius mengembangkan potensi tersebut. Bukan tidak mungkin budidaya tambak udang bisa menjadi salah satu ikon Kubu Raya,” ulasnya.
Sementara itu, Haidianto yang merupakan petambak udang yang tergabung di Gapokan Bahari Lestari mengungkapkan, sejatinya memang perhatian pemerintah daerah dalam pengembangan potensi tambak udang di Kecamatan Batu Ampar relatif minim. “Paling selama ini bantunya hanya berupa bibit,” tuturnya.
Padahal kebutuhan petani untuk mengembangkan potensi tambak udang cukup banyak. Sementata Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki juga sangat terbatas. “Makanya memang kami ini perlu pembinaan dari dinas terkait supaya produksi kita bisa meningkat,” harapnya.
Sementara itu, Camat Batu Ampar, Junaidi mengatakan, Dinas Perikanan Kubu Raya sudah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi gagal panen yang dialami pembudidaya tambak udang yang tergabung dalam Gapokan Bahari Lestari di Desa Medan Mas.
“Sudah diambil langkah-langkah dari Dinas Perikanan. Secara teknis, dinas terkait yang paham seperti apa langkah-langkah tersebut,” paparnya.
Menurutnya, di Batu Ampar ada tiga desa yang punya potensi untuk pengembangan tambak udang. Ketiga desa tersebut di antaranya, Desa Padang Tikar 1, Desa Nipah Panjang dan Desa Medan Mas. “Tetapi, saat ini yang produktif memang kelompok Gapokan di Desa Medan Mas,” ujarnya. (sul)