eQuator.co.id – Jakarta-RK. Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti kemarin (23/8) akhirnya angkat bicara mengenai teror perompak yang semain marak terjadi di sekitar Perairan Lampung hingga Selat Karimata. Pasalnya, ratusan nelayan yang berasal dari kawasan pantai utara (Pantura) di antaranya Jakarta, Tegal, Cirebon, Kerawang, dan Indramayu yang biasa mencari ikan di daerah tersebut mulai takut melaut.
Selain itu, Susi mengatakan bahwa hal tersebut secara perlahan mulai mempengaruhi kondisi perekonomian mereka dan keluarganya karena pendapatan mereka sebagai nelayan otomatis berkurang bahkan terhenti. “Sampai saat ini sudah terjadi 86 kali perompakan, yang dirampok adalah seluruh hasil perikanan para nelayan yang menjadi korbannya. Kebanyakan adalah nelayan rajungan (sejenis kepiting, Red),” kata Susi saat mengelar konferensi pers di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus), kemarin.
Susi menegaskan bahwa hal tersebut tidak dapat didiamkan. Menteri yang terkenal dengan penampilannya yang nyentrik tersebut berjanji akan segera berkoordinasi dengan kepolisian dari Polda Lampung dan pihak TNI AL untuk menanggulangi ancaman perompak di perairan Lampung dan Selat Karimata.
“Besok pagi (hari ini, Red) Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP akan berangkat ke Lampung dan membahas soal pengamanan aktivitas nelayan di perairan tersebut,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Tangkap KKP Mohammad Zulficar Mochtar mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang dia terima, perompakan di perairan Lampung hingga Selat Karimata terjadi sejak tiga bulan terakhir. Sejumlah daerah lain yang rawan perompakan yakni sekitar Pulau Sabira, Pulau Kelapa hingga ke pesisir Lampung.
Zulficar juga menjelaskan bahwa para pelaku selalu berkelompok dan membawa senjata tajam serta senjata api dalam melancarkan aksinya. “Korbannya sudah banyak. Setiap nelayan yang jadi korban rata-rata mengalami kerugian hingga Rp 25 juta,” terang Zulficar.
Zulficar melanjutkan, KKP melalui Satgas illegal fishing atau yang dikenal sebagai Satgas 115 siap ikut mengamankan perairan dari aktivitas perompakan agar para nelayan dapat melaut dengan aman. “Ya ini jadi tampbahan tugas dari Satgas 115 yang biasanya ngurusin illegal fishing. Kami siap mengemban tugas itu kalau tupoksinya sesuai,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Abdul Halim menyatakan, hingga kini sebanyak 250 nelayan sudah menjadi korban perompakan di perairan Lampung. Total kerugiannya fantastis. “Lebih dari Rp 10 miliar,” tegasnya.
Kendati demikian, Abdul mengatakan bahwa aparat belum banyak bertindak menuntaskan kasus tersebut. “Aparat penegak hukum seakan tutup mata dan enggan mengambil langkah konkret dalam memastikan keamanan dam perlindungan bagi nelayan,” ucapnya. (Jawa Pos/JPG)