eQuator – Sambas. Jembatan berukuran 2,5 meter x 6 meter yang menghubungkan Dusun Aruk ke Dusun Aping di Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar layak dibangun permanen. Sebab, jembatan berbahan kayu itu menjadi akses perekonomian masyarakat perbatasan sejak tahun 2009.
“Kita ingin ada sentuhan pembangunan pada jembatan ini, karena sudah lama desa kami tidak tersentuh pembangunan,” kata Dimas Tajur, 42, tokoh masyarakat Dusun Aping kepada wartawan.
Belum lama ini, ujar Dimas Tajur, mobil terperosok di jembatan kayu saat melintasi jembatan tersebut. Beruntung pengendaranya tidak mengalami cidera. “Saya sampaikan dengan harapan dapat diketahui secara luas dan bisa segera dibangun. Apalagi desa kami berada di wilayah perbatasan antara negara, yang katanya serambi terdepan Indonesia. Jadi ini harus menjadi perhatian pemerintah,” desaknya.
Sementara itu, Iyop, 53, Ketua RT 2 Dusun Aruk menegaskan, jembatan tersebut dibangun Pemkab Sambas sekitar tahun 2009-2010. Saat ini jembatan tersebut masih bisa digunakan, namun masyarakat yang akan melintasinya harus berhati-hati, terutama kendaraan bermuatan berat. “Masyarakat berharap jembatan ini bisa dibangun beton, jadi bisa tahan lama. Dampak lainnya, bisa mendongkrak sarana perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan,” harapnya.
Harapan serupa disampaikan Nampe, Kepala Desa (Kades) Sebunga. Pria berusia 50 tahun ini berharap, pemerintah mengakomodir keinginan masyarakat perbatasan. Sebab, perbaikan jembatan ini menyedot biaya yang tidak sedikit. Sementara Dana Desa juga diperuntukkan bagi infrastruktur lain di Desa Sebunga. Makanya, perlu dukungan pemerintah untuk merealisasikan jembatan sesuai harapan masyarakat. “Jembatan ini sudah tua. Sudah beberapa kali masyarakat memperbaiki, tidak lama rusak lagi. Ini kan satu-satunya akses lintasan antar dusun,” terangnya.
Dia dan masyarakat Desa Sebunga mendesak pemerintah segera membangun jembatan yang lebih layak, baik diperbaiki atau dibangun kembali yang permanen, agar ketahanan dan kualitas jembatan ini lebih kokoh. Sehingga mampu menopang aktivitas masyarakat dan roda perekonomian masyarakat. “Harapan kami jembatan yang masih terbuat dari kayu bisa dibuat permanen, supaya lebih kokoh dan tahan lama,” harapnya.
Reporter: Muhammad Ridho
Redaktur: Yuni Kurniyanto