Peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ke 245

Sutarmidji Ingin Tersenyum di Pembaringan Terakhir

CIPIKA-CIPIKI. Walikota Sutarmidji bersalaman dengan Sultan Syarif Abubakar Mahmud Alkadrie usai upacara peringatan hari jadi Kota Pontianak ke 245 di depan Kantor Walikota Pontianak, Jalan Rahadi Usman, Minggu (23/10). FIKRI AKBAR

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Rangkaian kemeriahan hari jadi Kota Pontianak ke 245 telah mencapai puncak. Pemkot menggelar upacara di depan Kantor Walikota Pontianak, Jalan Rahadi Usman, Minggu (23/10).

Seremonial peringatan Kota Pontianak yang lahir pada 23 Oktober 1771 silam ini berjalan khitmad. Upacara juga diawali dengan pembacaan sejarah singkat terbentuknya Kota Pontianak. Upacara peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ke 245 ini dihadiri oleh ribuan peserta. Beberapa diantaranya merupakan walikota dan perwakilan walikota se-Kalimantan.

Terselip harapan serta tekad besar Pemkot, menjadikan Pontianak semakin maju dalam berbagai aspek. Agar bisa bersaing dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Walikota Pontianak, H. Sutarmidji, SH, M.Hum dalam pidatonya menyampaikan, dengan pertambahan usia kota yang dipimpinnya, hendaknya dapat dimaknai dengan terus melakukan peningkatan dalam berbagai bidang. Tentunya dibarengi dengan kerja keras secara tulus dan ikhlas membangun kota tercinta.

Sutarmidji mengaku, selama kurang lebih delapan tahun pemerintahannya, telah banyak perbaikan serta lompatan inovasi yang dilakukan. Dia pun megucapkan terima kasih kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajaran Kota Pontianak yang telah mendedikasikan dirinya dengan baik. Namun demikian, dia tidak berharap para abdi negara itu akan menuntut apapun atas dedikasi mereka yang tinggi.

“Jangan bicara tentang apa yang bapak-ibu akan dapatkan, dari dedikasi yang tinggi. Tapi satu hal yang patut kita renungkan bersama, kita lakukan yang terbaik, dengan sungguh-sungguh untuk pembangunan, untuk masyarakat,” ujar Walikota Sutarmidji.

“Maka ketika kita berada di pembaringan terakhir, kita akan tesenyum ketika orang-orang membicarakan tentang hal-hal baik baik yang pernah kita lakukan untuk kota ini. Dan kita akan sedih, menangis di pembaringan ketika kita dikenang tidak berbuat, hanya jeleknya saja. Camkan itu pada diri kita, sehingga kita ikhlas menjalankan cita-cita membangun kota ini,” sambungnya.

Dikatakan Sutarmidji, dengan sisa waktu pemerintahannya kurang lebih dua tahun ke depan, pribadinya akan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi kota yang dipimpinnya. Walikota dua periode itu ingin, ketika tidak lagi berada di pemerintahan, semua warga akan mengenangnya dengan hal-hal yang baik.

“Ketika saya tidak lagi menjabat atau tidak lagi di muka bumi ini, saya berharap, saya ingin, obsesi saya bisa dikenang dengan hal-hal yang baik. Dan mungkin saya bisa tersenyum ketika di pembaringan terakhir saya,” katanya.

Saat ini, kata dia, capaian-capaian yang diraih dalam hal tata kelola pemerintahan sudah sangat baik. Bahkan jauh di luar dari prediksi sebelumnya. Untuk itu dia meminta apa yang sudah diupayakan bersama dengan kerja keras, dapat terus dijaga dan ditingkatkan.

Khususnya terkait pelayanan kepada masyarakat. Sutarmidji sangat berharap hak ini dapat menjadi perhatian serius bagi semua jajaran di lingkungan pemerintahan.

“Saya berharap tidak ada temuan-temuan Pungli (pungutan liar) lagi. Ingat ya, berilah layanan yang terbaik, peduli pada lingkungan kita dulu. Saya minta Lurah peduli, Camat peduli. Keluhan-keluhan masyatakat direspon dengan cepat. Jangan dibiarkan. Itu harus terus menjadi perhatian, jangan sampai ada kemarahan dalam diri masyarakat,” tegasnya.

Menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, kunci kesuksesan perjalanan pemerintahan selama ini terletak pada tingginya kepercayaan masyarakat yang dibangun pemerintah. Ketika kepercayaan itu hilang, maka mustahil roda pemerintahan akan berjalan dan tujuan pembangunan yang dicitakan bisa tercapai.

“Membangun kepercayaan itu tidak gampang. Maka jangan sekali-kali kita untuk mendegradasinya,” kata Sutarmidji.

Angkat Marwah Kesultanan

Momentum Hari Jadi Kota Pontianak menjadi kesan dan kembanggan tersendiri bagi seluruh masyarakat Kota Pontianak. Begitu pula bagi Sultan Pontianak, Syarif Abubakar Mahmud Alkadrie.

Menurut Sultan, perayaan Hari Jadi Kota Pontianak secara langsung telah mengangkat marwah kebudayaan leluhur Kota Pontianak. “Kami dari Kesultanan Pontianak, termasuk kaum kerabat, keluarga, masyarakat Pontianak banyak-banyak mengucapkan terimakasih kepada Walikota yang sudah begitu dalam menyambut Hari Jadi Kota Pontianak. Ini diperingati setiap tahun selama beliau menjadi walikota,” kata Sultan Syarif Abubakar di Kantor Walikota Pontinak usai menghadiri upacara Hari Jadi Kota Pontianak ke 245, kemarin.

Kesultanan Kadariyah Pontianak menilai, perjalanan pemerintahan yang dipegang Walikota Sutarmiji selama ini sangat baik. Sutarmidji pun dianggap telah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kebudayaan.

“Kebudayaan tergantung pada pemerintah daerah. Apakah pemerintah daerah mau mengangkat atau tidak. Tapi terbukti selama jabatan beliau (Sutarmidji) selama ini, Alhadulillah, kebudayaan kita terangkat. Seperti contoh makan saprahan, hadrah dan lain sebagainya, drumband, lomba sampan, kami sangat bangga sekali. Mudah-mudahan ini terus dipertahankan,” harap Sultan Syarif Abubakar.

Tak hanya itu, Pemkot Pontianak juga dinilai telah berperan besar dalam pembangunan fisik terhadap peninggalan sejarah. Salah satunya rehab Istana Kadariyah. Sebagai upaya penyelamatan warisan leluhur kebudayaan Pontianak.

“Kalau dulu rusak, (diperbaiki) tiga keping-tiga keping papan saja. Tapi kalau walikota sekarang ini, Sutarmidji, dari pondasi awal sampai ke atas totalnya Rp3 miliar lebih, termasuk pengecatannya,” katanya.

Sultan Syarif Abubakar menyampaikan, dengan mengangkat dan melestarikan tradisi kebudayaan, Pemkot Pontianak secara otomatis telah mengangkat marwah garis keturunan sultan.

“Beliau sudah mengangkat marwah-marwah dari sultan ke satu sampai ke tujuh. Kebudayaan tidak bisa ditingalkan. Jangan sampai kebudayaan asing masuk ke Indonesia. Kebudayaan Indonesia akan tenggelam. Maka dari itu dipertahankanlah. Siapapun jadi walikota (ke depan), kebudayaan harus dipertahankan,” pesannya.

 

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Hamka Saptono