eQuator.co.id – Sintang-RK. Warga Jawa di Kabupaten Sintang diharapkan selalu menjalin dan memperat silaturrahmi kepada siapapun, tanpa melihat perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).
“Jangan ada perbedaan dalam menjalin silaturrahmi,” kata dr Jarot Winarno, Bupati Sintang, ketika membuka Halalbihalal Pusat Paguyuban Budaya Jawa (Puspawaja) Kabupaten Sintang, di Stadion Baning, Sabtu (29/7).ntang, ketika membuka Halalbihalal Pusat Paguyuban Budaya Jawa (Puspawaja) Kabupaten Sintang, di Stadion Baning, Sabtu (29/7).
Jarot juga berharap Puspawaja di Sintang dapat bersama-sama pemerintah menjaga dan menciptakan situasi kondusif di Sintang. “Situasi kondusif merupakan modal utama untuk membangun agar Sintang lebih maju,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Jarot kembali menyampaikan tiga dimensi makna halalbihalal. Pertama, Dimensi Keagamaan. Sesudah melaksanakan ibadah puasa Ramadan hingga menjadi Fitri.
Kedua, Dimensi Kemanusiaan. Manusia saling memaaf-maafkan dengan berjanji tidak mengulangi kesalahan terhadap sesamanya, dan Ketiga, Dimensi Kebanggsaan. Mampu hidup saling berdampingan satu sama lain dengan saling menjaga silaturahmi antarsesama.
“Halalbihalal merupakan tradisi masyarakat muslim di Indonesia yang harus terus dilestarikan. Sehingga, tali silaturrahmi yang selama ini telah terjalin, tidak dapat mudah terpecah belah,” jelas Jarot.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Halalbihalal Puspawaja Sintang, Edi Sunaryo mengatakan, halabihalal ini merupakan agenda tahunan dan keinginan warga Jawa di Kabupaten sintang, agar bisa saling bersilaturahmi, baik dengan sesama warga Jawa, pemerintah maupun masyarakat lainnya. “Ini agenda untuk bertemu secara langsung atau bertatap muka dengan Bupati dan Pejabat lain serta masyarakat,” katanya. (Adx)